Minggu, 07 Februari 2021

Membaca R. Ng. Ranggawarsita dalam Satria Piningit

Jadid Al Farisy *
 
Ketika berbicara pemimpin, pikiran orang kebanyakan akan selalu tertuju pada seseorang, lembaga, atau institusi dimana ada subjek menjadi center yang bertugas memimpin objek yang harus dan butuh dipimpin. Para pemimpin bekerja pada ranah mengkonsep, mengarahkan, menjalankan, mengorganisir, serta berkewajiban mengevaluasi segala hal berkaitan dengan bidang tanggung jawabnya. Namun pemaknaan pemimpin tergantung dari sudut pandang ia ambil, di ruang lingkup mana tinggal. Sehingga perbedaan argumentasi menjadi keniscayaan.
 
Seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara tugas maupun moral terhadap sebuah komunitas atau masyarakat yang dipimpinnya. Dalam prosesnya, banyak hal yang melatar belakangi terbentuknya sosok pemimpin. Tentu saja berbeda-beda sesuai ranahnya masing-masing. Mulai dari tingkat kepemimpinan paling kecil, misalnya keluarga, sampai lingkup lebih luas seperti dalam tata kelola suatu negara. Dari semua itu ada satu hal pasti dan menjadi keinginan semua orang, yaitu adanya pemimpin adil. Karena dari sana kesejahteraan dapat diraih.
 
Di kalangan masyarakat Jawa, terdapat salah satu kepercayaan tentang pengharapannya pada seorang pemimpin yang adil. Ketika keadaan sosio culture sebuah komunitas masyarakat berada di titik resesi, kronis atau akut yang meliputi semua aspek, pada titik itu pula sebenarnya terjadi kulminasi partikel-partikel cahaya yang siap menyemburat menjadi damaring kahanan. Atau lingkaran cahaya tersebut boleh kita sebut ratu adil, satria piningit dalam terminologi budaya Jawa, atau sang imam Mahdi pada khazanah keislaman.
 
Menurut sebagian orang ngerti (sebutan orang linuwih) kejawen, meramalkan bahwa untuk sampai tahapan ini, harus melalui prosesi yang dalam pewayangan disebut perang brubuh, suatu keadaan chaos yang kan benar-benar menghasilkan perubahan besar dalam dimensi apapun yang berada dalam lingkup lakon pakem pewayangan.
 
Misalnya seorang raja angkara sebuah kerajaan akan tergantikan dengan yang lebih berbudi bawa leksana, ksatria yang telah purna lelana brata didaulat menjadi raja, seorang raja tua yang lengser keprabon menjadi brahmana atau menjalani kehidupan yang menjauhi urusan duniawi, dan hanya mempersembahkan jiwa raganya kepada ingkang murbeing dumadi, dan sebagainya.
 
Seseorang siapapun itu bolehlah meramalkan, memprediksi, memproyeksikan pandangannya terhadap alur kehidupan manusia, termasuk perihal kepepimpinan, tetapi hal tersebut tidaklah cukup menjadi patokan yang mutlak. Karena dalam keberlangsungan lakon manusia di dunia, sungguh amatlah kecil bagian yang bisa terbaca oleh akal manusia itu sendiri.
 
Semua bisa saja terjadi, misal dalam konsep munculnya satria piningit yang diidam-idamkan oleh kaum tertentu, tidak harus melalui kronologi bencana super dahsyat terlebih dahulu. Bisa juga penafsiran atas bencana hebat, gonjang-ganjing huru-hara yang mengiringi lahirnya ratu adil, bukan dari segi pengertian dhohir, melainkan dari sudut pandang batin.
 
Munculnya konsep satria piningit sendiri dalam histori babad tanah Jawa, tak bisa dilepaskan dengan dua tokoh yang sangat berpengaruh. Pertama Prabu Jayabaya, sang raja Kediri (1135-1157 M) dengan pandangan futuristiknya yang dikenal dengan istilah jangka Jayabaya, yaitu sejenis kumpulan prediksi masa depan, diantaranya menjelaskan tentang munculnya ratu adil.
 
Sedang tokoh kedua seorang pujangga keraton Surakarta, yaitu Raden Ngabehi Ranggawarsita (1802-1875 M). Beliau dikenal sebagai pujangga yang sangat fenomenal karena karya-karyanya. Di setiap tulisannya, R.Ng. Ranggawarsita seolah bisa membaca zaman, menyiratkan pandangan melebihi zamannya kala itu. Seperti yang dianggit dalam sebuah pupuh tembang macapat sinom menyebut adanya jaman edan. Dari sini kemudian para penafsir Serat Kalatidha mulai membabar, membuka konsep ratu adil atau satria piningit. Berikut ini bunyi baitnya:
 
Amenangi zaman edan
ewuh aya ing pambudi
melu edan nora tahan
yen tan melu anglakoni
boya keduman melik
kaliren wekasanipun
ndilalah karsa Allah
begja-begjane kang lali
luwih begja kang eling lawan waspada
 
Terjemahan bebasnya kurang lebih di bawah ini:
 
mengalami hidup di zaman gila
serba sulit dalam menetukan sikap dan pikiran
ikut gila tak tahan
kalau tidak ikut
tidak mendapat bagian
akhirnya kelaparan
tapi, Allah maha berkehendak
bagaimanapun beruntungnya orang yang lalai
masih beruntung orang yang ingat dan waspada
 
Ketika dihubungkan dengan kehidupan saat ini, konsep Satria Piningit merupakan simbol akan pembaharuan dalam kepemimpinan nasional. Satria Piningit ialah dua kata sifat yang menyatu dan melekat pada diri seseorang.
 
Satria adalah sifat seorang yang menegakkan kebenaran dan membela kejujuran, sedang Piningit merupakan sifat memingit diri artinya berlindung, menyembunyikan dirinya dari segala yang tidak baik. Satria piningit adalah seorang pemimpin yang bisa manunggaling kawula Gusti.
 
Kalau dalam penafsiran konsep kepemimpinan bisa dimaknai sebagai yang bisa menjaga mandat dari rakyatnya, sebagaimana menjaga amanah dari Tuhan yang menjadikannya kholifah fil ardl, sehingga tidak akan berani menyakiti rakyat, karena itu sama halnya mencederai ketaatannya kepada Tuhan.
 
Inilah sejatinya yang menjadi muatan nilai-nilai dari istilah satria piningit. Siapapun orangnya, kapanpun saatnya, dan bagaimanapun kedatangannya? Tiada menjadi masalah, yang terpenting memiliki kecenderungan selain dekat dengan rakyat, dekat pula terhadap Tuhannya.
 
Gresik, 21 Desember 2020

*) Jadid Al Farisy, lahir di bantaran Bengawan Solo, Desa Kendal, Sekaran, Lamongan. Menulis puisi, cerpen, esai, geguritan. Beberapa karyanya tersiar di media Republika, Radar Bojonegoro, Iqro.id, Alif.id, Pesantren.id. Puisi dan cerpennya bisa dijumpai dalam antologi bersama: Bocah Luar Pagar, Ini Hari Sebuah Masjid Tumbuh di Kepala, Hikayat Daun yang Jatuh dan Muhasabah Warna. Buku tunggalnya: Kopi Kang Santri (cerpen), Aku Membacamu, Kekasih (puisi), Dialektika Akar Rumput (esai), Kawula Mung Saderma (geguritan). Pendidik di SMA Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan, dan MI Ma’arif NU Islamiyah Kendal. http://sastra-indonesia.com/2021/02/membaca-r-ng-ranggawarsita-dalam-satria-piningit/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati