Kamis, 19 Maret 2020

Tamasya Buku

Lukman Santoso Az

Membincang buku merupakan membincang hal istimewa bagi saya. Karena istimewanya, buku selalu hadir dalam tiap langkah dan sudut hati saya. Ada yang mengatakan bahwa setiap buku mempunyai pembacanya sendiri. Dan ketika saya menyebut buku ‘A’ bagus belum tentu menurut orang lain juga menilai bagus. Dalam hal ini saya sepakat dengan M. Husnaini (2016) yang mengatakan bahwa tidak ada buku yang “paling” bagus. Karena hadirnya sebuah buku memang untuk saling melengkapi buku lainnya. Sehingga saya lebih senang menyebut bahwa setiap buku istimewa.

Buku, bagaimanapun merupakan benda istimewa. Saya mengenal buku secara serius, juga di kota yang istimewa: Yogyakarta. Banyak perubahan yang terjadi dari hidup saya, yang merupakan dampak dari membaca buku. Dan buku yang akan saya ulas ini merupakan satu dari sekian buku yang mempengaruhi cara pandang saya dalam memaknai dinamika hidup dan kehidupan. Membincang buku, saya jadi teringat pernyataan Muhammad Hatta ketika dipenjara, yang pernah menulis begini: “Selama aku bersama buku kalian boleh memenjarakanku di mana saja; sebab dengan buku pikiranku tetap bebas." Pernyataan Hatta tersebut setidaknya menegaskan bahwa, meski badan terpenjara dengan membaca buku pikiran dapat bebas menjelajahi dunia.

Setiap buku terlahir juga merupakan karya istimewa bagi penulisnya. Saya jadi teringat dengan salah satu buku berjudul “Musyawarah Buku” karya Khalid Abou el-Fadl (2002) yang menurut saya istimewa. Buku tersebut mengantarkan saya pada pengetahuan tentang khasanah manuskrip Islam yang beragam yang bentuk aslinya belum pernah saya baca sendiri. Dari buku ini pulalah saya semakin yakin bahwa peradaban emas di masa lalu dibangun oleh ribuan perjumpaan, percakapan juga perdebatan orang-orang yang intens membaca buku dan begitu mencintai buku.

Demikian pula halnya dengan Kemerdekaan Indonesia, saya kira merupakan salah satu contoh dimana buku memiliki peran signifikan dalam ‘mendidik’ generasi muda untuk menjadi manusia dan bangsa yang berfikir merdeka. Sebut saja misalnya Soekarno, Sjahrir, Hatta, Tan Malaka, dll merupakan tokoh-tokoh pecinta buku, yang kemudian menjadi generasi pendobrak kolonialisme melalui perjuangan fisik dan melalui buku. Mereka sadar bahwa dalam situasi sulit dan pemenjaraan sekalipun, salah satu cara efektif untuk menebarkan gagasan kemerdekaan adalah melalui tulisan dan buku.

Dari inspirasi sebuah buku segalanya bermula. Demikian setidaknya ketika buku mampu mengalirkan energi inspiratifnya. Novel berjudul “The Alchemist” karya Paulo Coelho adalah salah satu contohnya. Novel ini saya baca di medio 2008, saat itu saya masih menempuh S1, dan sudah publish di media massa cetak.

The Alchemist diterbitkan pertama kali di Brazil pada tahun 1988 dalam bahasa Portugis sekaligus merupakan salah satu novel Coelho yang fenomenal. Pada tahun 1993, buku ini hadir dengan bahasa Inggris. Dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia serta diterbitkan pertama kali secara resmi oleh Gramedia di tahun 2006. Novel ini telah diterjemahkan dalam 56 bahasa dan memenangkan Guiness World Record sebagai novel yang paling banyak diterjemahkan dimana penulisnya masih hidup.

Novel ini adalah karya Coelho yang paling terkenal diantara karyanya yang lain. Berkisah tentang seorang bernama Santiago. Seorang lelaki penggembala yang tinggal di sebuah desa di Andalusia. Pilihannya menjadi seorang penggembala tidak lepas dari keinginan untuk berkelana ke seluruh penjuru dunia dibanding menetap di desanya.

Pengalaman “mengasuh” domba selama bertahun lamanya membuat ia begitu mengerti perihal apa saja yang diinginkan dan dilakukan domba-dombanya. Hingga pada suatu hari, lelaki yang amat tertarik untuk selalu membaca buku-buku tebal ini pun didatangi sebuah mimpi. Santiago bermimpi, bahwa ia akan mendapatkan harta karun yang bertempat di dekat piramida Mesir. Perjalanan Santiago membawanya ke Tangier serta padang gurun Mesir, dan di sanalah dia belajar tentang Jiwa Dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan. Perjalanan itu pulalah yang membawanya menemukan cinta sejatinya: Fatima, gadis gurun yang setia menanti kepulangannya.

Salah satu kutipan percakapan Santiago dengan sang Alkemis adalah ketika Ia bertanya, "Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?". Sang Alkemis menjawab, "Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." Pesan bijak ini mengantarkannya mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpi.

Novel ini memberikan pesan mendalam tentang makna sebuah mimpi dan bagaimana mewujudkannya. Diksi yang digunakan penuh dengan unsur semiotika, namun dengan pengemasan yang cukup sederhana sehingga mudah dimengerti dan dapat membawa pembaca ke dalam alur ceritanya. Namun proses menuju ending itulah yang sebenarnya menjadi inti di novel ini. Bagaimana Santiago, si pengembala domba tersebut menghadapi sebuah pilihan, mengatasi masalah, hingga berisi tentang bagaimana seseorang harus memaknai cinta.

The Alchemist banyak menjelaskan tentang bagaimana sebuah takdir dan kemungkinan-kemungkinan itu ditentukan oleh diri masing-masing. Misalnya, apa yang diungkapkan oleh raja Salem kepada Santiago perihal kemungkinan alam semesta akan membantu di saat usaha sepenuhnya dijalankan dengan baik, sebenarnya dapat juga dilegitimasi dengan kehidupan dalam dunia nyata. Artinya ketika kita menjalankan hidup tanpa ada sedikitpun rasa pesimistis dan sugesti optimis terus di bangun maka semesta akan mempermudah upaya kita.

Novel ini juga dipenuhi dengan pesan-pesan moral tentang kehidupan yang dikemas dalam bentuk kutipan-kutipan bijak. Pesan-pesan yang disampaikan sedikit banyak dapat menginspirasi saya. Dari situlah Coelho kaya akan apresiasi. Sisi lain menariknya dalam buku ini adalah adanya interaksi antara budaya Moor (Arab) yang bersinggungan dengan budaya Spanyol, bahkan Coelho, menunjukkan kefasihannya mengenai ajaran Islam.

Selain itu, jika dikaitkan pada konteks latar belakang si pengarang, novel ini jelas akan lebih menarik untuk dianalisa secara mendalam. Pasalnya, kisah yang terdapat pada novel The Alchemist ini, dapat dikatakan sebagai representasi kehidupan Coelho sendiri. Konon, sebelum menulis novel ini, Coelho melakukan perenungan sekitar 11 tahun lamanya. Pengembaraan hidup Coelho sendiri terbilang cukup dramatis. Kehidupan Coelho sangat penuh liku dan menghadapi perjuangan yang tidak mudah, yang sangat menguras tenaga, batin dan bahkan akal sehat dia. Namun melalui proses perjalanan hidup itu, Coelho mendapat pencerahan yang luar biasa, dalam mengejar impiannya untuk menjadi seorang penulis.

Membaca Buku ini, seperti melihat rangkaian lika liku perjalanan hidup saya sendiri, yang telah saya lalui, sedang saya lalui ataupun bahkan sebagai suatu gambaran dan pembelajaran terhadap perjalanan hidup yang akan saya lalui di masa depan.

Mengulas sebuah buku adalah persfektif, termasuk mengulas buku novel ini. Dan tak ada perspektif tanpa menuliskannya kembali agar menjadi manusia tercerahkan. Pun saya kira penting novel ini dibaca oleh generasi saat ini!
http://sastra-indonesia.com/2020/03/tamasya-buku/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati