Sabtu, 25 Mei 2013

Ibn ‘Arabi (1165-1240)

M.Harir Muzakki *
sastra-indonesia.com

Ibn ‘Arabi (1165-1240), tanpa diragukan, merupakan seorang pemikir yang sangat penting dan berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam pada masa berikutnya. Filsafat mistiknya, yang kemudian disebut wahdat al-wujud, mendominasi seluruh wilayah budaya dunia Muslim masa selanjutnya. Pengaruhnya sangat luas hingga tidak mungkin memahami sejarah pemikiran Islam setelah abad 13 tanpa memahamai pemikiran Ibn ‘Arabi secara baik. Khususnya di dunia Sunni, dimana teologi rasional (kalam) menyatu sedikit demi sedikit dan akhirnya filsafat “Hellenisme” (falsafa) sirna.
Hal ini tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa pemikiran Ibn ‘Arabi menjadi satu-satunya teologi dan filsafat. Begitu juga Syi’ah di Iran, dimana filsafat dan teologi terus dikembangkan, pengaruh Ibn ‘Arabi sangat mencolok. Pemikirannya sungguh menyatu dengan teologi Syi’ah sejak Haydar Amuli dan Ibn Abi Jumhur dan salah satu sumber utama tradisi filsafat Syi’ah, sebagaimana diwakili oleh Mulla Syadra. Bahkan dalam bidang puisi, secara tradisional bentuk ungkapan yang paling digemari, tidak luput dari pengaruh Ibn ‘Arabi secara menyeluruh, tidak hanya beberapa sufi menyadur puisi-puisi filosofisnya, tetapi juga puisi-puisi tokoh sufi yang sangat terkenal, seperti Ibn Faridh dan Jalal al-Din Rumi, dijelaskan oleh para komentar sesuai dengan filsafat Ibn ‘Arabi.

Selain menjadi seorang pemikir penting dan berpengaruh, Ibn ‘Arabi dipandang sebagai pemikir Islam yang sangat pelik, namun produktif. Pemikirannya masih tetap sulit difahami, meskipun sejumlah kajian yang dihasilkan oleh beberapa generasi Muslim berikutnya dan juga para sarjana Barat berusaha menjelaskan pemikirannya. Usaha-usaha untuk menemukan sebuah sistem yang koheren dalam sejumlah karyanya telah dimulai oleh Sadr al-Din al-Qunawi, murid Ibn ‘Arabi yang paling masyhur. Di sini, kami akan menengok kembali karya-karya penting tentang Ibn ‘Arabi dalam bahasa Barat. Dua karya yang pertama ditulis oleh sarjana terkenal, H.S. Nyberg dan M. Asin Palacios. Nyberg mengedit tiga tulisan pendek dan beberapa karya penting Ibn ‘Arabi yang dimuat dalam bukunya yang berjudul Kleicere Schriften des Ibn ‘Arabi dan dia memberikan pendahuluan yang bernilai dan uraian jelas. M. Asin Palacios dalam buku Islam Cristianizado menulis riwayat hidup Ibn ‘Arabi secara lengkap dan terinci dan ringkasan pemikiran mistik-etik Ibn ‘Arabi. Kedua sarjana di atas, dengan kajiannya yang mendalam, berusaha melacak orisinilitas pemikiran Ibn ‘Arabi dari perbagai macam tradisi pemikiran Islam dan sebelum Islam. Karya Nyberg masih tetap menjadi studi perbandingan yang terbaik tentang filsafat Ibn ‘Arabi. Akan tetapi cukup aneh, tak satupun sarjana memberikan perhatian atas karya Ibn ‘Arabi yang paling matang, Fusus al-Hikam. Lebih-lebih, Nyberg ketika membatasi cakupannya untuk menjelaskan tiga risalah yang dia edit, mengambil sedikit al-Futuhat al-Makkiya. Di satu sisi dalam bukunya, Asin Palacious menghindari sejumlah analisis metafisika Ibn ‘Arabi.

R.A. Nicholson, seorang sarjana yang mendalam dalam bidang mistisme Islam, meringkas dengan baik sistem metafisika wahdatul wujud dalam bukunya Studies in Islamic Mysticism, meskipun demikian dia hanya melakukan kajian ringkas dan bersifat dasar atas karya Fusus al-Hikam Ibn ‘Arabi. Muridnya, A.E. Affifi, yang mengedit dan memberikan komentar Fusus al-Hikam, menyajikan uraian yang sistematis dan jelas dari seluruh pemikiran Ibn ‘Arabi dalam buku The Mystical Philosophy of Muhyid Din Ibnl ‘Arabi, sebuah karya yang sebagian besar didasarkan kitab Fusus al-Hikam dan al-Futuhat al-Makkiya. Meskipun demikian, karyanya masih merupakan penghantar terbaik yang bersifat umum atas pemikiran Ibn ‘Arabi, buku ini lebih sistematis, juga studi perbandingan antara Ibn ‘Arabi dengan para pemikir awal sebelum Islam dan pemikir Islam. Dia termasuk di antara sarjana yang berusaha menemukan sumber-sumber pemikiran Ibn ‘Arabi, namun masih bersifat sangat sederhana dan dangkal.

Terlebih akhir-akhir ini, buku H. Corbin L’imagination Creatice dans le Soufisme d’Ibn ‘Arabi dan buku T. Izutsu yang berjudul Sufism and Taoisme memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pemikiran Ibn ‘Arabi.

Corbin, secara khusus tertarik tradisi metafisika Iran (khususnya karya-karya Surahwadi), menemukan hazanah Ibn ‘Arabi yang terasimilasi dalam tradisi metafisika Iran. Meskipun Ibn ‘Arabi sendiri tidak memiki tradisi Iran, kesamaannya dengan tradisi metafisika Iran mengejutkan Corbin, dan mendorongnya untuk mengkaji Shekh al-Akbar. Buku Corbin memiliki pandangan yang sangat mendalam dan menarik, serta merangsang untuk melakukan kajian selanjutnya. Namun, dengan pendekatan fenomenologi dan psikologi secara mendasar bersifat ahistoris. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa pertimbangan latar belakang sejarah pemikiran Ibn ‘Arabi secara keseluruhan terlupakan dalam buku Corbin. Akan tetapi buku T. Izutsu, yang hampir sama dengan metodologi dan perhatian Corbin, membatasi kajiannya dengan menganalisis Fusus al-Hikam. Kedalaman penafsiran teknya, buku T. Izutsu melebihi semua karya sebelumnya, tetapi dia tidak menggunakan karya-karya lain Ibn ‘Arabi, dan dia (dalam kajiannya) tidak menempatkan Ibn ‘Arabi dalam sejarah pemikiran Islam.

Semua karya di atas dapatlah dikatakan bahwa hanya sedikit kajian yang dilakukan hingga saat ini untuk menilai pemikiran Ibn ‘Arabi berkaitan dengan tradisi awal intelektual Islam. Oleh karena itu, kami akan membatasi diri pada salah satu teori Ibn ‘Arabi yang paling terkenal, yaitu teori Manusia Sempurna, kami berusaha mengkaji pemikiran Ibn ‘Arabi dalam perspektif sejarah. Meskipun dia, dalam beberapa hal, merupakan seorang tokoh orisinal dalam sejarah pemikiran Islam, namun sebagian dari pemikirannya berasal dari tradisi-tradisi Islam sebelumnya. Selain itu, dia sulit bisa diterima oleh para sufi pada masa berikutnya. Lebih jauh keasliannya dapat diapresiasi secara tepat hanya dengan membandingkan lewat khazanah yang secara bebas dia gunakan, khususnya peninggalan awal ajaran sufi.

Salah satu alasan kesulitan bagi murid-murid Ibn ‘Arabi (untuk memahami) pemikirannya) adalah bentuk pemikirannya yang sukar difahami. Dia bukanlah seorang penulis yang sistematis seperti al-Ghazali yang mengajukan argumen-argumennya tersusun demgan baik, juga tidak penulis buku seperti Qusyairi dan Kalabadhi. Layaknya seorang sufi sungguhan, dia menulis atas inspirasi (ilham) dan beberapa ide karena ide-ide tersebut memancar dari penanya, bagaikan air (keluar) dari sumbernya. Sistemalisasi yang sederhana dari suatu karya tidak sepenuhnya tepat menurutnya. Ketika karya disistematiskan, maka akan kehilangan sifatnya yang dinamis dan menjadi suatu mistisme scholastis yang statis. Di satu sisi, kesulitan yang dia alami secara esensial berbeda dari sufi awal seperti al-Hallaj. Dalam karya al-Hallaj, setiap halaman dan kalimat membingungkan. Dalam kenyataannya kata-katanya adalah ungkapan ketika mabuk (syatahat) yang hanya bisa difahami dengan pengalaman, sementara dalam karya Ibn ‘Arabi masing-masing halaman, hampir dalam semua hal, cukup jelas, suatu ketika pembaca akan terbiasa dengan istilah-istilah teknis yang ia gunakan. Pembaca dapat menemukan dalam setiap halaman ide asli dan menarik atau suatu penafsiran al-Qur’an, hadis, doktrin-doktrin teologi yang mengagumkan, atau kata-kata para tokoh sufi pada masa awal. Meskipun demikian, secara keseluruhan, dia menyusun (idenya) pun masih tetap sulit dimengerti. Hal ini karena argumen-argumennya sebagian besar berjalan melalui penggabungan, tidak melalui susunan logika. Dalam pengertian seperti ini, sejumlah tulisannya dapat disamakan dengan tulisan Ghazal Persia, yang syairnya adalah bagaikan mutiara yang indah. Namun, setiap bagian secara umum dipandang sebagai rangkaian yang kurang terkait dalam satu kesatuan. Contohnya, dalam Fusus al-Hikam, Ibn ‘Arabi berpendapat bahwa setiap wali mendapat pengetahuan batin dari penutup para wali. Dengan demikian, para rasul dan para wali mendapatkannya dari penutup para wali. Akan tetapi, para wali harus mengikuti hukum yang dibawa oleh para rasul. Jadi, dalam satu aspek, wali adalah lebih rendah dari para rasul dan di sisi lain lebih tinggi. Argumennya adalah sangat jelas. Dia berusaha menjelaskan pernyataan tersebut dengan cara sebagai berikut:

Apa yang kita pertahankan di sini didukung oleh apa yang tampak dalam syari’ah kita, yaitu superioritas pendapat Umar (atas Nabi dan Abu Bakar) berkaitan dengan para tawanan ketika terjadi perang Badar, dan masalah penyerbukan buah kurma. Tidaklah penting bagi seorang yang sempurna untuk menjadi superior dalam segala hal dan pada semua tingkatan. Manusia (yaitu, sufi) dipandang hanya memiliki superioritas dalam berbagai tingkatan tentang pengetahuan Tuhan. Ini adalah (semata-mata) maksud keinginan mereka. Fikiran mereka tidaklah berkaitan dengan masalah-masalah yang bersifat fenomenal.

Pernyataan di atas, jika dipandang terpisah dari konteks adalah jelas, akan tetapi bagaimanakah pernyataan tersebut menjelaskan bagian sebelumnya? Untuk menjelaskan pernyataan yang menantang prima facie bahwa wali adalah lebih tinggi dari para rasul dalam satu aspek, Ibn ‘Arabi memberikan dua contoh dimana nabi membuat keputusan yang lebih rendah, jika dibandingkan mereka yang bukan nabi. Dalam contoh berikutnya tentang penyerbukan buah kurma, nabi mengatakan kepada para petani kurma bahwa mereka lebih mengetahui urusan-urusan duniawi (dari pada nabi). Perkataan nabi ini mendorong Ibn ‘Arabi untuk merumuskan pernyataan yang menarik tentang arti kesempurnaan pengetahuan. Pernyataan itu berkaitan dengan sebuah penafsiran hadis, akan tetapi tidak berkaitan dengan seluruh konteks, karena pengetahuan batin yang diterima para rasul dari penutup wali tentu berhubungan dengan Tuhan, bukan masalah-masalah yang bersifat fenomenal.

Terlihat ciri khas pemikiran Ibn ‘Arabi, suatu analisis beberapa tema yang diulang-ulang dalam sebagian besar tulisannya, menjadi sangat bermanfaat. Dalam sejarah filsafat abad pertengahan, metode analisa tema semacam ini diterapkan oleh Alexander Altmann sebagai langkah utama dalam bukunya “The Delphic Maxim in Medieval Irian and Judaism,” meskipun dia sangat tertarik filsafat Yahudi. Dalam kajian ini, kami memilih tiga tema utama yang digunakan oleh Ibn ‘Arabi dalam membahas Manusia Sempurna; Adam diciptakan sesuai dengan citra Tuhan; hubumgan faham mikrokosmos dan makrokosmos; wali-wali sufi sebagai contoh utama Manusia Sempurna, berbeda dengan Manusia Binatang. Masing-masing tema memiliki sejarah panjang dalam pemikiran sebelum Islam dan pemikiran Islam. Namun, dalam kajian ini, kami akan membatasi pada pendapat-pendapat yang paling bisa mewakili tema-tema ini dalam pemikiran Islam, kecuali tema pertama tentang penciptaan Adam sesuai dengan citra Tuhan, dimana latar belakang Yahudi dan Kristen adalah jelas dan tak bisa diabaikan.

Catatan:

1. H.S. Nyberg, Kleicere Schriften des Ibn ‘Arabi (Leiden, 1919). Buku ini terdiri Insha’ al dawai’ir, ‘Uqlat al-Mustawfiz, dan al-Tadbirat al-Ilahiya fi Islah al-Mamlaka al-Insaniya.
2. Miguel Asin Palacios, El Islam Cristianizado: estudio del “sufisme” a traves las obras de Abbenarabi de Murcia (Madrid, 1931).
3. R.A. Nicholson, Studies in Islamic Mysticism (Cambridge, 1921).
4. Idem, “beberapa catatan Fusus al-Hikam,” dalam penelitiannya, 149-161.
5. A.E. Affifi, The Mystical Philosophy of Muhyid Din Ibnl ‘Arabi (Cambridge, 1919)
6. H. Corbin, L’imagination Creatice dans le Soufisme d’Ibn ‘Arabi, Cet. II (Paris, 1976). Pertama buku ini diterbitkan pada tahun 1958.
7. Thosihiko Izutsu, Sufism and Tooism: A Comparative Study of Key Philosophical Concepts (Tokyo, 1983). Buku ini merupakan edisi yang telah direvisi dari karyanya A Comparative Study of the Key Philosophical Concepts in Sufisme and Tooism, 2 Jilid (Tokyo, 1966-67).
8. Ibn ‘Arabi, Fusus al-Hikam, ed. Abu al-‘Ala Affifi (Cairo, 1946), 62-63.
9. Alexander Altman, The Delphic Maxim in Medieval Irian and Judaism, dalam tulisan Altman, Studies in Religious Philophy and Mysticism (Planview, N.Y. 1969, 1-40).

*) M.Harir Muzakki, Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Ponorogo
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2013/05/ibn-arabi-1165-1240/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati