Kamis, 11 Oktober 2012

Butir-Butir Asmaul Husna Di Negeri Kanguru

Masuki M. Astro
http://www.antarabali.com/

Penyair Zawawi Imron menggambarkan kemuliaan seorang ibu dengan amat memukau. Pria asal Madura itu dalam puisinya "Ibu" melukiskan, bila kasih ibu ibarat samudera, maka sempit lautan teduh.

"Kalau aku ikut ujian, lalu ditanya tentang pahlawan namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu," demikian bait puisi penyair si Celurit Emas itu.

Ibu, dalam goresan Zawawi adalah sosok ideal seperti yang digambarkan dalam pelajaran-pelajaran moral dan tentu dalam kitab-kitab suci.

Tidak demikian dengan Ayu, lengkapnya Sri Rahayu. Ia yang juga gemar menulis puisi ini tidak seberuntung anak yang mendapatkan ibu seperti gambaran dalam puisi Zawawi. Ayu justru mendapati ibunya jauh dari tempat sebagai pelepas dahaga jiwa di kala sang anak "haus".

Maka, muncullah pertanyaan, "Ya Allah, izinkan hamba bertanya, apakah masih ada surga-Mu di telapak kaki seorang ibu yang menjual tubuhnya melalui internet untuk membeli kemewahan?"

Pertanyaan di atas berkecamuk di hati Ayu, saat pertama kali dibawa ibunya, Lidya Adiningsih, ke Dandenong, wilayah sejuk di Australia. Sebuah kota pegunungan yang bertabur bunga tulip karena merupakan tempat komunitas orang Belanda.

Ayu, gadis ranum yang baru lulus SMP dengan cacat kaki karena terserang polio, itu adalah tokoh utama novel "Dzikir Jantung Fatimah" karya Naning Pranoto.

Bungsu dari dua dari bersaudara itu telah menjadi korban ambisi sang ibu, Lidya Adiningsih. Sifat Lidya yang konsumtif dan selalu menempatkan diri pada kalangan kelas atas telah membawa Ayu ke Australia. Lidya datang ke Negeri Kanguru karena ingin hidup bersama suami barunya, Ernest Brongkost, akrab dipanggil Ernie.

Lidya adalah perempuan karier dan memilih menjadi "single parent" yang kehilangan pegangan setelah perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Ia mendapat pesangon ratusan juta, namun habis untuk membeli mobil mewah. Belakangan mobil itu hangus dibakar massa saat digunakan oleh anak temannya.

Karena alasan tidak terpenuhinya keserakahan materi, Lidya memilih bercerai dengan ayah Ayu.

Ayu sebetulnya mengikuti ibu dengan terpaksa. Ia tidak setuju dengan sikap Lidya yang memilih suaminya hanya lewat perkenalan di jejaring sosial. Ia tidak ingin terlibat pertengkaran terlalu jauh dengan Lidya sehingga akhirnya mengalah ikut ke Australia.

"Bumi Kanguru adalah negeri lampu," demikian Lidya menggambarkan negara suaminya itu kepada Ayu.

Lidya mengibaratkan Ayu sebagai kecambah yang masih bertumbuh. Tepatnya kecambah istimewa. Kecambah akan menjadi besar, rindang, dan berbuah lebat jika ditanam di tanah subur. Begitu prinsipnya untuk membesarkan Ayu.

Negeri lampu, tanah subur untuk persemaian sang kecambah. Pada kenyataannya, Ayu belum juga menemukan semua harapan besar ibunya itu.

Apalagi sejak awal kedatangan, ia sudah mencium gelagat aneh. Ernie tidak menjemput istri dan anak tirinya dari bandara. Sampai beberapa hari, Ernie juga tidak menampakkan batang tubuhnya.

Sampai kemudian misteri itu terungkap. Lidya yang pamit keluar untuk beberapa hari hanya dengan surat, muncul di rumah dengan kondisi mengenaskan. Mata kirinya dibalut kain kasa tebal dan pipi kananya bengkak, hitam legam warnanya.

Belum terjawab ke mana sang ibu menghilang, kini Lidya menghidangkan teka-teki baru bagi Ayu. Meskipun berkali-kali didesak, Lidya tak menjawab apa yang sesungguhnya dialami. Kenyataan sebenarnya terjawab setelah Ayu bertemu ayah dari Chia, sahabat barunya. Meskipun baru kenal, Ayu dan Chia sudah seperti sahabat lama.

Ayah Lidya bercerita bahwa Ernie adalah lelaki sinting yang suka menyakiti perempuan pasangannya. Ayu kini yakin bahwa ibunya adalah korban Ernie berikutnya.

Novel dengan alur cerita yang ringan ini banyak memberikan pelajaran tersirat dengan mengambil hikmah-hikmah dari Asmaul Husna atau 99 nama Allah. Hanya karena berpegang pada Asmaul Husna itu, Ayu menjadi kuat menghadapai berbagai kenyataan di negeri asing.

Nama-nama Allah, seperti Al Wali (yang Maha Melindungi) atau Al Wakil (yang Maha Memelihara) dan lainnya selalu menjadi cahaya yang menerangi Ayu di dalam kegundahan jiwanya. Maka, "hasta-hasta" Allah muncul lewat sejumlah tokoh seperti, Chia, Marco, dan lainnya ketika Ayu dalam kesulitan.

Cerita ini berakhir dengan kegembiraan, meskipun tersamar karena Ayu lewat Marco bisa menemukan pekerjaan paruh waktu sebagai perancang busana dan memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studi di sebuah pesantren. Ya, pesantren di negeri kaum Aborigin.

Yang tak kalah menggembirakannya adalah Ayu mendapati ibunya juga menemukan butir-butir hikmah dari Asmaul Husna di Negeri Kanguru. Lidya kemudian tertarik untuk bertemu dengan Marco, lelaki keturunan campuran ibu Negro dan ayah Prancis, yang banyak membimbing Ayu.

Hal yang tidak diceritakan dalam novel ini, namun memberikan pelajaran bermakna adalah jawaban dari pertanyaan Ayu, "masih adakah surga di telapak kaki ibunya?" Ternyata surga itu tetap ada.

Naning Pranoto yang menyelesaikan S-2 di Australia dan telah banyak menghasilkan novel serta buku-buku panduan menulis kreatif itu manjawabnya lewat "ending" cerita. Seperti apa pun perilaku ibu, tetap ada surga di kakinya buat si anak. Surga itu diwujudkan dengan hadirnya Marco dan penolong lainnya. Pertemuan Ayu dengan mereka adalah bagian dari asa dan "doa-doa" dari Lidya untuk Ayu.
   
Bukankah sebagian hadis meriwayatkan bahwa, "Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu?" Dan hadis itu tidak berbunyi, "Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu yang baik-baik".(*/M038/T007)


Dijumput dari: http://www.antarabali.com/berita/22330/butir-butir-asmaul-husna-di-negeri-kanguru

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati