Yohanes Sehandi *
__Flores Pos (Ende) 5 Mei 2012
Dalam dunia modern seperti sekarang ini, kegiatan tulis-menulis atau
karang-mengarang mempunyai kaitan erat dengan kegiatan rutin/harian
seseorang, baik sebagai kegemaran atau hobi maupun sebagai bidang kerja
atau profesi.
Tentang hobi dan profesi ini, The Liang Gie dalam bukunya Pengantar Dunia Karang-Mengarang (1992) menyatakan: Setiap
orang untuk kegairahan hidupnya perlu mempunyai suatu kegemaran atau
hobi, sedangkan untuk kelangsungan hidupnya harus memiliki suatu bidang
kerja atau profesi. Hobi yang digeluti dengan penuh kegembiraan, membuat
hidup ini menarik hati, dan profesi yang dijalani dengan penuh rasa
tanggung jawab, membuat hidup ini mengandung arti!
Aktivitas tulis-menulis yang merupakan salah satu aktivitas penting
masyarakat modern pada saat ini, bisa dikelompokkan sebagai hobi atau
kegemaran yang menggairahkan hidup, bisa pula sebagai bidang kerja atau
profesi yang menjadi sumber penghidupan.
Berkat kemajuan peralatan teknologi modern dewasa ini yang cukup
banyak menggantikan tenaga manusia, menyebabkan banyak waktu seseorang
menjadi longgar. Waktu yang longgar itu alangkah baiknya apabila diisi
dengan kegiatan menulis atau mengarang, daripada ngobrol tak tentu arah
atau gosipin tetangga sebelah rumah yang bisa merusak hubungan
kekerabatan.
Aktivitas menulis atau mengarang merupakan sebuah solusi atau
alternatif. Duni tulis-menulis mengandung nilai, bermanfaat, dan
menyenangkan. Semua orang bisa melakukannya: pelajar, mahasiswa, dosen
(apalagi), PNS, pegawai swasta, pejabat, guru, ibu rumah tangga,
penganggur, pedagang, pensiunan, dan lain-lain.
Orang yang sudah pensiun atau purnabakti, yang tentu sudah punyai
tumpukan bekal pengetahuan dan pengalaman berharga, tinggal
dibagi-bagikan kepada pelbagai pihak lewat tulisan atau karangan. Betapa
indahnya hidup ini apabila bisa dan rela berbagi pengetahuan dan
pengalaman kepada orang lain, demikianlah salah satu ungkapan bijak dari
Kahlil Gibran, seorang penyair kaliber dari Timur Tengah.
Menulis sebagai hobi atau kegemaran tujuan utamanya untuk memperoleh
kesenangan diri dan membuat kehidupan sehari-hari kita senantiasa
menarik dan menggairahkan, apalagi kalau dilakukan dengan penuh
keterlibatan diri. Melakukan sesuatu dengan serius dan penuh
keterlibatan diri akan terjadi katarsis (chatarsis), yakni suatu proses
kejiwaan sebagai pelepasan segala beban pikiran dan perasaan yang
menimbulkan kelegahan batin. Kelegahan batin inilah yang mempengaruhi
kesehatan jasmani dan rohani seseorang.
Menulis sebagai bidang kerja atau profesi, semakin nyata dan
dibutuhkan berbagai pihak, tidak saja pada dewasa ini juga untuk
masa-masa mendatang. Berkat kemajuan yang pesat di bidang
penerbitan/publikasi, baik penerbitan buku maupun penerbitan majalah dan
surat kabar, juga media on-line pada akhir-akhir ini, membuat profesi
menulis mendapat tempat terhormat dalam masyarakat, yang tidak kalah
gengsi dengan profesi yang lain.
Kegiatan tulis-menulis serta hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan
itu, sadar atau tidak oleh penulisnya, mendatangkan berbagai nilai.
Nilai-nilai itulah yang dapat memuaskan aneka kebutuhan seseorang. Nilai
tulis-menulis yang dimaksudkan di sini adalah suatu “keberhargaan” yang
timbul atau diperoleh seseorang sebagai hasil dari perbuatan,
pengalaman, dan penerimaan yang dihasilkan dalam kegiatan tulis-menulis
atau karang-mengarang.
Berdasarkan pengamatan secara umum dan dipadukan dengan pendapat
sejumlah ahli di bidang tulis-menulis, antara lain pendapat The Liang
Gie (1992), kegiatan tulis-menulis atau karang-mengarang melahirkan
sekurang-kurangnya enam nilai. Keenam nilai itu adalah nilai kecerdasan,
nilai kependidikan, nilai kejiwaan, nilai kemasyarakatan, nilai
keuangan, dan nilai kefilsafatan. Berikut ini diuraiakan secara singkat
keenam nilai tulis-menulis tersebut.
Pertama, nilai kecerdasan. Seseorang yang sudah terbiasa menulis,
sadar atau tidak, akan terbina dan berkembang dengan baik daya kritis
dan kreatifnya, akan terbiasa berpikir kritis, sistematis, dan logis.
Daya persepsi dan analisisnya pun dipertajam. Kebiasaan-kebiasaan yang
demikianlah yang menyebabkan kemampuan kecerdasan atau intelektual
seorang penulis terbina dan berkembang dengan baik.
Kedua, nilai kependidikan. Seseorang yang terbiasa menulis, dengan
sendirinya akan terbiasa dan terlatih dalam bekerja dan menghasilkan
karya apa saja dengan mengandalkan kemampuan diri-sendiri, tidak
bergantung pada orang lain. Menulis termasuk salah satu jenis kegiatan
masyarakat modern yang keberhasilannya ditentukan oleh keuletan dan
ketekunan diri-sendiri.
Lekak-liku, jatuh-bangun, dan suka-duka perjuangan seorang penulis,
mulai dari nol sampai menjadi seorang penulis/pengarang kawakan, tidak
lain dan tidak bukan, melalui proses belajar yang tekun dan
terus-menerus. Proses belajar yang tekun dan terus-menerus itulah yang
melahirkan nilai kependidikan dalam kegiatan tulis-menulis.
Ketiga, nilai kejiwaan. Seseorang yang tekun berlatih menulis,
lama-kelamaan akan bisa dan berhasil mengorbitkan tulisan atau karangan
di berbagai surat kabar dan majalah atau diterbitkan menjadi buku.
Karangan yang berhasil dipublikasikan itu tentu dibaca dan dinikmati
banyak orang. Tentu juga akan mendapatkan banyak pujian atau penghargaan
dari berbagai pihak.
Keberhasilan yang diperoleh itu, akan dengan sendirinya memunculkan
kepuasan batin, kegembiraan kalbu, kebanggaan pribadi, dan kepercayaan
diri. Ini tentu tidak bisa diukur dengan nilai uang, termasuk nilai
honor tulisan yang diberikan surat kabar atau majalah atau penerbit
buku. Perasaan puas, gembira, dan bangga itulah yang menimbulkan nilai
kejiwaan dari kegiatan tulis-menulis.
Keempat, nilai kemasyarakatan. Nilai kemasyarakatan diperoleh berkat
tulisan-tulisan seseorang yang tersebar luas dan dibaca masyarakat
banyak. Seorang penulis yang terampil dan profesional namanya akan mudah
dikenal banyak orang, dan tentu saja mendapat pujian atau penghargaan,
apapun bentuk pujian atau penghargaan itu, meskipun juga terkadang
mendapat kritikan dan cacimaki dari segelintir pembaca.
Tentu saja tidak sedikit pembaca yang senang membaca atau mengikuti
tulisan-tulisan seorang penulis yang jempolan, di media manapun dia
menulis. Masyarakat pembaca merasa terbantu dengan membaca tulisan
seorang penulis. Di sinilah munculnya nilai kemasyarakatan dari kegiatan
tulis-menulis.
Kelima, nilai keuangan. Tulisan atau karangan yang dihasilkan
seseorang, terutama yang telah dipublikasikan di berbagai media
penerbitan, tentu mendapatkan imbalan yang sesuai dan pantas. Jumlah
honor yang diperoleh seorang penulis sangat ditentukan oleh
besar-kecilnya media yang memuat tulisannya. Imbalan yang diperoleh dari
hasil kegiatan menulis inilah yang memunculkan nilai keuangan dari
kegiatan tulis-menulis.
Keenam, nilai kefilsafatan. Tentu sudah diketahui umum bahwa
tulis-menulis adalah kegiatan yang paling ampuh mengabadikan buah
pikiran dan perasaan umat manusia untuk diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Ungkapan “Segala sesuatu akan musnah, kecuali
perkataan yang tertulis” memang bukan tanpa berdasar. Perkataan (ajaran)
dari tiga orang filsuf legendaris dunia, Sokrates, Plato, dan
Aristoteles, sebagai contoh bahwa perkataan yang tertulis itu tak pernah
musnah, meski jasad orangnya sudah musnah berkalang tanah.
Demikianlah keenam nilai penting yang diperoleh dalam kegiatan
tulis-menulis atau karang-mengarang. Rasanya amat sedikit hasil pikiran
atau perasaan serta karya atau perbuatan umat manusia di dunia ini yang
mengandung lengkap keenam nilai penting sebagaimana diperoleh lewat
kegiatan tulis-menulis atau karang-mengarang.
Setelah kita memahami nilai-nilai yang terkandung dari kegiatan
tulis-menulis, tentu mendorong kita untuk menggeluti dunia tulis-menulis
ini dengan serius, baik sebagai kegemaran atau hobi maupun sebagai
bidang kerja atau profesi. Namun bagaimana pun, tentu Anda bertanya, apa
yang harus dipersiapkan untuk menggeluti dunia tulis-menulis ini? Atau
dengan kata lain, apa modal yang harus dipersiapkan seseorang untuk
menjadi penulis atau pengarang?
Sebagaimana halnya dengan orang yang ingin membuka usaha baru,
misalnya usaha bengkel, toko, warung makan, dan tempat fotocopy, harus
mempunyai modal dasar, demikian pun seseorang yang ingin terjun
menggeluti dunia tulis-menulis. Modal dasar itu gampang diperoleh dan
hampir semua orang bisa memilikinya. Menurut penulis, ada beberapa modal
dasar yang perlu dimiliki seorang calon penulis.
Pertama, bisa baca-tulis. Artinya, Anda bisa membaca dan menulis
huruf-huruf, dalam hal ini huruf Latin. Sangat gampang modal pertama
ini. Seseorang yang tamat SLTP dan SLTA tentu tidak menjadi masalah.
Lebih gampang lagi bagi yang bergelar sarjana dan magister, apalagi
doktor dan profesor. Sebagian besar orang NTT memiliki modal dasar
pertama ini.
Kedua, mempunyai minat. Minat adalah keinginan yang kuat untuk
melakukan suatu hal atau kegiatan. Seorang yang memiliki modal dasar
ini, akan selalu berupaya untuk belajar dan berlatih secara
terus-menerus, jatuh-bangun, sampai pada suatu saat ia merasa puas
karena bisa menyusun tulisan/karangan dengan baik dan bermutu.
Ketiga, bisa berpikir kritis dan kreatif. Kritis artinya selalu
mempertanyakan sesuatu, apakah sesuatu itu benar atau salah, baik atau
buruk, logis atau tidak, dan lain-lain. Sedangkan kreatif, selalu
mencari dan menciptakan sesuatu yang baru, yang lain dari yang lain.
Orang yang kritis dan kreatif biasanya mudah gelisah, tidak pernah puas
dengan hasil karya yang ada, dan terus mencari dan menciptakan sesuatu
yang baru.
Keempat, memiliki sarana menulis. Sarana menulis di sini sederhana.
Pada era internet sekarang ini, sarana menulis seseorang lebih sederhana
lagi, cukup bisa mengoperasikan komputer (internet) yang ada di
berbagai warung internet (warnet) dengan mengandalkan flashdisk di saku.
Tulisan atau karangan kita ketik langsung di komputer, terus dikirim ke
media massa lewat E-mail, sampailah tulisan kita di meja redaksi media
dalam hitungan detik.
Kelima, memiliki bahan pustaka. Bahan pustaka di sini adalah
buku-buku referensi, buku bidang keilmuan, kamus, ensiklopedi, buku
pedoman ejaan, pedoman menulis, dan buku-buku panduan yang lain. Kalau
tidak miliki sendiri, bahan pustaka ini bisa dibaca di perpustakaan
daerah, perpustakaan umum, atau perpustakaan sekolah dan perguruan
tinggi.
Keenam, mau belajar. Belajar maksudnya membaca banyak, terutama
bacaan yang menyangkut seluk-beluk menulis, teknik menulis, cara
mengumpulkan materi tulisan, kiat memilih dan menyusun kata/istilah,
kalimat, dan paragraf. Bisa juga belajar lewat diskusi dengan orang
lain, mendengar ceramah, pidato, kuliah, dan lain-lain. Membaca majalah
dan surat kabar cukup membantu seseorang dalam membina dan mengembangkan
minat menulisnya.
Ketujuh, berlatih secara rutin. Sejalan dengan belajar atau membaca
adalah berlatih secara rutin, terus-menerus. Berlatih tanpa bosan-bosan,
sampai merasa diri mahir menulis dan tulisan kita berhasil tembus muat
di surat kabar atau majalah.
Kesuksesan seorang penulis diraih pada saat tulisannya dimuat di
media massa atau bukunya diterbitkan. Itulah pencapaian tertinggi bagi
seorang penulis. Ingat, jangan puas dengan satu dua tulisan yang tembus
muat di koran atau media masa. Satu dua tulisan yang telah dimuat adalah
daya dorong untuk terus berkarya lagi, dan lagi, tiada hentinya.
*) Pemerhati Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Flores, Ende
Dijumput dari: http://yohanessehandi.blogspot.com/2012/05/nilai-dunia-tulis-menulis.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel GarcÃa Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar