Kamis, 29 Desember 2011

Pemberontakan Pamuk dan Kecamuk Dua Dunia

Anton Kurnia*
http://www.serambi.co.id/
http://www.pikiran-rakyat.com/

TAK bisa dimungkiri, Orhan Pamuk adalah salah satu sastrawan terdepan dunia saat ini. The New York Times Book Review yang berwibawa itu menulis tentang Pamuk dengan pujian melangit, “Bintang baru telah terbit di Timur: Orhan Pamuk, seorang penulis Turki.”
Reputasi internasional sastrawan Turki pemenang Hadiah Nobel Sastra 2006 ini melambung terutama setelah terbitnya Benim Adim Kirmizi (1998, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Erdag M. Goknar sebagai My Name Is Red pada 2001). Novel yang terjemahan bahasa Indonesianya akan segera diterbitkan oleh penerbit Serambi itu membaurkan misteri pembunuhan, kisah cinta dan renungan filsafati yang berlatar di Istanbul –simbol tonggak kejayaan Islam yang terakhir– pada abad keenam belas (baca “Labirin Argumentasi Cinta dan Maut”).

Dalam sebuah wawancara tentang novel yang ditulisnya selama enam tahun ini, Pamuk menegaskan pandangannya tentang betapa perbedaan hendaknya tidak menjadi alasan untuk bertikai dan saling membunuh, “Dua cara yang berbeda dalam melihat dunia dan bercerita ini tentu saja berkaitan dengan kebudayaan kita, sejarah kita, dan apa yang kini secara luas disebut identitas. Seberapa dalam mereka terlibat konflik? Dalam novel saya, mereka bahkan saling membunuh karena pertentangan antara Timur dan Barat ini. Namun, tentu saja, saya berharap para pembaca menyadari bahwa saya tidak percaya pada konflik ini. Karya seni yang baik muncul dari perpaduan beragam hal yang berasal dari aneka akar dan budaya, dan semoga My Name Is Red mampu menggambarkannya.”

Novel ini setidaknya telah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa dan memenangi sejumlah hadiah sastra internasional terkemuka, antara lain International IMPAC Dublin Literary Award 2003 (Irlandia).

Kini nama besar Pamuk semakin menjulang setelah Akademi Swedia menobatkannya sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra 2006 pada 12 Oktober silam. Untuk itu, ia berhak atas hadiah uang senilai 11 miliar rupiah. Seperti halnya saat hadiah bergengsi ini diberikan kepada Gabriel Garcia Marquez pada 1982, khalayak sastra dunia umumnya menganggap penobatan Pamuk sebagai sesuatu yang amat pantas.

Siapakah Orhan Pamuk?

Pamuk dilahirkan dalam sebuah keluarga kelas menengah yang makmur. Ayahnya adalah direktur utama pertama IBM Turki. Ferit Orhan Pamuk, demikian nama lengkapnya, dilahirkan di Istanbul pada 7 Juni 1952. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di kota itu.

Riwayat pendidikannya agak rumit. Mula-mula ia mengambil jurusan arsitektur di Universitas Teknik Istanbul karena tekanan keluarganya yang berhasrat agar ia menjadi seorang insinyur. Namun, ia berhenti setelah tiga tahun kuliah dan memutuskan untuk menjadi seorang penulis sepenuh waktu. Ia kemudian lulus dari jurusan jurnalistik Universitas Istanbul pada 1977. Pamuk sempat menjadi dosen tamu di Universitas Columbia di New York City antara 1985 hingga 1988. Lalu, ia kembali ke kota kelahirannya.

Riwayat percintaannya juga penuh liku. Pamuk menikah dengan Aylin Turegen pada 1982, tetapi bercerai pada 2001. Keduanya memiliki seorang anak perempuan, Ruya (untuk putrinya inilah novel My Name is Red dipersembahkan). Kini Pamuk hidup menduda.

Pamuk yang pada awalnya lebih tertarik pada seni rupa mulai menulis secara serius pada 1974. Novel pertamanya, Karanlik ve Isik (Gelap dan Terang) memenangi sayembara penulisan novel Milliyet Press 1979. Novel ini kemudian diterbitkan dengan judul Cevdet Bey ve Ogullari (Tuan Cevdet dan Anak-anaknya) pada 1982, dan memenangi Hadiah Novel Orhan Kemal pada 1983. Novel keduanya, Sessiz Ev (Rumah yang Sunyi), beroleh Hadiah Madarali 1984. Sedangkan, novel historisnya, Beyaz Kale (Kastil Putih, 1985 –diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai White Castle pada 1990), mendapat Independent Foreign Fiction Prize di Inggris pada 1990 dan memperluas reputasinya di luar negeri.

Pamuk agak lambat menjadi terkenal di kalangan khalayak umum, tetapi novelnya Kara Kitap (Buku Hitam, 1990) menjadi salah satu bacaan paling kontroversial dalam sastra Turki karena kompleksitasnya. Novel keempat Pamuk, Yeni Hayat (Hidup Baru), menimbulkan sensasi di Turki saat terbit pada 1995 dan sempat menjadi buku terlaris dalam sejarah negeri itu.

Novel terakhir Pamuk adalah Kar (Salju, 2002 –diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai Snow, 2004), membahas konflik antara Islam dan Barat di Turki modern, dan meraih Prix Midicis untuk Novel Terjemahan Terbaik yang terbit di Prancis pada 2005. Pamuk juga menerbitkan karya nonfiksi, antara lain sebuah catatan perjalanan, Istanbul –Hatiralar ve Sehir (Istanbul –Kenangan dan Kota, 2003). Sejauh ini novel-novelnya laris terjual hingga ratusan ribu eksemplar di banyak negara dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa.

Novel-novel Pamuk bercirikan kegamangan atau hilangnya identitas yang sebagian ditimbulkan oleh konflik antara nilai-nilai Eropa dan Islam. Karya-karyanya itu kerap menggelisahkan, dengan plot yang rumit dan memikat, serta penokohan yang kuat. Pada 2005, Orhan Pamuk mendapatkan Hadiah Perdamaian dalam Pameran Dagang Buku Jerman untuk karya-karya sastranya yang dianggap berhasil mengemukakan konflik nilai antara peradaban Barat-Eropa dan Islam-Turki.

Pamuk dan tekanan penguasa

Di negerinya yang penduduknya mayoritas Muslim, Pamuk dianggap pemberontak karena menentang fatwa hukuman mati terhadap Salman Rushdie dan membela hak-hak etnis minoritas Kurdi. Ia juga bicara lantang tentang hak-hak asasi manusia, hak-hak perempuan, reformasi demokratis, dan isu-isu lingkungan hidup.

Setahun silam muncul tekanan politis dan dakwaan kriminal dari pemerintah Turkiterhadap Pamuk akibat pernyataannya dalam wawancara dengan Das Magazin, sebuah majalah terbitan Swiss pada Februari 2005. Dalam wawancara itu, Pamuk menyatakan, “Tiga puluh ribu orang Kurdi dan sejuta orang Armenia dibunuh di negeri ini dan tak seorang pun yang berani berbicara tentang hal ini, kecuali
saya.”

Tekanan penguasa terhadap Pamuk mengundang reaksi internasional dan menghambat rencana masuknya Turki sebagai anggota Uni Eropa. Pada Desember 2005, Amnesti Internasional mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Pamuk dibebaskan dari dakwaan. Dalam bulan itu juga, delapan sastrawan terkemuka dunia –Josi Saramago (Portugal), Gabriel Garcia Marquez (Kolombia), Gunter Grass (Jerman), Umberto Eco (Italia), Carlos Fuentes (Meksiko), Juan Goytisolo (Spanyol), John Updike (Amerika Serikat), dan Mario Vargas Llosa (Peru)– menerbitkan pernyataan bersama dan mengecam tuduhan atas Orhan Pamuk sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Ironisnya, sebagian rekan sebangsanya justru menyerang Pamuk karena dianggap terlalu menyudutkan bangsanya sendiri. Selain itu, sebagian pengamat curiga terhadap maksud Pamuk sesungguhnya di balik pernyataan kerasnya adalah agar ia mendapat Hadiah Nobel Sastra 2005 yang kemudian ternyata dianugerahkan kepada dramawan Inggris, Harold Pinter.

Terlepas dari segala kontroversi yang melingkupinya, melalui karya-karya
cemerlangnya Orhan Pamuk mengukuhkan diri sebagai sastrawan terkemuka dunia yang
tak jeri menyuarakan kesaksiannya dan terus berkarya.***

*) Penulis, cerpenis, editor novel “My Name Is Red” karya Orhan Pamuk dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia, dan penulis buku Ensiklopedia Sastra Dunia (2006).

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati