Jumat, 25 November 2011

Minamoto Yorimasa (1106-1180)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=422

Minamoto Yorimasa (1106-1180), penyair Jepang yang karya-karyanya muncul di banyak antologi. Dialah seorang samurai hebat, ketua Pengawal Kerajaan, pernah memimpin pasukan Minamoto dalam perang Genpei. Tahun 1150, membunuh monster Nue dengan sebuah anak panah, atas jasanya Kaisar Konoe menghadiahkan pedang. Tahun 1156, mengikuti pemberontakan Hogen. 1179 berhenti dari pasukan Kiyomori, berubah fikiran melawan klannya sendiri, pada akhirnya menjadi pendeta Budha. Mei 1180, mengirimkan permohonan kepada ketua Minamoto yang lain, ke kuil juga biara yang pernah diserangnya. Yorimasa meninggal dalam perang Genpei (1180-1185), ketika pasukannya terjepit dan menyelamatkan diri ke kuil Byodo-in. Sebelum harakiri, Yorimasa menghadap ke arah barat, mengatubkan tangannya sambil bersenandung “Sambutlah Amida Budha” berkali-kali bersuara lantang, kemudian menuliskan puisi, serupa di bawah ini:

Seperti sebuah pohon tua
Yang tak pernah berbunga
Kesedihan adalah hidupku
Kesedihan, tetap menghantui
hingga akhir hidupku
Sudah takdir, tiada berbuah.

Setelah mengucapkannya, Yorimasa menusukkan ujung pedang ke perutnya. Menundukkan kepala ke tanah, dengan pisau menembus tubuhnya, lantas mati. {keterangan singkat dari buku Sang Samurai, penerbit Pinus, 2009, disusun Agata P. Ranjabar}
***

Tidak tersangkal, bangsa tangguh yang sanggup melesat laksana kilatan cahaya menembus masa depan. Karena anak-anaknya bermental pemberani dalam menjaga harga diri.

Bangsa Jepang kurasa dapat dipercontohkan kini. Dari keterpurukan pengeboman di Hiroshima pula Nagasaki, pada serangan nuklir Perang Dunia ke II.

Seperti ada sesuatu dibanggakan, selepas kerja suntuk. Dan nilai-nilai warisan nenek moyang dipelihara dengan hormat, bukan mengangkat terlalu tinggi, lantas berbesar hati.

Namun kesungguhan keras menghujami sanubari, hingga yang hadir bukan kesombongan. Tapi rasa syukur tidak pernah puas, terus belajar membenahi diri, demi martabat berbudhi pekerti.

Yorimasa, seperti para jawara pedang dan ahli memanah lain di negeri Sakura, sudah melewati peperangan besar pula kecil.

Jemari tangannya menyatu kuat; kilatan senjata, sambaran matanya menyerupai bara, atas pande besi menempa sebilah niat.

Seakan ada yang harus diselesaikan sebelum gugurnya daun-daun, jatuhnya salju semalam, angin membinasakan, juga menghidupkan nafas-nafas rumput ilalang.

Pepohon bambu menggarit langit biru menggaris nasibnya pada awan gemawan, sedang senyum dinginnya sulit diartikan.

Di perbatasan tertentu, perhitungan menjadi jalannya takdir. Detik-detik mawas diri mengunci jiwa, tak lepas serupa merpati terlena, memagut percumbuan kasih.

Senafas bau baja yang tajam, tercium hidung mengagumkan, dan gurat di lengan bertanda waktu pernah dilalui beringas, kasar menawan keterlenaan.

Manakala dielus wanita menuju anganan, yang melumpuhkan pancaindra, jikalau dirinya tidak dilambari kadikjayaan ilmu serta pengalaman.

Seorang samurai sejati, meski gerak pedangnya selesatan petir, menyambar pepohonan membakar amarah musuh-musuhnya, berkobar di medan perang;

Ingatannya bening bersimpan dalam bathin, sejernih renungan petapa, tidak terlewat meski sebisik masa peristiwa. Manakala menyambar hasrat, kelepakkan sayap-sayap nyawa lawan tanding.

Saat terjepit, tak begitu saja pasrah sebagai tawanan tanpa muka. Ialah keberanian setia, tangguh membela harga diri, sampai tetesan darah penghabisan.

Daripada menyerah, lebih baik memutuskan nasib atas harakiri, demi akhir penghormatan terhadap hidup.

Pun menanjaki kemenangan, rasa hormat pada musuhnya tetap ada, tidak kurang terhadap kawan-kawannya.

Menyelami puisi Yorimasa yang tercipta di ambang mati, yang ditandatangani harakiri. Bersimpan makna sesalan akhir hayati, meski telah banyak kemenangan di masa hayatnya.

Bayang-bayang kekalahan tampak kelam pekat seperti kebutaan di dalam goa. Hidup berwarna-warni hilang lenyap, bau-bau sedap bunga sirna cepat, manakala mengakhiri semua tidak di medan tempur.

Pohon tua tidak berbunga tak melahirkan buah, tinggi meranggas mencakar langit tiada payung awan sentausa. Dirasanya tiada berkah hidup, kecuali sejumput pun diterbangkan angin lupa.

Bukan pedang pendek ditakuti menghujami perut, tapi kejayaan perjuangan; hawatir semangatnya tidak menetesi kening menemui para generasi.

Inilah kesedihan dalam, kepedihan tanpa air mata, tetapi darah segar kucuran perasaan menggelora, panas merambati udara, diterbangkan angin amis menjauh.

Debu-debu menjelma kata, mata-mata menyaksikan terpanah jantung mudanya. Langit sulit mengeja nilai pertumpahan darah, hanyalah niat menentukan nafas-nafas selanjutnya.

Burung-burung bangkai tertawa memekatkan telinga, memukul kendang angkasa. Hanya angin dari tekanan udara bergesak gravitasi, menyimpan tumbal bagi bumi tercinta.

Yorimasa khidmat menatap maut, bibirnya bergetar menyerupai kecupan akhir kekasih, lantas berhembus sudah.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati