Jumat, 28 November 2008

Sastrawan Minang Maju Karena Watak "Pemberontak"

Yurnaldi
http://kompas.co.id/

JAKARTA,-- Peta sastra Indonesia dari dulu dikuasai orang Minang, karena ada yang membedakannya dengan etnik lain di Indonesia, yaitu watak "pemberontak" dan berpikir merdeka. Begitu juga tokoh-tokoh intelektual asal Minang, mereka memiliki watak yang kukuh dan terang-terangan mengatakan tak setuju dengan penguasa.

Sastrawan dan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat Dr Harris Effendi Thahar mengemukakan hal itu pada seminar Menumbuhkembangkan Bakat dan Kemauan Menulis Karya Sastra di Minangkabau, dalam rangkaian Pameran Buku Nasional, di Jakarta Convention Centre, Sabtu (15/11).

"Pada masa awal perkembangan sastra Indonesia modern, penulis-penulis sastra terkemuka, tanpa menafikan kehadiran penulis-penulis dari etnis lain-- adalah putra-putra Minangkabau, seperti Sutan Takdir Alisjabana, Hamka, Asrul Sani, dan Chairil Anwar," katanya

Harris menjelaskan, menurut sejarah sastra Indonesia permulaan sastra modern Indonesia ditandai oleh terbitnya roman Sitti Nurbaja karya Marah Rusli tahun 1922 oleh penerbit Balai Pustaka. Roman populer Sitti Nurbaja itu ditulus oleh sastrawan asal Minangkabau. Begitu juga roman Salah Asuhan yang ditulis Abdul Muis, juga orang Minangkabau.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sejarah tradisi sastra Indonesia didominasi oleh sastrawan asal Minangkabau. Keberadaan suku bangsa Minangkabau di tengah-tengah suku-suku bangsa lain di Nusantara secara kuantitatif hanyalah etnis yang kecil saja.

Namun, secara kualitatif merupakan etnis "besar" tersebab perannya yang besar dalam proses pembentukan republik ini. "Kebesaran nama tokoh-tokoh politik masa lalu sebenarnya bersinergi dengan keharuman nama tokoh-tokoh sastrawan pada masa itu. Demikian juga halnya dengan tokoh-tokoh pembaharu pemikiran Islam telah membuat citra orang Minangkabau begitu maju di antara etnis lain," papar Harris yang terkenal dengan cerpennya Si Padang.

Citra itu, lanjut Harris, secara positif menyiratkan bahwa budaya Minang yang egaliter membuat masyarakatnya berani bicara dan berpikir merdeka. Dalam masyarakat egaliter, semua orang Minang sama besar, sama kecil, dan sama-sama bebas (berbicara) berpendapat. Semua orang merasa besar tercermin dari gelar-gelar adat yang dimiliki oleh setiap keluarga dan suku. Tak ada gelar yang berkonotasi "rendah", semua terkesan "tinggi".

Semua orang Minang merasa bangsawan, karena di Ranah Minang ketek dibari namo, gadang dibari gala (kecil diberi nama, besar diberi gelar). Menurut Harris, watak pemberontak atau watak penerabas, kadang dianggap orang lain sebagai melawan arus. Padahal, sebenarnya antikemapanan, inovatif, kreatif, dan kukuh dengan pendirian yang berpegang pada filosofi Minangkabau, "alam terkembang jadi guru".

Kasus-kasus yang dialami oleh tokoh-tokoh kelahiran Minang kita di masa lalu seperti Tan Malaka, Hatta, Hamka, Sjahrir, dan Natsir untuk sekadar menyebut beberapa nama, adalah cermin kekukuhan watak kaum intelektual Minang.

"Tan Malaka terang-terangan mengatakan bahwa dirinya tidak sependapat dengan Soekarno. Hatta konsekuen dengan prinsip negara demokrasi, oleh karena itu ia tidak sudi menjadi wakil presiden terlalu lama tanpa ada ketidakpastian pelaksanaan pemilihan umum.

Hamka dipenjarakan Soekarno dan terang-terangan pula tidak sependapat dengan Soeharto. Demikian juga dengan Sjahrir, tidak tunduk dengan sikap otoriter Soekarno dan menerima risiko disingkirkan. Dan, Natsir yang baru-baru ini diakui kepahlawanannya karena sampai akhir hayatnya tidak sependapat dengan Soeharto.

"Semua tokoh yang disebut itu sekaligus juga merupakan penulis-penulis andal," jelas Harris. Watak "pemberontak" dan berpikir merdeka di kalangan sastrawan asal Minang juga dapat dilihat dari karya-karyanya.

Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis menggambarkan betapa AA Navis yang dikenal sebagai "raja cemeeh" itu gerah melihat kejunuban pemahaman sebagian masyarakat terhadap agama. Demikian juga halnya Wisran Hadi yang mempertanyakan kembali kebenaran sejarah perjuangan Imam Bonjol melalui karya dramanya Tuanku Imam Bonjol yang mendapat protes keras dari pemerintah daerah dan masyarakat Sumatera Barat di tahun 1995.

Pemberontakan sastrawan-sastrawan terdahulu seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Chairil Anwar, sampai Taufiq Ismail, Hamid Jabbar, Darman Moenir dan Gus ft Sakai yang hidup di abad XXI, terlihat dari karya-karya mereka.

"Iklim budaya egaliter dan antiprimordialisme masyarakat Minangkabau tidak dapat dikesampingkan dalam membentuk watak kepengarangan para sastrawannya. Artinya, tanpa dipupuk pun, ranah Minangkabau tetap melahirkan para penulis bermutu dan sastrawan yang membanggakan, dari zaman ke zaman," katanya.

Tampaknya, sumbangan budaya alam Minangkabau dan keislaman yang dinamis (bukan fanatik) terhadap kelahiran penulis-penulis sastra sejak orang Minang melek huruf, tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi bukan berarti sastrawan-sastrawan Indonesia kelahiran Minangkabau sukses tersebab darah etnis, melainkan karena iklim budaya dan iklim keislaman yang terpatri ke dalam ungkapan: "adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah".

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati