Kamis, 15 Juli 2021

Pengantar ‘Mimpi Jakarta’

Rakhmat Giryadi
 
Menulis Cerita Pendek Karena Terpaksa
 
Saya menuls cerita pendek (cerpen) karena terpaksa. Ya, terpaksa saya lakukan karena memang tidak ada yang harus saya lakukan selain menulis cerpen. Karena terpaksa saya menulis cerpen dengan tangan di kertas folio bergaris. Saya menulis cerpen, karena hanya pada cerpen saya bisa ‘berbuat’.
 
Saya menulis cerpen memang selalu dalam keadaan terpaksa. Kali pertama saya menulis cerpen serius –dimuat media massa- sejak sekitar tahun 90-an. Hal itu harus saya lakukan karena saya tidak punya uang sama sekali untuk hidup. Mengapa uang? Ya, dengan menulis cerpen saya berharap dapat honor.
 
Karena terpaksa, saya menuliskan kisah saya sendiri yang miskin secara materi dan miskin tentang seluk beluk menulis cerpen itu sendiri. Karena dalam keadaan terpaksa sayapun menuliskan nasib saya pribadi. Mengapa saya menuliskan kisah saya sendiri, alasannya cukup sederhana, karena saya yakin dengan menuliskan nasib orang lain pasti hanya akan mengisahkan permukaannya saja. Karena itu dengan mengisahkan nasib saya sendiri, saya berharap cerpen itu memiliki kekuatan permenungan yang lebih dalam. Dengan menuliskan tentang nasibnya sendiri, saya yakin saya tidak kehabisan tema.
 
Tentu saya harus mengakui, saya menulis tidak semata-mata menguraikan nasib saya yang penuh haru biru karena kemiskinan. Tentu otak dan perasaan saya bekerja dengan sendirinya, mengungkapkan segala kisah yang terekam dalam otak dan perasaan saya. Karena itu tak ayal lagi pengalaman-pengalaman itu tiba-tiba bermunculan saat saya menorehkan tinta di atas kertas bergaris itu.
 
Cerita Laki-Laki Miskin, sebenarnya berkisah tentang kebosanan saya terhadap ‘ilmu melukis’ yang saya pelajari di bangku kuliah. Waktu itu saya ingin memaparkan pengalaman saya. Tetapi tiba-tiba seorang tokoh hadir. Dia mengaku seorang laki-laki gelandangan. Ia memrotes pada seorang pelukis yang hanya menjadikan dirinya sebagai obyek lukisannya belaka. Banyak pelukis yang menjadikan ‘gelandangan’ sebagai obyek lukisan dan kemudian dia menjualnya sampai ratusan juta. Sementara nasib gelandangan itu tetap gelandangan.
 
Ini tidak adil. Gelandangan itu memprotes tindakan para pelukis. Iapun melakukan bunuh diri, karena nasibnya telah dipermainakan bahkan diperdagangkan oleh seorang pelukis. Pelukis itupun akhirnya sadar, ternyata apa yang dilakukannya selama ini, yang dikatakan bermanfaat bagi dirinya tetapi belum tentu bermanfaat bagi orang lain.
 
Begitu banyak pengalaman batin dan pengalaman social yang saya alami, ternyata tak mudah diungkapkan lewat cerpen. Setelah cerpen saya Laki-Laki Miskin, saya seperti kesulitan mengungkapkan segala peristiwa yang secara struktur menarik diceritakan. Dari cerpen satu ke cerpen lainnya, jaraknya cukup lama.
 
Saya menulis cerpen tidak seperti penulis-penulis lain yang cukup produktif. Bahkan hampir setiap minggu tulisan mereka terpampang di media massa baik lokal maupun nasional. Sementara saya, sering tersendat-sendat dalam mengungkapkan kegelisahan saya. Karena itu, sejak tahun 1990-an sampai sekarang tidak banyak cerpen yang saya buat.
 
Tetapi saya tidak pernah menyerah. Karena itu sayapun menarget, minimal dalam setahun ada cerpen saya yang dimuat di media massa. Dan target itu tidak membebani saya. Dengan cara seperti itu, akhirnya saya tetap bisa bertahan menulis cerpen.
 
Itu merupakan keterbatasan saya yang lain. Saya tidak bisa menulis segala peristiwa yang saya lihat, alami, dan saya baca. Ternyata semua peristiwa yang kita lihat, kita alami, dan kita baca tidak mesti bisa dibuat cerpen. Intinya membuat cerpen ternyata tidak gampang. Kalau ada yang menggampangkan, itu persoalan lain.
 
Dalam sepuluh tahun, saya baru menerbitkan sekitar puluhan cerpen. Tetapi saya berusaha, cerpen saya terbit merata mulai dari koran lokal sampai nasional. Bahkan obsesi saya untuk bisa masuk ke majalah Horisan pada tahun 2002 akhirnya kesampaian.
 
Saya harus mengakui, kemampuan saya memang sangat terbatas. Karena keterbatasan itulah saya banyak belajar pada orang lain, selain juga mencoba belajar sendiri tidak ada henti. Sahabat saya, Tjahjono Widijanto, Tjahjono Widarmanto, Tengsoe Tjahjono, Ratna Indraswari Ibrahim, banyak memberikan inspirasi kepada saya untuk terus bertahan menulis fiksi.
 
Dari Widijanto dan Widarmanto saya belajar tentang cara menembus media massa. Tengsoe Tjahjono mengajarkan saya tentang teknis menulis yang komunikatif. Dosen yang puisisnya saya kagumi itu memang ahli dalam menulis puisi yang sederhana dan komunikatif. Ternyata untuk menemukan itu sulitnya bukan main. Dari mbak Ratna saya selalu terlecut dengan semangatnya meskipun dirinya orang yang sangat ‘terbatas’ dalam berbagai hal. Hanya saja saya tidak pernah bisa ‘nyontek’ ilmunya untuk bisa menembus harian Kompas.
 
Sekali lagi, kemampuan saya sangat terbatas. Karena itu tema cerpen-cerpen saya tidak jauh dari yang dibayangkan kebanyakan orang. Cerpen saya memang terbatas pada obsesi saya pada peristiwa realitas sehari-hari. Saya tidak berusaha mengkonstruksi ataupun mendekonstruksi realitas sedemikain jungkir balik, hingga dikatakan sebagai cerita pendek. Tidak. Saya tidak punya obsesi apa-apa terhadap realitas.
 
Saya orang yang berkemampuan sangat terbatas. Saya tidak bisa menjungkir-balikkan realita. Saya justru melihat realia itu jungkir balik dan selalu diluar logika. Bahkan terkadang realita itu sebuah suasana yang absurd dan sulit dipahami. Karena itu sayapun tidak ingin terjebak dalam realitas yang absurd ini. Saya ingin apa adanya. Meskipun saya terkadang tidak berdaya melawan diri sendiri, untuk mencoba ‘mengkocok’ realita yang amburadul ini.
 
Saya memang tidak bisa menolak. Karena kemampuan saya sangat terbatas untuk melawannya. Karena itulah cerpen yang hadir di sini, tak jarang, muncul dengan berbagai cara, dan gaya. Saya memang tak pernah membatasi dengan cara dan gaya tertentu. Saya menulis cerpen dengan gaya saya sendiri. Kalau kemudian ada yang menyamakan dengan penulis tertentu, itu bukan urusan saya.
 
Karena saya orangnya sangat terbatas, tak jarang tokoh-tokoh yang hadir adalah tokoh fatalis. Mereka adalah tokoh-tokoh pragmatis, yang menilai hidup itu secara hitam putih. Keterbatasan saya selalu berbicara begitu. Saya sering tidak berdaya untuk tidak berbicara secara hitam putih. Padahal semestinya saya berada di daerah abu-abu. Atau jangan-jangan yang abu-abu memang tidak ada? Saya sering membenarkan pertanyaan ini.
 
Kalau pembaca tidak sependapat dengan yang saya omongkan, tentu ini karena keterbatasan saya belaka. Hadirnya cerpen-cerpen dalam kumpulan ini, setelah sekian puluh tahun saya berkarya tentu juga keterbatasan saya. Karena itu saya bersyukur kalau akhirnya cerpen-cerpen ini bisa terbit dan bisa diapresiasi oleh banyak orang.
 
Saya sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah menyokong penerbitan ini. Cerpen yang saya terbitkan ini telah dimuat di media massa seperti, Horison, Jawa Pos, Surabaya Post, Surya, Sinar Harapan, Suara Karya, Suara Merdeka, Suara Indonesia. Semoga cerpen ini bermanfaat dan selamat membaca keterbatasan saya.
 
Sidoarjo, Oktober 2006
http://sastra-indonesia.com/2009/01/pengantar-mimpi-jakarta/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati