Sabtu, 28 Maret 2020

Nobel, Jurnalis, dan Prosa Polifonik

Khairul Mufid Jr

Dia adalah pengangkat monumen penderitaan dan keberanian saat ini, karya polifoniknya berdiri di antara dokumenter dan novel, di antara non-fiksi dan fiksi, karyanya bukan hanya tentang “sejarah emosi-bahkan sejarah jiwa”, sebuah karya sastra pncerah yang tidak hanya materinya tetapi juga karena bentuk karyanya. Svetlana Alexievich punya nama, seorang jurnalis dari Belarusia.

Nobel di Swedia kembali membuat kejutan, manakala memberikan penghargaan Nobel Sastra 2015, kepada Svetlana Alexievich seorang jurnalis dan penulis berkebangsaan Belarusia atas prosa-prosa uniknya. Seorang perempuan yang memiliki kepekaan luar biasa untuk merekam “sejarah lisan” dan mencatat ribuan suara individu pada masa dan setelah tumbangnya rezim komunis Uni Soviet.

Setelah dilakukan seleksi sangat ketat, dengan nominator awalnya sekitar 220 nama. Akhirnya Alexievich, berhak mendapat penghargaan sastra paling prestisius itu. Ia banyak menyingkirkan beberapa sastrawan kenamaan seperti Sastrawan Jepang Haruki Murakami, Ngugi wa Thiong’o dari Kenya, Jon Fosse dari Norwegia, John Banville dari Irlandia, penyair Suriah Adonis (Ali Ahmad Said Esber), dan dua calon dari Amerika Serikat, Joyce Carol Oates dan Philip Roth.

Lahir dari ayah yang berasal dari Belarusia dan ibu dari Ukraina tepatnya di Ivano-Frankivsk, Ukraina, pada 31 Mei 1948.  Alexievich belajar jurnalisme di perguruan tinggi, dan setelah lulus, ia bekerja di sebuah surat kabar di Brest, dekat perbatasan Polandia. Kemudian, ia mulai mencari bentuk karya sastra baru yang akan memungkinkannya menangkap kehidupan dan berbagai suara dari setiap individu di pusat peristiwa bersejarah. Dia pun tertarik ke arah sejarah lisan, karena dapat mengadopsi suara subjeknya seperti bunglon dan juga mencerminkan berbagai pengalaman.

Uniknya ia menjadi perempuan ke-14 yang memenangkan hadiah tersebut sejak diadakan pertama kali pada 1901. Alexievich (67) adalah seorang penulis politik, dokumenter, dan novel yang kritis terhadap pemerintah di negara asalnya. Hal tersebut menempatkan karyanya sejajar dengan sastrawan Internasional lainnya seperti Gabrial Garcia Marquez, Albert Camus, Alice Munro dan Toni Morrison, serta usaha komite Nobel tersebut telah memberi penghargaan lebih pada genre yang sering dipandang sebagai pemberi informasi belaka daripada usaha estetika.

Banyak dari buku-bukunya yang bersumber dari sejarah lisan yang rinci. Karyanya yang paling terkenal adalah War’s Unwomanly Face (1988), yang dibuat berdasarkan wawancara dengan ratusan perempuan yang mengambil bagian dalam Perang Dunia II. Buku ini adalah seri pertama dalam seri Voices of Utopia, yang menggambarkan kehidupan di Uni Soviet dari sudut pandang warga biasa.                                                                                                                                                               
Prosa Polifonik

Cerita-cerita Svetlana Alixievich berangkat dari fakta-fakta sejarah dan sejarah lisan, memiliki kualitas liris dengan gaya dan perspektif yang berbeda. Dia terkenal dalam menyuarakan wanita dan pria yang hidup dalam peristiwa besar seperti pendudukan Soviet di Afganistan 1979-1989 dan bencana nuklir Chernobyl tahun 1986, di mana dalam peritiwa itu kakaknya tewas dan ibunya menjadi buta.

“Di dalam karya-karyanya terkandung banyak unsur seni,” kata Philip Gourevitch, penulis dan juri Nobel. “suaranya (opini) melalui karya, jauh lebih banyak daripada suara-suara yang ia kumpulkan (sebagai berita).” Tambahnya.
           
Karya Alexievich mirip sastra tradisi lama dengan kedalaman laporan narasi nonfiksi yang ditulis dengan gaya khas novel. Dia mencari genre sastra paling memadai bagi visinya pada dunia untuk menyampaikan apa yang telinganya dengar dan matanya melihat dalam kehidupan.

Prosa polifonik telah menjadi titian Alixievich, sebuah fitur narasi yang mencakup keragaman sudut pandang dan suara. Konsep tersebut telah dikenalkan pertama kali dalam hidangan mentah oleh Mikhail Bakhtin, ia menggambarkan laksana konsep musik polifoni. Bakhtin menyatakan bahwa polifoni dan heteroglossia adalah fitur yang mendefinisikan novel polifonik sebagai genre sastra.

Bagi Alexievich, sebuah kondisi fundamental dari suata genre adalah bahwa ia mempresentasikan speaking subject dalam suatu kancah wacana yang mejemuk. Ia percaya bahwa, tidak ada dunia kebudayaan ataupun bahasa yang benar-benar integrated. Prosa polifonik adalah prosa yang banyak mengandung suara, kesadaran, dan gagasan yang bebas dan penuh makna.

Alexievich sebagai pribadi sederhana, saat pihak Akademi Swedia meneleponnya untuk memberitahu bahwa penghargaan Nobel Sastra 2015 diberikan kepadanya, ia tengah di rumah dan sedang "menyeterika". Ia berkata hadiah senilai delapan juta krona Swedia (sekitar Rp 16,5 miliar) akan "memberinya kebebasan".

"Saya butuh waktu lama untuk menulis satu buku," kata Alexievich saat diwawancarai oleh majalah The Guardian, "antara lima hingga sepuluh tahun. Saya punya dua ide untuk buku-buku baru sehingga saya senang sekarang bisa memiliki kebebasan untuk mengerjakannya."

Oleh sebab buku-bukunya sangat tidak biasa dan sulit dikategorikan ke dalam jenis fiksi atau non-fiksi, maka sebagian besar penerbit di Inggris dan Amerika Serikat enggan mengambil risiko untuk menerbitkan buku-bukunya. Saat ini sangat sulit mendapatkan buku-buku terjemahan berbahasa Inggris atas karya-karyanya. Namun, hal itu akan segera berubah setelah ia menerima penghargaan Nobel Sastra tahun 2015. Alexievich, “Selamat atas berdiri kokohnya monomen untuk penderitaan dan keberanian” yang telah kamu bangun.

http://khairulmufidjr.blogspot.com/2016/07/nobel-jurnalis-dan-prosa-polifonik.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati