Akhmad Sekhu *
kompasiana.com/akhmadsekhu
Dalam buku Tempat-tempat Imajiner: Perlawatan ke Dunia Sastra Amerika terbitan Yayasan Obor Indonesia terjemahan Sori Siregar, Erwin Yusbar Salim, Ayu Utami, terdapat sebuah cerita, dimana Michael Pearson, penulis buku tersebut, tidak sengaja mendengar obrolan anaknya dengan sekelompok temannya. Mereka membicarakan pekerjaan ayah masing-masing. Ia ingat betul anaknya berkata, “Pekerjaan ayahku membaca buku.” Ia menyesal karena ia tidak mampu mengatakan sesuatu yang lebih menarik atau lebih mempunyai alasan kuat daripada mengatakan itu.
Namun, anaknya toh mendekati kenyataan. Membaca buku, lantas membicarakannya di kelas dengan para pendengar – yang sebagian besar memperhatikan dirinya karena mereka diwajibkan untuk itu – memang itulah yang dikerjakan untuk sisi baik hidupnya. Namun, baginya buku juga selalu berarti petualangan, suatu kesempatan untuk menjejahi wilayah yang tidak kukenal, sebuah jalan untuk sesaat melepaskan diri dari dunia ini lantas menemukannya kembali.
Aku membayangkan bagaimana anakku, Fahri Puitisandi Arsyi, kalau besar nanti melakukan hal yang sama seperti anaknya Michael Pearson, membicarakan pekerjaanku pada teman-temannya, bahwa pekerjaanku membaca buku. Apakah aku akan menyesal seperti menyesalnya Pearson karena tidak mampu mengatakan sesuatu yang lebih menarik atau lebih mempunyai alasan kuat daripada mengatakan itu? Sebuah kenyataan bahwa aku membaca buku, kemudian menuliskan resensinya di berbagai media massa. Ya, sekarang pekerjaanku memang sebagai pengamat buku yang menulis resensi di media massa.
Sebagaimana nasib tragis profesi penulis di negeri ini, demikian juga dengan aku yang menjadi penulis resensi buku pendapatannya tak seberapa sehingga selalu mendapat protes keras dari istriku karena hanya untuk membeli susu anakku saja tidak sanggup. Anakku memang sekarang masih balita, entah, bagaimana kalau sekarang sudah besar tentu juga dipastikan akan protes karena tak bisa membeli kebutuhan gaya hidup layaknya anak-anak sekarang yang pola hidupnya sangat hedon. Selalu ingin berganti handphone sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru yang ada kamera canggih, bisa digunakan untuk facebook-an, bisa blogging, bisa chating, dan lain-lain.
Buku, entah mengapa benda ini selalu sangat menarik bagiku, dari sejak kecil, aku selalu tidak mau kalau diajak ibuku untuk shopping atau pergi ke salon. Sebuah kegiatan yang waktu itu sekitar tahun 80-an sangat jarang dilakukan oleh orang-orang di desa kami, desa Jatibogor, Suradadi, Tegal. Tapi ibuku yang dikenal sebagai “seorang kembang desa” dan memang cantik rupawan selalu rutin ke tempat perawatan kecantikan itu. Aku pun bangga, tapi kebanggaanku sebagai orang modern diwujudkan dengan gemar membaca buku. Sebuah kegiatan yang tahun 80-an, bahkan hingga sekarang jarang dilakukan, karena jangankan beli buku, untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja masyarakat desa masih kekurangan.
Tapi aku yang kemudian dikenal kutu buku dan memang oleh karena itu banyak pengetahuan jadi setiap ibuku pergi ke salon selalu saja aku menuliskan pesanan sejumlah buku untuk dibelikan. Aku benar-benar menjadi orang rumahan yang jarang pergi kemana-kemana, kecuali selalu di rumah saja. Hingga pulangnya ibuku dari salon selalu aku tunggu-tunggu, bukan karena oleh-oleh makanannya yang lezat-lezat, tapi sejumlah buku-buku yang tentu bagiku amat sangat bermanfaat. Kegemaranku membaca buku itu pun sampai sekarang masih tetap aku pupuk.
Mahalnya harga buku tidak menyurutkan aku menjadi kutu buku karena aku punya tips yang praktis untuk mendapatkan buku-buku baru, yaitu menjadi penulis resensi buku. Kalau tulisan resensiku dimuat maka aku mendapatkan buku-buku baru pada penerbit. Dalam hal ini aku dengan penerbit buku menjalin hubungan mutualisme yang memang sama-sama menguntungkan. Dengan dimuatnya resensi buku berarti aku membantu promosi buku-buku baru jadi penerbit dengan senang hati selalu memberi buku-buku baru untuk kembali aku tulis resensi buku lagi.
Pengalaman pertama aku menulis resensi buku, sepuluh tahun lalu, sekitar tahun 1999-an, ketika saya masih kuliah di Yogyakarta. Berawal dari sebuah diskusi yang pembicaranya dari para penerbit, panitia penyelenggara berinisiatif melakukan pengundian dengan hadiah buku-buku dari para penerbit, dan aku ternyata termasuk yang memenangkan undian buku. Pulangnya langsung aku mencoba belajar menulis resensi dan dikirim ke sebuah media massa, tapi tidak dimuat. Kemudian, aku ralat tulisan resensi buku berulang kali revisi sampai akhirnya dimuat di media massa Jakarta, betapa sampai bahagianya karena honornya bisa untuk membayar kos selama enam bulan.
Dengan menulis resensi buku, aku mendapat keuntungan berlipat, yaitu honor dari media massa yang memuat resensiku dan sekaligus juga dapat buku baru lagi dari penerbit. Juga yang lebih penting lagi tentu saja, aku semakin bertambah pengetahuan dengan memuaskan kegemaranku selalu membaca buku. Harapannya, kalau sudah banyak buku maka aku punya niat akan membuat perpustakaan untuk masyarakat yang kurang mampu membeli buku yang memang harganya masih melambung tinggi sehingga semakin tak terjangkau bagi tangan-tangan masyarakat yang ingin meraih cita-cita setinggi mungkin.
Masih melambungnya harga buku dikarenakan terutama karena masih mahalnya harga kertas. Kertas, yang pertama kali ditemukan oleh Ts’ai Lun, seorang penemu kertas pada abad ke-2 di Cina, dan teknik pembuatan kertas baru menyebar ke seluruh dunia di abad ke-12. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat. Kini penggunaan kertas telah menjadi begitu umum sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk dunia ini tanpa kertas.
Di Cina, sebelum ada penemuan kertas, umumnya buku dibuat dari bambu. Buku yang terbuat dari kayu tentu berat dan kaku. Ada juga buku dibuat dari sutra, tapi tentu harganya sangat mahal sekali. Sedangkan di Barat, sebelum ada penemuan kertas, buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papirus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi, dan Mesir. Sekarang, setelah penemuan mesin cetak, bahan hingga sampai mesin cetak super canggih yang mampu produksi sangat banyak dalam waktu singkat, semestinya harga buku murah. Tapi entah mengapa harga buku sekarang malah sangat mahal bahkan sampai tidak terjangkau oleh khalayak masyarakat banyak.
Kalau harga BBM bisa diturunkan, mengapa harga buku tidak? Kalau penurunan harga BBM sudah ada yang menjadikannya sebagai kampanye politik, tapi mengapa tidak ada caleg atau capres-cawapres yang juga mengusung penurunan harga buku?! Mereka yang maju di pemilu sebagai calon pemimpin negeri ini seharusnya peduli dengan nasib buku yang tampaknya makin terpuruk sehingga makin memperparah krisis negeri ini yang masih berkepanjangan sampai saat ini.
Untuk sebuah niat baik, tidak ada kata terlambat, karena itu ayo para pembesar negeri ini; mulai dari presiden dan wakil presiden yang baru serta jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2, para anggota legislatif yang baru dilantik dan kini duduk empuk di Gedung DPR/MPR Senayan, para gubernur, para walikota, para bupati, para camat, para lurah, para kepala desa, para ketua RW, sampai para ketua RT, demi kemajuan bangsa, ayo kita satukan tekad untuk memperjuangkan turunnya harga buku dan juga mengkampanyekan kegemaran masyarakat untuk membaca buku. Sebuah kegiatan yang nantinya akan mampu membawa negara ini menjadi lebih bermartabat di mata dunia internasional. Sesuai tujuan nasional yang dirumuskan para pendiri negeri ini bertekad mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pembukaan undang-undang dasar 1945. Betapa gairah semangatnya masih dapat kita rasakan sampai sekarang.
__________________09 October 2009
*) Akhmad Sekhu lahir di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, besar di “Kota Budaya” Yogyakarta, kini hijrah ke “Kota Gelisah” Jakarta, yang insya Allah dalam hidupnya ingin selalu berkarya. Menulis berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film, telaah tentang televisi di berbagai media massa, juga banyak mengerjakan penulisan buku biografi karier dan kisah kehidupan, kini bekerja sebagai wartawan Majalah Film MOVIEGOERS.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel García Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar