Senin, 16 September 2013

Opera Primadona, Opera Melayu?

Fakhrunnas MA Jabbar *
Riau Pos, 8 Sepr 2013

OPERA Primadona karya teaterawan terkemuka Indonesia, Nano Riantiarno pada hakikatnya berkisah tentang konflik yang tak habis-habis di sebuah kelompok teater Miss Kecubung. Cukup lama masa kejayaan Miss Kecubung yang dipimpin oleh Miss Kecubung (Mimi Suryani), seorang perempuan ambisius dan berkuasa melebihi suaminya sendiri, Rojali (Sujarhadi) yang menjadi sutradara tunggal kelompok itu. Dominasi Miss Kecubung benar-benar terusik dengan munculnya Seroja yang mendapat simpati Tuan Rojali dan para penggemarnya. Kecemburuan Miss Kecubung sampai pada puncaknya ketika mencurigai adanya dugaan perselingkuhan suaminya dengan Seroja.

Padahal Seroja sendiri menaruh hati dan simpati pada Megat Sejagat (Ekky Gurin Andika), salah seorang anggota kelompok teater yang selalu mendapatkan peran menonjol. Bahkan kelak, Megat ketika sudah keluar dari Miss Kecubung membentuk kelompok sendiri dan kaya raya. Kegalauan hati Miss Kecubung mencapai puncaknya ketika Seroja disuruh ‘kawin paksa’ dengan Atan Sengat, anggota grup yang baik hati tapi tak berdaya pada dominasi Seroja. Perkawinan itu sesungguhnya hanya ‘sandiwara’ karena selama 50 tahun usia perkawinan mereka, tak pernah sekali pun Atan meniduri isterinya, Seroja.

Puncak cerita, Seroja memutuskan meninggalkan grup Miss Kecubung yang berujung pada tragedi jatuh stress hingga wafatnya sang sutradara, Tuan Rojali. Akibatnya Kecubung ikutan stress dan hidup merana. Sementara Seroja yang sudah jatuh di pelukan Megat dibuat kecewa karena Megat memiliki sejumlah selingkuhan dan hidup tak beraturan dengan mabuk-mabukan hingga meninggal dunia. Tinggallah Seroja yang lusuh dan patah hati dalam usia senja. Saat itu, suaminya Atan Sengat bertekad meninggalkannya karena seusia perkawinan mereka hanya menangguk kekecewaan. Cerita ini berakhir dengan bersatunya Seroja dan Atan menjalani sisa usia mereka.

Selama lebih dua jam, pertunjukan Opera Primadona yang disutradarai Fedli Azis, seorang anak muda penggiat teater Riau di bawah bendera Sanggar Teater Selembayung- Teater Senja SMAN 5 Pekanbaru- digelar di Gedung Teater Idrus Tintin, Bandar Serai, Pekanbaru, Sabtu malam (31 Agustus 2013) lalu. Fedli bersama para pendukung pertunjukan itu boleh berbangga hati. Gedung kesenian yang megah berkapasitas 600 orang itu terlihat penuh. Bahkan, hampir semua penonton dibuat tak beranjak dengan decak kagum.

Seroja, nama tokoh utama dalam opera ini diperankankan oleh Chairanny Putri bersama Miss Kecubung yang egois dan sok berkuasa ditambah keberadaan Tuan Rojali yang berperan sebagai sutradara di grup teater itu, menjadi penentu keberhasilan pertunjukan ini.

Kebingungan Seroja ikut disulap menjadi kebingungan para penonton pertunjukan Opera Primadona ini. Pasalnya, Nano Riantiarno yang menulis naskah itu sengaja membuat semua orang bingung. Dalam cerita masih ada cerita. Dalam panggung masih ada panggung.

Akibatnya, cukup sulit membedakan antara realitas panggung dan realitas cerita yang diperankan para pelakon. Dari sudut konflik inilah kisah Opera Primadona ini menjadi punya daya tarik dan rasa penasaran.

Ada hal menarik terkait pertunjukan Opera Melayu ini. Naskah dan alur cerita yang sangat bernuansa Jawa -sebagaimana rumah kebudayaan Nano Riantiarno- ternyata dijamah dan diaduk oleh Fedli Azis dengan tafsir Melayu sepenuhnya. Tak ayal lagi, nama-nama tokoh dalam cerita diadaptasi ke suasana kultural Melayu. Begitu pula dialog-dialog yang lancar dan kocak dan penuturan khas Melayu benar-benar membuat para penonton terpingkal seolah sedang berada dalam sebuah ranah kehidupan alam Melayu.

Apalagi dukungan penata musik yang mengaloborasi kekuatan Matrock (Zalfandri) dan Iskandar, Indra Permana, Hardi Wahyudi, Rakis Fadly dan vokalis Siska Mamiri dan Ririn Jauharaini. Rangkaian musik dan nyanyian yang benar-benar beranjak dari irama Melayu modern membuat Opera Primadona sangat menghibur.

Pertunjukan Opera Primadona yang didukung para pemain muda berbakat dari Sanggar Selembayung dan Sanggar Senja di bawah pembinaan SMAN 5 Pekanbaru ini boleh dibilang berhasil. Para pelakon yang bersuara lantang di tengah system akustik gedung teater yang kurang memadai. Namun, teriakan demi teriakan saat berdialog menimbulkan kesan seolah-olah jalinan kisahnya begitu sarat konflik. Pasalnya, para pemain yang memiliki keterbatasan olah vocal mau tak mau harus berteriak keras.

Tafsir Melayu yang dilakukan Fedli tampak benar-benar menyeluruh. Dialek Melayu begitu kental terasa dalam sepanjang pertunjukan. Penonton benar-benar merasa bahwa tragedi yang terjadi di grup teater Miss Kecubung ini seolah-olah terjadi di Tanah Melayu sendiri. Terasa dialek daerah yang khas bila disaksikan oleh para pengguna bahasa yang berasal dari daerah yang sama menjadi komunikatif, menarik dan mempesona. Begitu pula, latarbelakang dan setting panggung yang umumnya memperlihatkan suasana interior seperti kamar tamu, kamar tidur, katil dan tilam, meja rias benar-benar mencerminkan kehidupan keseharian orang Melayu.

Sekali lagi, inilah pertunjukan teater yang kaya dengan sandiwara di panggung dan sandiwara di alam nyata. Nano Riantiarno telah mengemasnya dengan asyik. Dan Fedli Azis pun berhasil memberi tafsir Melayu di atasnya sehingga penonton menyaksikan dengan nyaman dan penuh gelak tawa. Fedli berhasil menggabungkan semua kekuatan unsur-unsur teater dengan baik. Pertunjukan ini patut ditonton semua kalangan dari yang muda hingga dewasa. n

*) Fakhrunnas MA Jabbar, sastrawan, penikmat teater, tinggal di Pekanbaru.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2013/09/opera-primadona-opera-melayu.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati