Senin, 12 November 2012

Sastra Digital

Ni Putu Rastiti
Bali Post, 16 Sep 2012

Tidaklah salah jika dikatakan bahwa perkembangan sastra sebanding dengan dinamika zaman. Hal ini jelas terlihat di era sekarang, di sebuah zaman di mana teknologi menguasai segala lini. Internet dengan beragam kecanggihannya menawarkan suatu perubahan sosial yang tak tertolak, termasuk juga di bidang sastra. Maraknya karya-karya sastra yang bisa dibaca melalui internet merupakan bukti nyata sekaligus sehembus harapan bahwa sastra akan lebih memasyarakat.
Sejalan dengan lahirnya aneka jejaring sosial, media blog dan semacamnya, bermunculan pula penulis-penulis sastra yang kerap mempublikasikan tulisannya melalui media ini. Banyak yang mengatakan bahwa fenomena ini merupakan sesuatu yang baik bagi perkembangan sastra yang dianggap mandek selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, ada pula yang menyatakan bahwa ini merupakan angin segar yang luar biasa karena memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi seorang penulis. Kesempatan ini juga berarti bahwa karya-karya dari penulis tersebut bisa dibaca siapa saja yang mengaksesnya sekaligus juga mendapat feed back yang baik demi perkembangan karya lanjutannya. Selain itu, bisa pula terwujud suatu iklim diskusi yang sehat atau kritisi karya yang sifatnya terbuka.

Dari sekian karya yang telah terpublikasi di dunia maya tersebut ternyata ada pula yang telah dibukukan dan bahkan menjadi best seller. Publik pembacanya pun lebih beragam, mulai dari remaja yang dulunya hanya mengenal komik sampai pada pembaca sastra yang kerap melakukan kritik sastra.

Jejaring sosial tersebut ternyata juga memungkinkan orang-orang yang gemar menulis bertemu satu sama lainnya. Mulanya memang sekadar bertukar pikiran di dunia maya, namun di kesempatan berikutnya sekelompok orang yang memiliki minat sama ini bisa lebih intens bertukar pengalaman kreatif penulisan di dunia nyata.

Sejalan dengan hal itu, maka muncullah komunitas-komunitas sastra yang kerap melakukan diskusi-diskusi kreatif tidak hanya tentang penulisan tetapi juga kepenulisan secara umum. Bahkan tidak jarang, komunitas ini mengundang sastrawan mumpuni atau pakarnya untuk memuaskan keingintahuan tentang sastra beserta segala liku rupanya. Pertemuan-pertemuan rutin diselenggarakan dan menghasilkan banyak tulisan tentang berbagai hal. Kenyataannya orang-orang yang pekerjaannya jauh dari dunia sastra semisal pegawai bank, insinyur, dokter, perawat bisa menghasilkan karya sastra dan turut andil dalam perkembangan sastra.

Kualitas Sastra Digital

Tidak dapat dimungkiri, kesempatan mempublikasikan karya sebelum era internet terbilang sangat susah. Untuk dapat dimuat di sebuah koran lokal, misalnya, sebuah karya melalui proses yang cukup sukar. Sistem seleksi dari editor terkait tentu saja merupakan suatu tantangan yang harus ditaklukkan. Cara pemilihan dan pemilahan dari tiap editor media cetak lokal maupun nasional memiliki suatu standar teersendiri untuk hal itu. Belum lagi perkara selera yang berbeda-beda atau berlainan sama sekali. Boleh dikata inilah yang kerap menyulitkan bagi penulis pemula.

Tidak jarang penulis-penulis pemula berusaha mencipta karya yang mendekati standar tiap editor tersebut sehingga barangkali banyak dari mereka mengalahkan idealisme sendiri tentang bentuk karya sastranya. Ya, bukankah dengan pemuatan di media cetak tersebut adalah salah satu bentuk pengakuan terhadap eksistensi seorang penulis pemula. Seakan hal ini mengandung semacam dilemma tersendiri, antara memenuhi idealisme atau berkreativitas berdasarkan standar yang mungkin berlaku.

Dengan adanya hal itu maka sering pula terbentuk anggapan bahwa seorang penulis pemula atau sekelompok dari mereka memiliki bentuk karya yang serupa. Mulai dari gaya bahasa, cara bertutur, sistematika membangun konflik hingga menuturkan antiklimaks sebuah karya. Kekhasan individu menjadi terabaikan demi memenuhi standar tertentu yang dianggap baik dari sebuah karya sastra.

Dengan demikian, jika mencermati fenomena sastra di era digital, sudah tentu kita tidak menemukan suatu proses seleksi yang menyulitkan untuk mempublikasikan karya sastra. Sekali lagi, boleh dikata bahwa tidak ada editor yang memutuskan karya mana yang boleh dimuat di sebuah blog atau twitter dan media lainnya. Tidak ada pula suatu cerita tersendiri, pakem-pakem rumit yang harus diikuti dan tetek bengek lain yang memusingkan.

Kemudahan inilah yang boleh jadi memunculkan banyak penulis yang karyanya bertebaran di mana-mana. Lebih lanjut, masyarakat sastra pun menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Tiap orang yang mengakses internet dapat membaca bentuk-bentuk karya apa pun, mulai dari puisi, cerpen, prosa liris dan yang lainnya. Bukan tidak mungkin jika gelagat ini terus-menerus tumbuh akan muncul genre baru sastra sehingga cita-cita bersama untuk memasyarakatkan sastra bisa terwujud.

Di sisi lain, ketiadaan editor ini juga menimbulkan suatu anggapan yang berseberangan. Sekelompok orang mempertanyakan pertanggungjawaban penulis atas karyanya. Mereka juga sangsi bahwa semua tulisan yang beredar tersebut baik secara kualitas.

Pertanyaan lebih lanjut, siapa yang berhak menentukan kualitas sebuah karya yang dimuat di media jejaring sosial? Standar apakah yang dapat digunakan untuk menilai? Atau yang terpenting adalah perlukah mempertentangkan kualitas dan kuantitas sebuah karya sastra digital?

Menumbuhkan Plagiatisme?

Kemudahan mengakses aneka tulisan di dunia maya boleh dikata juga menimbulkan persoalan lain. Copy paste tulisan seseorang lalu diatasnamakan dirinya sendiri; meniru tulisan orang lain dengan sedikit penambahan atau pengurangan; mengubah tulisan orang lain tanpa izin penulisnya; menggunakan tulisan orang lain untuk tujuan komersial tanpa izin dari penulisnya, kesemua itu merupakan bentuk-bentuk persoalan yang mungkin timbul. Bagaimana kita akan menyikapinya jika hal ini sungguh-sungguh terjadi?

Di tengah segala persoalan yang mungkin timbul sejalan dengan maraknya karya-karya sastra era digital, penulis yakin bahwa ada sesuatu yang baik yang perlu dicermati bersama. Dengan banyaknya penulis yang mempublikasikan karya di media-media jejaring sosial memungkinkan bertambahnya orang-orang yang intens dalam proses penulisan. Banyaknya penulis akan dibarengi pula dengan tumbuhnya masyarakat pembaca.

Bukan tidak mungkin jika orang-orang terbiasa menuangkan pikiran, ide dan gagasan melalui media tulisan, segala bentuk kekerasan tidak akan terjadi. Dengan sastra, kita boleh berangan-angan jauh ke depan bahwa di masa mendatang peperangan tidak terjadi dengan adu kekerasan dan pertumpahan darah, tetapi dengan tinta serta kertas, ya dengan adu gagasan.

Dijumput dari: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=18&id=69442

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati