Sri Wintala Achmad *
Kedaulatan Rakyat, 3 Nov 2006.
Sejak Persada Studi Klub (PSK) hingga sekarang, telah ratusan sastrawan dilahirkan di Yogyakarta. Seiring perjalanan waktu, sebagian mereka masih banyak yang konsisten sebagai penulis sastra. Namun, sebagian lainnya memilih pensiun. Mengingat profesi lain dipertimbangkan lebih memberikan harapan akan perbaikan nasib ekonomis dirinya dan keluarganya di hari kelak.
Diakui melalui PSK yang didirikan Umbu Landu Paranggi, Suwarno Pragolapati, Teguh Ranusastra Asmara dan Iman Budi Santosa telah memberikan kontribusi positif atas geliat sastra di Yogyakarta. Tidak hanya kala itu, melainkan gemanya masih kita tangkap sampai detik ini. Sekadar menyebut nama, semisal: Iman Budi Santosa, Fauzi Absal dan lain-lain, masih konsisten sebagai sastrawan.
Konsistensi dari beberapa sastrawan PSK yang pula turut memperjuangkan pertumbuh-kembangan sastra di Yogyakarta tersebut telah mengukuhkan legitimasi bahwa mereka adalah para suhu (baca: bukan pendekar) sastra. Tempat jujugan (tujuan) para sastrawan pemula menimba ilmu sastra. Mereka akan selalu mengajarkan: karya sastra bukan sekadar permainan kata-kata indah. Akan tetapi, karya sastra seyogianya ditangkap sebagai refleksi pengalaman empirik literer yang diciptakan sastrawan melalui proses pengamatan, pencerapan, metabolisme (pengendapan), penuangan dan revisi berulang kali. Hingga karya sastra mencapai tingkat kesempurnaannya.
Sekalipun demikian, mereka akan sadar bahwa geliat sastra Yogyakarta di hari kelak tetap tergantung di tangan generasinya selama menekuni proses kreativitasnya. Karena itu, kebulatan tekad generasi sastra guna menguasai teknik penuangan, memperkokoh spesifikasi gaya penciptaan, mempertajam sense dan intelektual (imajinasi, intuisi dan logika), serta pemahaman akan ilmu bahasa, filsafat dan pengetahuan lain sangat diperlukan.
Langkah lain yang harus ditempuh oleh generasi sastra, yakni: pertama, banyak membaca karya dari sastrawan lain baik yang dipublikasikan melalui media massa, buku, dan situs sastra di internet. Dengan banyak membaca karya dari sastrawan lain, generasi sastra akan mendapatkan referensi dan termotivasi untuk selalu menciptakan karya yang memiliki standar kualitasnya.
Kedua, menjalin interaksi kreatif dengan sesama sastrawan secara intensif. Langkah ini dianggap efektif guna menunjang spirit proses penciptaan karya sastra. Tingkat efektivitasnya tidak hanya dibuktikan oleh para sastrawan PSK. Para sastrawan pasca PSK seangkatan Andrik Purwasito, Ahmadun Y Herfanda, Bambang Widiatmoko, Joko Pinurbo, Ida Ayu Galuh Pethak, Nana Irnawati, Indra Tranggono, Denok Kristianti, Marjuddin Suaeb, Budi Nugroho, Usdika Ibranora pula membangun jalinan interaksi kreatif antar-sastrawan baik melalui media sanggar maupun kelompok studi sastra.
Bahkan aktivitas Pengadilan Puisi versi Lingkar Kreativitas Sastra Yogya telah diarahkan sebagai medium interaksi kreatif antar-sastrawan muda pada penghujung dekade 80-an hingga awal dekade 90-an itu. Hingga beberapa nama sastrawan, semisal: Hamdy Salad, Dorothea Rosa Herliany, Adi Wicaksono, Agus Noor, Abidah El Khalieqi, Mathori A Elwa, Ahmad Syubanuddin Alwi, Otto Sukatno CR, Whani Darmawan, Sufat Farida, Ulfatin CH, Lephen Purwarahardja, Achid BS, Rina Ratih Sri Sudaryani, Mukti Haryadi, Ismet NM Harris, M Nurgani Asyik, Syam Candra Mentik dan lain-lain menyemerbak serupa bunga-bunga di taman sastra Yogyakarta.
Sayang memang, aktivitas sastra yang diselenggarakan oleh Lingkar Kreativitas Sastra Yogya secara mobil dari rumah sastrawan satu ke rumah sastrawan lainnya atau dari kampus satu ke kampus lainnya itu, hanya berlangsung beberapa tahun. Namun, keberakhiran aktivitas tersebut tidak berarti keberakhiran sastra di Yogyakarta. Secara faktual, Sigit Sugito membentuk Paguyuban Teater Bantul (PTB). Paguyuban ini tidak sekadar sebagai wadah aktivitas teater, melainkan pula sebagai medium interaksi kreatif sesama sastrawan Bantul khususnya dan Yogyakarta umumnya.
Di luar dugaan, Suwarno Pragolapati pun turut turun gunung untuk menggairahkan kehidupan sastra di Yogyakarta. Melalui Sanggar Yogya Sastra Pers (SYS), Mas Warno mengumpulkan para generasi muda yang berminat untuk menulis karya sastra. Selain itu, melalui dukungan Sumantri Citropati, berbagai acara sastra seperti pertunjukan dan diskusi dapat diselenggarakan di Perwatin secara intensif. Hingga Perwatin (awal dekade 90-an) telah menjadi media interaksi kreatif efektif bagi para sastrawan. Ajang diskusi sastra yang terbuka sampai fajar tiba. Luar biasa! Berkat dukungan dari kawan-kawannya, kerja keras Mas Warno tidak sia-sia. Terbukti beliau mampu membangkitkan kembali proses kreativitas literer Kuswahyo SS Rahardjo almarhum yang telah membeku sekian tahun. Kelahiran Muhammad Fuad Riyadi dan Endang Susanti Rustamadji di dunia sastra Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari bimbingan beliau.
Lagi-lagi sejarah membuktikan bahwa sastra Yogyakarta tidak pernah mati. Sekalipun beberapa kelompok pengembang sastra, seperti; PSK, Lingkar Kreativitas Sastra Yogya, PTB dan SYS telah mengakhiri aktivitasnya. Paruh dekade 90-an, Asa Jatmiko dkk telah membentuk Himpunan Sastrawan Muda Indonesia (HISMI). Aktivitas sastra yang mendapatkan dukungan dari Taman Budaya Yogyakarta (TBY) itu mampu memberikan kontribusi kepada sastrawan muda di dalam meniti proses kreativitasnya.
Baru pada pasca 2000 sesudah HISMI berangsur-angsur tidak menggeliatkan aktivitas sastranya, persoalan regenerasi sastrawan yang efektif di Yogyakarta tampak muncul di permukaan. Hingga nama-nama semisal Hasta Indriyana, Pay Jarot Sujarwo, Abror Y Prabowo, Y Wibowo, Sriyono Daningrono, Bambang Susilo dkk harus meluangkan waktu buat ngangsu kawruh (menimba pengetahuan) sastra dari rumah ke rumah para suhu sastra.
Upaya para generasi sastra di dalam melakukan interaksi kreatif di bidang sastra tersebut merupakan langkah taktis guna meningkatkan kualitas karya-karyanya. Agar eksistensi kesastrawanannya tidak diragukan lagi sebagaimana para generasi sebelumnya yang masih eksis di Yogyakarta kala itu, seperti: Raudal Tanjung Banua, Satmoko Budi Santoso, Aning Ayu Kusuma, Edi AH Iyubenu, Ita Dian Novita, Zainal Arifin Thoha, Kuswaidi Syafi’ie, Akhmad Muhaimin Azzet, Abdul Azis Sukarno dll.
Apa yang sekilas saya paparkan di atas, seyogianya ditangkap sebagai sumbangsih pemikiran atas kegelisahan Sunardian Wirodono tentang masa depan sastra Yogyakarta, yang mana nasibnya sangat tergantung pada sikap generasi berikutnya itu. Karenanya, apabila sastra diibaratkan sebagai kereta, maka para generasi sastra harus mampu menjawab buat apa dan untuk siapa sastra diciptakan, serta melalui jalan mana dan ke mana sastra diarahkan? Persoalan ini harus dijawab terlebih dulu. Agar penciptaan karya sastra tidak diasumsikan dengan membangun rumah mimpi yang sekadar membawa kehidupan manusia jauh dari bumi pijakan.
Dengan memahami konsepsi dan motivasi di dalam penciptaan karya sastra, para generasi tersebut niscaya mampu menciptakan image bahwa masa depan kehidupan sastra di Yogyakarta niscaya kian membaik. Di mana sastrawan-sastrawan arif dan rendah hati bakal dilahirkan. Sekelompok insan yang selalu memosisikan sastra sebagai media pembelajaran kehidupannya. Hingga mereka serupa suhu bagi dirinya sendiri. Bukan pendekar di dunia persilatan, yang selalu menganggap pihak-pihak berseberangan sebagai lawan bebuyutan.
Terakhir ditandaskan, pemerhati sastra (baca: penyair) Sunardian Wirodono tidak perlu menggelisahkan perihal masa depan sastra di Yogyakarta. Mengingat solusi arif atas persoalan tersebut bukan polemik kusir berkepanjangan, melainkan apa yang mampu dilakukan seoptimal mungkin di dalam upaya menumbuhkembangkan sastra di kota ini. Hingga Yogyakarta yang diasumsikan sebagai salah satu barometer sastra di Indonesia senantiasa terjaga eksistensinya.
*) Penulis Sastra, Tinggal di Yogyakarta.
Dijumput dari: http://komunitassastra.wordpress.com/2009/12/13/sastra-yogya-tidak-pernah-mati/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel García Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar