Maria Hartiningsih
Kompas, 14 Nov 2008
”… thus I no longer hesitate to say: / ’the I and the other / are me…” Satu frasa dalam karya Adonis, ”A Desire Moving Through the Maps of the Material” (1986-1987), sudah cukup mengungkapkan pendirian penyair dan esais terkemuka dunia asal Suriah itu tentang ”liyan” (the other) dan ”yang diliyankan”.
BAGI Adonis (78), nama pena Ali Ahmad Sa’id, sejak usia 19 tahun, sang liyan dan sang diri menyatu dalam kesatuan diri; terasing dan diasingkan. Pengasingan tidak berarti secara fisik. Bahasa itu sendiri lahir dalam keterasingan.
Seperti banyak intelektual Arab yang tinggal di negara lain, Adonis hidup di antara dua keterasingan; di dalam dan di luar diri. ”I live between the plague and the fire, with my language, with this speechless worlds…,” begitu tulisnya dalam ”The Fall” (dari Songs of Mihyar).
Beberapa negara Arab menutup pintu baginya karena kritiknya yang tajam mengenai kemandekan sastra dan budaya Arab. Ia pun mengalami bentuk-bentuk pengasingan lain: sensor, larangan, pengusiran, pemenjaraan, dan (ancaman) kekerasan.
Pandangan Adonis tentang kebenaran sebagai sesuatu yang harus terus diuji senantiasa berhadapan dengan pandangan arus utama tentang kebenaran sebagai yang sudah pasti. Itulah jantung perbedaan puisi dan teks agama. Puisi berproses dalam situasi yang terus berubah dan menjadi. Puisi adalah tindakan awal tanpa akhir.
Tujuan puisi adalah pertanyaan, pengamatan, penelitian, dan terobosan. Puisi memberi ruang bagi ”sang liyan” dalam berbagai bentuknya, bahkan menjadi identitas puisi yang terus-menerus melakukan hijrah dalam bahasa. Puisi menembus batas agama.
Adonis, yang banyak disebut sebagai sosok paling berpengaruh dalam kritik sastra, puisi, dan sastra Arab, ditemui pada suatu pagi pekan lalu di Jakarta, beberapa hari setelah memberikan kuliah umum mengenai kebenaran puisi dan kebenaran agama di Salihara, Senin (3/11).
Mohamad Guntur Romli, yang belajar akidah filsafat di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, membantu menerjemahkan wawancara dalam bahasa Arab.
Pembebasan
Bagi Adonis, teks agama sering kali ditafsirkan sebagai alat kekuasaan untuk mencapai tujuan politik tertentu. Aliran politik yang despotik dan penafsiran sempit ideologi keagamaan senantiasa melahirkan pemaksaan dan kekerasan. Kemanusiaan yang tanpa sekat tak mendapat tempat.
”Sejarah memperlihatkan, yang kuat yang menafsirkan. Mereka menciptakan kebenaran tunggal,” kata Adonis menambahkan ”mereka” adalah kolaborasi penguasa, intelektual, dan uang.
Pemikiran di luar lingkaran itu dibenamkan. Orang-orangnya dikafirkan, diliyankan. Itu terjadi pada para sufi, filsuf, dan penyair yang pemikirannya tak pernah tunduk pada klaim tertentu. Mereka adalah ”liyan”, si ikan paus biru dalam karyanya, Musiqa al-Hut-al-Azraq (Musik Paus Biru).
”Toleransi sejati tak mungkin dibangun kalau satu pihak mengklaim kebenaran tertinggi,” tegasnya.
Di dalam kebenaran tunggal, kebudayaan tak bisa berkembang karena kreativitas yang melahirkan pembaruan hanya dimungkinkan jika akal dan imajinasi manusia tidak dipenjara oleh sesuatu yang dianggap tak pernah bisa berubah.
Stagnasi, kata Adonis, ”Karena teks menguasai realitas.”
Hal itu pula yang membuat orang malas berpikir untuk mencari solusi atas persoalan- persoalan riil sosial kemasyarakatan. ”Berpikir adalah pekerjaan berat, tetapi merupakan langkah maju. Kemalasan berpikir membuat orang berjalan mundur, mencari solusi persoalan masa kini dari masa lalu,” tegas Adonis.
Pemikiran-pemikiran Adonis dapat dibaca dalam karya monumental Adonis berjudul al-Tsâwabit wal Mutahawwil (Yang Tetap dan Yang Berubah). Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Yogyakarta menerbitkan empat jilid edisi bahasa Indonesia. Dalam dua jilid pertama, berjudul Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam, terpapar pembacaan yang sangat luas tentang pertarungan dua kubu di ranah sastra, teologi, politik, dan budaya Arab- Islam.
Kubu yang ingin menguatkan kemapanan berlindung di balik kekuasaan teks untuk memaksakan satu versi tafsir yang sahih. Kubu lainnya menjadikan teks sebagai khazanah tafsir yang terus mengalami pembaruan dan penyesuaian.
Dipuja dan dikecam
Meskipun kritis terhadap persoalan Islam di Timur Tengah, sebagai penyair, Adonis tampaknya lebih tertarik pada eksperimentasi, bahasa, dan pembebasan puisi dari formalisme tradisi.
Ia dipuja sekaligus dikecam karena mendobrak pakem-pakem puisi Arab yang telah mapan berkurun waktu. Barangkali, di sinilah letak pentingnya karya Adonis, seperti dibaca dalam uraiannya di Salihara; menggedor yang dianggap mapan, dan menguatkan pembaruan dalam dua ranah sekaligus, sastra dan agama.
Adonis lahir di Desa Al-Qassabin, dekat Kota Lakasia, Suriah, tahun 1930. Meski tak duduk di sekolah formal sampai usia 12 tahun, anak pertama dari enam bersaudara ini sudah belajar membaca dan menulis pada seorang guru desa dan mendapat pendidikan Islam tradisional dari ayahnya, seorang petani dan imam masjid.
Ketika membacakan puisi- puisi heroik karyanya di depan Presiden Suriah Shukri al-Quwatli, tahun 1944, Sang Presiden terpesona, lalu mengirim Adonis ke sekolah Perancis di Kota Tartus. Adonis yang cerdas melompati tingkat-tingkat kelas.
Ia menyelesaikan studi di bidang hukum dan filsafat di Universitas Damaskus, dan sempat belajar di Perancis. Tahun 1973, ia memperoleh PhD dalam Sastra Arab dari Universitas St Joseph di Beirut.
Semangat pembaharu terkandung dalam pilihan nama pena yang diambilnya dari mitologi Yunani. Ia sempat merasakan dinginnya lantai penjara pada tahun 1955.
Bersama istrinya, kritikus sastra, Khalida Said (kini 76 tahun), mereka pindah ke Lebanon tahun 1956. Ia mendirikan jurnal Shi’ir yang memperkenalkan gagasan modernitas ke dalam puisi Arab, dan langsung dilarang di beberapa negara Arab. Ia juga mendirikan jurnal kebudayaan, Mawaqif.
Adonis mengajar Sastra Arab di Universitas Lebanon sebelum menetap di Paris awal tahun 1980-an karena perang saudara di Lebanon. Ia mengajar di Sorbonne Paris III, dan menjadi dosen tamu beberapa universitas di AS dan Swiss.
Meski berpindah-pindah tempat tinggal, ia tak pernah dirisaukan soal identitas. Bagi dia, identitas adalah proses ”menjadi” yang terus-menerus.
Ayah dua anak perempuan, Arwad (50) dan Ninar (35), ini dikenal sebagai intelektual Muslim dan penulis dunia yang membangun jembatan-jembatan pemikiran. Ia menerima berbagai penghargaan dari berbagai negara. Namanya berada dalam daftar pendek nominasi Nobel untuk Kesusasteraan sejak tahun 2003.
Karya Adonis lainnya
Beberapa karya Adonis antara lain lebih dari 20 buku puisi. Puisi pertamanya terbit tahun 1957, ”Leaves in the Wind” (1958). Adikaryanya, ”Aghani Mihyar al-Dimashqi” atau ”Songs of Mihyar the Damascene” (1961), baru diluncurkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Karya Adonis lainnya antara lain ”A Time Between Ashes and Roses” (2004), ”If Only the Sea Could Sleep” (2003), ”The Pages of Day and Night” (2001), dan ”The Blood of Adonis” (1971).
Adonis juga editor dari buku-buku antologi, ahli teoretisi puisi, dan penerjemah buku-buku berbahasa asing ke bahasa Arab.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2008/11/sosok-adonis-meretas-sekat-dan-batas.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel García Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar