Selasa, 27 September 2011

Jacques Derrida: Biar Tergugat Tetap Berhala

Damhuri Muhammad
http://cetak.kompas.com/

Laku filsafat lazimnya dimaknai sebagai ikhtiar ”memburu” kebenaran. Memburu hingga ke ujung yang paling hulu. Di sanalah kapal filsuf yang setia berlayar bakal berlabuh. Bila kebenaran hulu telah direngkuh, berakhir pulakah kelananya yang jauh?

Sepertinya tidak. Tidak seorang pun yang sebenarnya sungguh-sungguh dapat menggapai kebenaran hulu itu. Makin jauh mereka bergerak menuju hulu, biduk yang mereka kayuh justru makin terseret ke hilir. Sebagaimana amsal para penggali sumur yang berharap hendak menemukan mata air. Akan tetapi, makin digali, sumur malah terasa makin dangkal. Seolah-olah mata air kebenaran itu tak pernah ada.

Kebenaran seakan-akan mengelak setiap ada upaya menghampirinya. Inilah problem rasionalitas modern yang telah melahirkan ”anak kandung” bernama logosentrisme. Cara berpikir yang selalu bergerak menuju sebuah telos dan arkhe transendental. Sebuah metafisika yang mengandalkan Pikiran (cogito), Diri, Tuhan, Ada (being) sebagai hulu kebenaran, sebagai pusat yang stabil dan kokoh.

Tabiat berpikir macam ini mendedahkan sebuah asumsi yang dalam terminologi Jacques Derrida (1930-2004) disebut metaphysics of presence (Metafisika Kehadiran), yang meniscayakan logos (kebenaran transendental) di sebalik semesta fenomena. Dalam teks, utamanya teks sastra, kehadiran logos begitu nyata dan kentara lewat hadirnya pengarang (author). Subyek yang memiliki otoritas terhadap makna. Lebih jauh, Derrida menganggap ”kehadiran pengarang” sebagai logos itu sendiri.

Inilah yang hendak dirobohkan filsuf itu dengan palu godam: dekonstruksi. Agar makna (kebenaran) tak terpasung dalam ” kuasa tunggal” pengarang. Di tangan Derrida, laku filsafat sebagai perburuan mencari kebenaran bergeser menjadi ikhtiar penafsiran terhadap teks.

Teks, seumpama tenunan kain, terbentuk dari untaian-untaian benang yang jalin-menjalin tak terhingga banyaknya. Makna (kebenaran) ada dalam kompleksitas kerumitan tenunan itu. Dalam situasi itu, tidak ada lagi pusat dan hulu. Tak ada oposisi bineriknya: pinggiran. Semua dapat berposisi pusat dapat berposisi pinggiran.

Bukan makna, tapi prosesnya

Ketaklaziman cara berfilsafat Derrida yang hendak meruntuhkan tradisi logosentrisme itu antara lain dipetakan oleh Muhammad Al-Fayyadl dalam bukunya Derrida (2005). Lewat pembacaan intens, sabar, dan hati-hati terhadap karya-karya Derrida (Of Grammatology, Writing and Difference, Dissemination, Margin of Philosophy), Fayyadl berhasil menggambarkan betapa tradisi logosentrisme filsafat pencerahan telah runtuh dan sedang di ambang kehancuran.

Selain menghadirkan Derrida sebagai ”problema”, Fayyadl juga membangun pembelaan terhadap sosok kefilsafatan Derrida yang memang tak disambut ramah kalangan pendukung logosentrisme. Keberatan utama terhadap dekonstruksi adalah karena ”metode” (sekaligus anti-metode) itu cenderung relatif.

Banyak yang menuduh proyek prestisius Derrida itu tak lebih dari intellectual gimmick (tipu-muslihat intelektual) yang tak berisi apa-apa selain permainan kata-kata. Oleh karena itu, berkali-kali Fayyadl menegaskan bahwa dekonstruksi tak bermaksud menihilkan, apalagi menafikan makna (kebenaran). Makna tetap ada, tetapi ia tidak mungkin dicapai dengan sebuah rumusan mutlak. Cuma saja, penekanan dekonstruksi bukan pada makna, melainkan pada proses meraihnya.

Bila Derrida memaklumatkan afirmasi terhadap ”yang lain” (the Other) dengan menolak kehadiran pengarang (kuasa tafsir tunggal) dalam teks, bagaimana cara menemukan makna (kebenaran) pada sebuah peristiwa pembunuhan? Bukankah Derrida meniscayakan ”tak ada sesuatu di luar teks” (il n’y a pas de hors-texte)?

Ini berarti, seluruh semesta fenomena adalah teks, termasuk peristiwa pembunuhan di atas. Bagaimana cara menemukan pelaku (makna) bila si pembunuh (pengarang) telah disingkirkan? Pelaku harus hadir, bukan? Dilema ini tak sempat ditelaah Fayyadl. Ini akibat terlalu sibuk membela pembacaan dekonstruktif Derrida, hingga abai pada ”problema” dekonstruksi yang tak kunjung terselesaikan itu.

Derrida tetap berhala

Cara berpikir Fayyadl tampaknya sangat terpengaruh oleh ”pola permainan” Derrida. Padahal, istilah ”permainan” tanda-tanda dalam teks itu masih problematis. Bukankah dalam sebuah permainan masih ada logika kalah-menang?

Derrida belum terbebas dari perangkap oposisi biner yang hendak ditolaknya. Mungkinkah laku penafsiran teks ditempuh tanpa pretensi (tanpa tujuan, tanpa telos)? Tendensi penafsiran mutlak ada, yakni; makna (kebenaran). Meski, makna itu bukan sosok kebenaran tunggal. Bukan makna yang stabil dan tak sumbing.

Maka, laku pembacaan dekonstruktif Derrida ibarat permainan sepak bola paling ironis sepanjang sejarah. Semua pemain dari kedua kesebelasan dilarang keras menciptakan gol. Para pemain hanya boleh menggiring bola, men-dribling, mengoper dan memberi umpan-umpan silang. Misalkan Fayyadl salah satu pemain dalam pertandingan itu, tentu ia akan bermain secantik mungkin.

Sialnya, ia akan selalu terhalang untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Sebab, dalam logika dekonstruksi tak boleh ada gol (telos). Bila ceroboh dan tidak mampu ”menjinakkan” hasrat ingin menang, dikhawatirkan pemain akan melakukan gol bunuh diri, menendang bola ke gawang sendiri. Senjata makan tuan. Dekonstruksi (yang berperilaku meruntuhkan) akhirnya merobohkan tatanan analisis komprehensif yang bersusah-payah dibangun Fayyadl sejak mula.

Sia-sia ia menghadirkan Derrida sebagai ”problema”. Ujung-ujungnya, Derrida malah tegak sebagai ”berhala”….

Damhuri Muhammad, Cerpenis, Alumnus Program Pascasarjana Filsafat Universitas Gadjah Mada, berkhidmat di Bale Sastra Kecapi, Jakarta.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati