Rabu, 20 Juli 2011

Rekonsiliasi Konflik lewat Sastra

N. Mursidi
Lampung Post, 10 Juli 2011

PASCAPECAH konflik Sambas 1999, berbagai upaya membangun konstelasi rekonsiliasi bisa dikatakan belum berjalan baik. Hubungan sosial kelompok antaretnis yang pernah bersitegang (Madura-Melayu) masih meninggalkan segregasi kuat untuk saling curiga, khawatir, bahkan diliputi kebencian. Warga Madura hingga kini masih tidak bisa kembali ke Bumi Sambas. Rekonsiliasi seperti berhadapan dengan jurang kebekuan. Dengan kondisi memprihatinkan itu, berbagai program digagas dan dicanangkan untuk membuka ruang pertikaian itu mencair kembali.

Namun, dari berbagai program kegiatan yang coba ditawarkan itu, belum pernah melibatkan media sastra untuk dijadikan alternatif atau terobosan. Padahal, sastra tidak bisa disangkal memiliki peranan dalam setiap perubahan sosial pada masyarakat.

Sastra berperan tak hanya sebagai refleksi, tapi sekaligus refraksi atas totalitas peristiwa sejarah dari perjalanan suatu bangsa. Dengan peran sastra sebagai ruang refleksi itu, sastra bisa memberi sumbangan pada proses transformasi: menanamkan kesadaran yang ujungnya berpotensi menjadi amunisi untuk jembaran rekonsiliasi.

Sastra dan Misi Perdamaian

Misi yang diemban pengarang melalui sastra itulah yang mendorong Sashi Tharoor—sastrawan India yang mengemban misi perdamaian PBB—tak ragu merangkul atau melibatkan sastra dibanding dengan melibatkan peran agama dan sains ilmiah demi menciptakan perdamaian dunia.

Karena—di mata Sashi Tharoor—sastra mampu melengkapi apa yang “hilang atau sengaja dihilangkan” dari agama dan sains. Itu tidak lain karena agama pada satu sisi justru bisa memunculkan konflik, sementara sains—tidak jarang—membuka ruang kosong yang mengurung manusia dalam ruang kehampaan jiwa dan spiritualitas.

Tak salah, kalau tak sedikit pengarang melahirkan karya sastra untuk mengetuk nurani dan kesadaran umat manusia demi menciptakan perdamaian. Dr. Ang Swee Chai, seorang dokter yang pernah terlibat dalam kamp pengungsian Palestina, melalui buku From Beirut to Jerussalem mengungkapkan kesaksian terhadap pembantaian warga Palestina.

Padahal, ia berdarah Yahudi dan beragama Kristen. Namun, kesaksian yang diberikan mampu mengetuk hati nurani dunia internasional.

Karya sastra lain yang mengembuskan semangat misi perdamaian dan mengutuk pertikaian itu juga didengungkan Tolstoy melalui novel War and Peace. Dengan karya itu, Tolstoy yang ikut terlibat perang dan menjadi saksi sejarah tak saja mengutuk perang, tetapi juga mengharapkan pintu perdamaian.

Misi Tolstoy itu juga diemban Mary Shelley, Wordsworth. Konon, karya-karya sastra itu mampu memberi suntikan dan semangat hidup bagi korban perang untuk bisa menatap kembali masa depan.

Dalam deretan sastrawan dalam negeri, dapat disebutkan nama seperti W.S. Rendra, Seno Gumira Adjidarma, Pramoedya Ananta Toer, dan beberapa sastrawan lain lagi. W.S. Rendra lewat puisi Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang (1960), menggambarkan duka lara akibat perang. Seno, lewat buku kumpulan cerpen Saksi Mata, merekam kejahatan-kejahatan yang dilakukan TNI terhadap masyarakat Timur Leste pada masa transisi Timor Timur menjadi Timur Leste.

Bahkan, dengan tegas, Seno—lewat kumpulan esai—mengatakan “Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara”. Adapun Pramoedya mengisahkan banyak cerita tentang perang dan penjajahan. Dengan tema itu, ia ingin mengusung pesan perdamaian lewat karya yang ia tulis.

Pijar Kedalaman Empati

Karya sastra yang mengisahkan tema perang dan kejahatan—konflik dan tragedi pembantaian— haruslah diakui bukan hasil liputan di permukaan belaka atas peristiwa perang atau segala bentuk kejahatan.

Sastra yang mengibarkan bendera perdamaian dari cerita perang adalah pijar kedalaman empati tentang kehancuran tubuh, ceceran darah, rasa empati demi orang-orang yang kehilangan anggota keluarga (seperti anak, istri, orang tua), bahkan pantulan dari renik psikologis manusia dalam situasi konflik yang dapat menumbuhkan makna baru: memperkaya pemahaman atas kenyataan, berdasarkan sudut pandang, visi, perspektif, dan kesadaran baru.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya menjadikan terobosan terkait dengan apa yang dikatakan Friedrich Schiller (1993). Schiller berpendapat sastra itu memiliki peran dan fungsi yang sungguh menakjubkan. Sastra bisa tampil sebagai permainan penyeimbang bagi tatanan mental manusia terkait dengan adanya energi yang butuh diekspresikan. Energi itulah kemudian mendorong manusia untuk kreatif, mermiliki kepekaan dan human of interest terhadap sesama.

Meskipun harus diakui bahwa tidak semua karya sastra mengembuskan pesan dan misi perdamaian, karya-karya sastra yang digali dan terinspirasi dari kedalaman sukma untuk kemudian merefleksikan konflik, perang, dan penjajahan dapat menjadi “warta perdamaian dan kebenaran”. Ia mengusung pesan agung mengutuk perang, dan mengharapkan tatanan baru yang harmonis antarkehidupan umat manusia, di mana pun bahkan sampai kapan pun.

Dengan penjelasan di atas, tak ada salahnya jika progam kegiatan rekonsiliasi untuk perdamaian Sambas pascakonflik 1999 dicanangkan atau digagas dengan melibatkan media sastra sebagai sebuah terobosan—atau alternatif. Upaya itu tentu tidak saja demi mengenang atau sekadar ajang romantisme konflik pada masa lalu, tetapi lebih menekankan pada setiap pihak atau kelompok antaretnis untuk melakukan refleksi sekaligus refraksi atas peristiwa berdarah tersebut. Dengan demikian, akan bisa muncul kesadaran baru demi mencapai rekonsiliasi pascakonflik yang sampai sekarang mengalami kebekuan hingga akhirnya lahir perdamaian bersama.

N. Mursidi, aktivis Yayasan Anak Layang-Layang, Kini sedang melakukan riset perdamaian pascakonflik Sambas 1999 untuk novel
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/07/rekonsiliasi-konflik-lewat-sastra.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati