Senin, 02 Mei 2011

Aktifitas Pertambangan Dalam Kaca Mata Sastrawan

Wahib Muthalib
http://www.senimana.com/

“Saya fikir di setiap daerah hampir sama. Ketika ada industri pertambangan, pasti perusahaan dan Pemda (Pemerintah Daerah) setempat memberikan janji-janji kesejahteraan bagi masyarakat.”

Demikian pernyataan Bustan Basir Maras penulis cerpen “Ziarah Mandar” mengawali komentarnya tentang aktifitas pertambangan di Indonesia. Pria asli Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini mengatakan, persoalan yang timbul akibat aktifitas pertambangan bukanlah cerita baru.

Di Polewali Mandar, ujar Bustan, sedang berlansung aktifitas pertambangan batubara dan minyak bumi. Aktifitas tersebut bukannya tak menghadirkan masalah bagi warga setempat. Banyak masyarakat yang tidak siap dengan adanya aktifitas pertambangan.

Salah satu potret masalah pertambangan di Polewali Mandar, kata Bustan, adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Hal ini membuat masyarakat banyak yang tidak siap melihat ada hal-hal baru.

“Tiba-tiba saja di masjid ada pengumuman bahwa di daerah ini akan diadakan eksplorasi minyak,” tuturnya saat menghadiri acara bedah buku cerpennya yang berjudul ‘Ziarah Mandar’ dalam gelar GELADAK SASTRA bersama Komunitas Lembah Pring, di Omah Pring Kecamatan Sumobito, Jombang.

Bustan mengungkapkan, protes masyarakat pada akhirnya berujung pada sikap yang menghendaki adanya surat perjanjian kesefahaman antara warga dengan perusahaan tambang. Dengan adanya perjanjian, masyarakat berharap nantinya dapat diketahui sampai sejauh mana manfaat yang diberikan industri tambang bagi warga sekitar. “Namun sampai saat ini, ternyata usulan (surat perjanjian) tersebut belum ditindaklanjuti,” katanya.

Hanya keprihatinan yang dirasakan Bustan dan masyarakat Polewali Mandar. Usulan adanya surat perjanjian tak terwujud, sedangkan kesejahteraan yang dijanji-janjikan sebelumnya juga tak dirasakan. “Kita prihatin Mas. Meskipun sepertinya sulit mendorong terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat, tapi jika kita tidak berbuat apa-apa juga sepertinya menjadi hal yang aneh.”

Akhirnya, keprihatinan Bustan terhadap kondisi nelayan dan petani Kabupaten Polewali Mandar atas adanya aktifitas pertambangan dicurahkan melalui cerpen berjudul “Ziarah Mandar”. “Nah, setidaknya dengan cerpen ini saya bisa memberikan sesuatu melalui karya sastra,” ucap sastrawan yang saat ini tengah sibuk menyelesaikan thesisnya di fakultas Antropologi Universitas Gadjah Mada.

Belajarlah dari Kasus Mandar! Demikian pesan tersirat dari Abdul Malik, pengamat sastra asal Mojokerto. “Ziarah Mandar merupakan pengalaman, pengembaraan, pergulatan menghadapi kerasnya kehidupan dan catatan-catatan kritis Bustan Basir Maras terhadap kekayaan alam Mandar yang makin tergerus oleh kapitalisme asing,” ulasnya.

Rencananya karya ini juga akan dibawa roadshow kesejumlah daerah di Indonesia.

***

ROAD SHOW ZIARAH MANDAR 2011
ETAPE SLEBES (SULAWESI)

PALU-SULTENG, PASANGKAYU-MATRA, MAMUJU, MALUNDA, MAJENE, POLEWALI, MAKASSAR

Setelah etape pulau Jawa dan beberapa pulau lain, road show Ziarah Mandar kini memasuki etape Sulawesi. Bermula dari kota Palu-Sulawesi Tengah, terus ke selatan, Pasangkayu, Mamuju, Malunda, Majene, Polewali Mandar dan akan berakhir di gedung Lembaga Administarasi Negara (LAN) Makassar. Lalu awal April ini semoga sudah kembali ke Jogja lagi sambil persiapan etape Kalimantan-Palangkaraya dan beberapa kota lain di Pulau Borneo itu.

Dalam perjalanan road show di pulau Slebes (Sulawesi) yang bermula dari tanah suku bangsa Kaili-Palu, Sulawesi Tengah, ada banyak catatan menarik. Sebab apa yang mengalir dalam cerita Ziarah Mandar yang tertuang di dalam buku kumpulan cerpen Ziarah Mandar yang kami road show-kan ini, berbalik dari rute road show yang telah rampung 80 % hingga ke Sulawesi Barat-Mandar sekarang. Rute berikutnya tinggal beberapa komunitas di selatan Sulawesi Barat dan beberapa komunitas sastra di Makassar yang rencananya akan berlangsung di LAN Makassar (dalam konfirmasi). Jika di dalam cerpen Ziarah Mandar, tokoh aku mengisahkan dirinya melakukan perjalanan mulai dari Makassar hingga ke tanah Mandar yang kini bermetamorfosis menjadi Sulawesi Barat, maka dalam kenyataannya road show ini justru bermula dari Tanah Kaili-Palu, Sulawesi Tengah dan selanjutnya ke selatan-Makassar dll. Kota Palu, adalah kota orang-orang yang memanggilku Ngana (kamu). Demikianlah bahasa khas mereka jika memanggil seseorang. “Ngana pe buku, asyik juga dibaca le’ !” (Buku anda enak juga dibaca ya). Demikianlah mereka berkata kepada saya dalam sebuah forum. Hehe. Asyik juga. Benar-benar Indonesia.

Dari Sulawesi Tengah-Palu, saya mengalir bersama beberapa panitia dan kolega, menyusuri jalan berkelok ke Donggala, sebuah kota tua yang indah. Di sana-sini masih banyak ditemui bangunan peninggalan Portugis, menandakan kota ini suatu waktu pernah menjadi ladang basah portugis. Mereka mendirikan pelabuhan tua di sini, sambil menghisap rempah; lada, cengkeh dan berbagai hasil alam kota mungil ini ke dalam kapal-kapal induk pelayaran mereka ke eropa barat dan beberapa negeri lainnya di timur jauh bahkan ke afrika Selatan. Demikianlah sejarah mencatatkan. Meski, tentu tak dapat saya kisahkan semua peristiwa-peristiwa menarik dalam perjalanan ini, tetapi perjalanan berhari-hari ini kemudian menyampaikan langkah saya ke kota Vova Sanggayu, nama asal kota Pasangkayu, ibu kota Mamuju Utara kini. Di kota kecil ini saya sempatkan waktu, mengunjungi Tanjong Pasangkayu dan beberapa tempat lainnya yang pernah saya tapaki beberapa tahun silam saat melakukan riset di sini, termasuk ke suku bangsa Bunggu (Binggi), suku bangsa tertua di wilayah ini.

Dari Pasangkayu, kami terus merinsek ke Selatan, memasuki ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, Mamuju atau biasa pula disebut dengan Manakarra. Di ibu kota propinsi termuda di Indonesia ini, saya sempatkan diri berenang di Kali Mamuju. Sesuatu yang aneh tentunya. Penduduk sekitar, terutama penduduk kota Manakarra menyebutnya dengan istilah Kali. Padahal kenyataannya kali ini adalah sungai besar yang membelah kota Mamuju menjadi dua. Entahlah. Lalu setelah puas mengguyur diri di Kali Mamuju, saya kemudian menyerahkan diri ke tangan kawan-kawan Komunitas Rumah Kita (KORUMTA) yang kami dirikan sejak tahun 2006 lalu. Mereka lalu ‘menggelandang’ saya ke sana kemari. Merekalah yang menghendel begitu banyak acara, mulai dari lanjutan road show Ziarah Mandar di Universiatas Alas’ariyah Mandar (Unasman) Malunda, hingga beberapa work shop kepenulisan di Majene dan Malunda. Bahkan mereka ‘menyandera’ saya berhari-hari, mendaki gunung Mekkatta di Malunda, dan meminta waktu khusus kuliah malam selama dua hari berturut-turut. Gila. Luar biasa. Kawan-kawan Korumta-lah pula yang mengantar saya hingga ke Polewali Mandar untuk lanjutan road show Ziarah Mandar di Unasman-Manding, Polewali Mandar. Dan meski perjalanan menuju Makassar sudah separuh jalan, tapi mereka tetap menahan saya dan kembali lagi ke Majene untuk beberapa work shop yang sudah disiapkan oleh Korumta. Diam-diam saya juga menyadari, inilah konsekwensi logis yang harus saya terima lantaran telah ikut mendirikan komunitas ini lima tahun silam. Hehe. Kini tinggal menunggu konfirmasi tanggal dan kepastian dari beberapa panitia di Selatan Sulawesi Barat dan sekelompok mahasiswa di LAN Makassar. Semoga sisa dua rute road show memasuki Sulawesi Selatan dalam beberapa hari ke depan juga berjalan dengan baik dan lancar, sebagaimana road show sebelumnya.

Amin !

Sumber: http://www.senimana.com/berita-153-bustan-basir-maras.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati