Senin, 13 Desember 2010

POLITIK DALAM NOVEL

HARIMAU! HARIMAU! novel Mochtar Lubis
Penerbit: PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta 1977
Cetakan: Kedua
Gambar Jilid: Popo Iskandar
Tebal : 215 halaman
Peresensi : Abdul Hadi W.M.
http://majalah.tempointeraktif.com/

NOVEL ini termasuk paling banyak dibicarakan di sekitar tahun penerbitan pertamanya (1975) dan mendapatkan pujian, selain beberapa keberatan. Bahkan Yayasan Buku Utama memberikan hadiah pada pengarangnya setelah Harimau! Harimau! terpilih sebagai buku terbaik 1975.

Salah satu keberatan misalnya dikemukakan oleh Jacob Sumardjo. Dikatakannya Mochtar Lubis telah membawa masalah dan tema orang kota, dalam hal ini politik, ke dalam novel yang menggunakan setting rimba raya atau pelosok. Sehingga, katanya, kesan bahwa sastra berkiblat ke kota semata-mata semakin jelas.

Sayang, Jakob Sumardjo lupa akan sifat simbolik yang dipancarkan oleh novel ini. Dunia sastra tidak harus identik dengan dunia nyata. Meskipun sebuah novel mengambil setting dan pelaku orang pelosok tak ada salahnya si pengarang menghidupkan novelnya dengan masalah orang kota.

Novel Mochtar Lubis ini memang novel politik. Sumbernya ditimba dari pengalaman dan kejadian politik terakhir di Indonesia. Namun demikian ia tidak jatuh pada propaganda. Masalah politik digarap dan ditelaah secara halus oleh Mochtar Lubis. Dikembangkan dengan imajinasi dan fantasinya menjadi dunia sastra. Sehingga menimbulkan berbagai tafsir tentang kecenderungan-kecenderungan manusia sebagai mahluk politik dan reaksi serta response-nya dalam situasi yang terjepit.

Mochtar Lubis mengisahkan bagaimana manusia itu berusaha survive di tengah-tengah bahaya tirani, kezaliman dan kesewenang-wenangan. Selain tema anti-kesewenang-wenangan, beberapa tema lain yang berkaitan dengan tingkah laku kekuasaan dan politik di Indonesia yang mendasari novel ini juga ada tahyul atau klenik, pengkultusan individu.

Mochtar Lubis percaya pada kekuatan manusia dan ia bertanggungjawab atas perbuatannya. Manusia harus berjuang untuk memenuhi tuntutannya, kalau perlu dengan kekerasan dan tidak tinggal diam terhadap kezaliman yang merajalela di sekitarnya.

Tulis Mochtar “Setiap orang wajib melawan kezaliman di mana pun juga kezaliman itu berada. Salahlah bagi orang memencilkan diri, dan pura-pura menutup mata terhadap kezaliman yang menimpa diri orang lain. . . besar kecil kezaliman, atau ada dan tak adanya kezaliman tidak boleh diukur dengan jauhnya terjadi dari diri seseorang.” (hal. 214).

Harimau! Harimau! menceritakan tujuh pencari damar. Mereka berbeda dalam umur, sifat dan watak. Berbeda pengalaman, kecakapan dan latar belakang pembentukan pribadinya. Juga berbeda dalam ambisi dan cita-cita hidupnya. Tapi oleh nasib dan profesi yang sama akhirnya mereka bertemu dan membentuk suatu keluarga bersama di tengah rimba raya.

Persamaan kepentingan jelas menjadi motif mula-mula bagi utuhnya persatuan dan persahabatan mereka. Tapi dalam situasi terjepit, ketika sepulang mencari damar mereka dihadapkan pada bahaya harimau lapar, hal-hal yang semula tak tampak kini tampaklah.

Pengarang menampilkan tokoh Wak Katok sebagai manusia yang sewenang-wenang, ingin berkuasa sendiri dan semua usaha dilihat hanya dari kacamata kepentingannya sendiri. Begitulah ketika tiga orang kawannya telah mampus diterkam harimau, dia dilanda ketakutan dan hanya menginginkan dirinya selamat, dengan harapan: orang kampung nanti menyebut dia pahlawan, satu-satunya orang yang sakti.

Lebih-lebih karena dia mempunyai dan memegang senapan di antara rombongan tujuh itu, meskipun yang berhasil ditembak bukan harimau lapar yang membahayakan, tapi Pak Haji kawan seperjuangannya sendiri yang jujur dan tak punya pretensi apa-apa di antara mereka bertujuh.

Di bagian akhir dari novel yang mencekam itu, Mochtar Lubis menampilkan Buyung dan Sanip, yang termuda di antara mereka, sebagai tokoh pejuang yang murni dan berhasil merebut senapan dari tangan Wak Katok serta membunuh harimau yang mau menerkam mereka untuk kesekian kalinya.

Di bagian akhir novel inilah ketegangan dan konflik memuncak dan bersamaan dengan itu masalah politik yang hendak ditampilkan Mochtar semakin terasa menonjol. Tentang Wak Katok, profil politikus yang hanya ingin mengambil keuntungan dari hasil perjuangan orang lain / kawan-kawannya dan kalau perlu melemparkan kawan seperjuangannya yang dianggap berbahaya bagi kepentingan kekuasaannya.

Mochtar Lubis menulis “Dahulu ketika berontak dia selalu berlindung di belakang kawankaannya. Dan jika keadaan telah mereka kuasai, maka dialah yang mulai membunuh, merampok atau memperkosa.” (hal 152).

Pelukisan Mochtar Lubis mengenai setting, kejadian, perwatakan tokoh dan pembatinannya memukau, meskipun dia belum lepas dari gaya penulisan jurnalistiknya, yang lebih bersifat terus terang, sehingga bahasa masih kelihatan kasar.

Seperti novel Mochtar yang lain, novel ini belum lepas dari sifat yang terlalu mengajar, terutama di bagian akhir. Suatu bagian yang dimaksudkan sebagai bagian yang berisi uneg-uneg dan kritik Mochtar terhadap pola kekuasaan di negerinya selama ini, serta harapan dan cita-cita kemanusiaannya melawan praktek politik yang kotor.

Harimau! Harimau! jelas merupakan novel Mochtar Lubis yang terbaik, di samping Jalan Tak Ada Ujung. Masalah yang dikemukakan begitu aktuil dan menarik. Dibandingkan dengan Senja di Jakarta dan Maut dan Cinta-nya, meskipun sama-sama novel politik, Harimau! Harimau! mempunyai banyak kelebihan.

Bukan dalam plot, tema, penokohan dan perwatakan, tapi dalam pendalaman dan penyajian masalah dan gaya berceriteranya.

Di sana Mochtar tidak terlalu banyak mengajar pembacanya dengan menjejalkan buah pikiran dalam dialog tokoh-tokohnya, tapi lebih-lebih melukiskan persoalan dengan perbuatan tokoh dalam kerangka suatu situasi.

25 Maret 1978

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati