Kamis, 14 Oktober 2010

Menguak Tabir Politik Sastra

Agus Himawan
http://kompas-cetak/

TS Eliot dalam Tradition and Individual Talent (The Sacret Wood, London: Methuen& Co, 1960) berseru, “Kritik yang jujur dan apresiatif diarahkan bukan kepada penyair, tetapi pada sajaknya. Jika kita memerhatikan omongan kacau para kritikus di koran serta desir ulangan populer yang menyusulnya, kita akan mendengar banyak nama penyair. Sedangkan jika kita mencari kenikmatan karya, kita akan jarang mendapatkannya.”

Jika kita lebih cermat memerhatikan perkembangan sastra lima tahun terakhir ini, bisa jadi seruan Eliot tersebut sampai kinilah yang terasa dalam sastra kita. Perkembangan kritik sastra jadi tak sebanding dengan banyaknya buku sastra yang diterbitkan.

Selain itu, tulisan esai kritik yang ada di media massa, pun makalah diskusi, sebagian besar kebanyakan hanya “mencatut” pelbagai ide besar ke dalam teks sastra sehingga bukannya jouissance kenikmatan tekstual yang muncul dari sebuah karya yang dibahas, melainkan sorotan “puja-puji” dalam bingkai “intelektual” yang dapat dikomoditaskan pihak tertentu (baca: penerbit) sebagai “penglaris”.

Akibatnya, kita sulit mencari kritik independen terlepas dari intervensi penerbit sebagai bagian dari jaringan sebuah media massa yang besar. Pun ketokohan pengarang selain banyak nama pengarang dan karya yang baik cenderung terluputkan karena perhatian umumnya kritikus dan media massa terpukau pada sosok biografi pengarang, bukan pada analisis karya yang dapat menunjukkan kenikmatan tekstual.

F Rahardi dalam Kompas, 23 April 2000, mengharapkan setelah meninggalnya “Paus Sastra” HB Jassin kondisi sastra dapat lebih sehat dengan tiada lagi figur tunggal yang dimitoskan sehingga membuat sastrawan tumbuh sendiri secara alami untuk mendapatkan pengakuan.

Sialnya harapannya tak begitu banyak dimanfaatkan pemawas sastra kita sehingga kritik sastra terkini selain tak bernyali, juga mudah dimanfaatkan sebagai “senandung pujian” (baca: “blurb” yang dicantumkan di sampul belakang buku atau esai untuk “kata pengantar”) dalam industri penerbitan buku. Tudingan lebih gawat krisis kritik sastra terjadi karena “politik sastra”, satu hal yang umumnya enggan diakui pemawas sastra kita.

Buku ini ditulis oleh Katrin Bandel, penulis kelahiran Wuppertal, Jerman, yang meraih gelar doktor dalam sastra Indonesia pada 2004 di Universitas Hamburg. Kehadiran buku ini tentunya menarik walau dapat pula menimbulkan sedikit rasa kecewa lantaran otokritik sastra yang bersih malah dihasilkan peneliti bukan dari Indonesia.

Pertanyaan mengusik, sebegitu gawatkah krisis kritik sastra kita yang independen sehingga setelah membaca buku ini telah memberi bukti beberapa pemawas sastra kita terjerembab arus sensasi media massa bak selebriti intelektual dengan melontarkan pujian berlebihan kepada beberapa penulis perempuan, tanpa disadari telah menghancurkan potensi yang menjanjikan?

Hal demikian dapat terbaca dalam Nayla: Potret Perempuan Pengarang sebagai Selebriti (hal 143) yang dengan kemunculan tiba-tiba karya Djenar Maesa Ayu sebagai “sastrawati” ternyata tak sebanding dengan pujiannya. Jika kita menghubungkannya dengan kemunculan pengarang perempuan lain, maka di mata Katrin selain pujian pada Djenar berlebihan, karya lain yang menggarap tema seks secara lebih bebas ternyata baru sampai pada pemaparan ide yang belum tuntas. Dalam tulisannya Katrin menyiapkan argumentasi meyakinkan dengan merujuk teori, membongkar kelemahan sehingga pujian yang terbetik di media massa atau dalam buku Djenar sendiri menjadi rontok.

Geliat sastra mutakhir dengan munculnya sastra internet yang pada awal kehadirannya dicibir sebagai tren sesaat seperti pernah disebutkan Hamsad Rangkuti di majalah Gatra, 18 November 2000, juga disinggung Katrin dalam “Karya Sastra sebagai Taman Bermain”. Di sini ia menyinggung antara diri pengarang dan alter-ego Dewi “Dee” Lestari dalam Supernova (2001) sehingga batas antara fiksi dan kenyataan menjadi bias. Uniknya hal tersebut bukan muncul dari bukunya sendiri, melainkan dari situs internet penerbit Supernova, yaitu truedee.com.

Esai menarik lainnya adalah Religiusitas dalam Novel Tiga Pengarang Perempuan Indonesia (hal 67) yang sedikit memberi bukti nyata masih ada potensi penulis perempuan mampu menulis tema lain bukan hanya sekadar seks yang terlalu digembar-gemborkan di media massa sebagai “pembaru”. Kondisi ini cukup berbahaya karena menimbulkan kesan seolah penulis perempuan, terutama setelah ramainya publikasi Djenar, hanya mampu menulis soal seks saja, padahal hal tersebut dibentuk industri kapital penerbitan buku sebagai tren.

Sastra klasik Indonesia juga tak luput dari amatan Katrin. Dalam Nyai Dasima dan Nyai Ontosoroh (hal 31) ia cukup tajam mengurai sejarah terjadinya “politik sastra” di masa jayanya penerbit Balai Pustaka sebagai institusi kolonial ternyata punya andil menggerus “Cerita Nyai” bahasa Melayu rendah akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai bacaan murahan tak layak dikategorikan dalam sastra.

Meskipun buku ini cukup berhasil sebagai otokritik sastra dari sudut pandang pengamat sastra berkebangsaan bukan Indonesia seperti yang dilakukan oleh A Teeuw, John H McGlynn, dan Harry Aveling, buku ini juga menyimpan kelemahan. Sebutlah tulisan Sastra Koran di Indonesia (hal 45) Katrin tak banyak memberi penjelasan bagaimana kondisi media sastra di Jerman sebagai perbandingan. Dalam tulisan tersebut Katrin hanya memberi contoh posisi artikel sastra Jerman yang dinamakan “Feulliton” lebih netral dibandingkan dengan rubrik sastra koran Indonesia karena kehadirannya hanya berupa reportase acara sastra dan resensi buku, bukan sebagai “ajang” melahirkan sastrawan (juga penulis kritiknya) yang masih dalam kondisi “diletan” dengan memamerkan istilah asing hanya untuk memperindah tulisannya.

Kelemahan berikut adalah ulasan novel Disgrace karya pemenang Booker Prize 1999 dan Nobel Sastra 2003, JM Coetzee (hal 119) yang aslinya adalah resensi buku yang pernah dimuat di Kompas, 23 Oktober 2005.

Dalam tulisan tersebut nyaris Katrin hanya menceritakan Disgrace tanpa menghubungkannya secara kontekstual dengan perkembangan sastra Indonesia. Akibatnya pembaca jadi bertanya-tanya apa korelasinya dengan sastra kita, sedangkan maksud penulisan buku ini adalah menghadirkan kritik sastra kita secara netral tanpa intervensi pihak mana pun. Sebutlah A Teeuw dalam Khazanah Sastra Indonesia (Balai Pustaka, 1982) yang juga menyebut karya asing, begitu pula Harry Aveling dalam Rahasia Membutuhkan Kata (IndonesiaTera, 2003) yang jelas terlihat korelasinya dengan karya sastra Indonesia.

Kelemahan lain, buku ini belum karya utuh seperti buku A Teeuw dan Harry Aveling lantaran hanya mengumpulkan tulisan Katrin yang pernah dimuat di berbagai media massa sehingga data dan argumennya terasa kurang lengkap (Sastra Koran di Indonesia juga ulasan karya JM Coetzee). Rata-rata buku kritik yang berasal dari kumpulan tulisan menyimpan kelemahan sejenis, misalnya Sastra dan Massa-nya Jakob Soemardjo (ITB, 1995) atau Solilokui-nya Budi Drama (Gramedia, 1983) yang sebenarnya dapat lebih komprehensif jika ditulis ulang, bukan sekadar mengumpulkan kembali tulisannya.

*) Pengamat Sastra Tinggal di Jakarta.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati