Rabu, 08 September 2010

HALIM HD, “NETWORKER” KEBUDAYAAN

Nasru Alam Aziz, Elokdyah Meswati
Kompas, Jakarta, 15 September 1999.

MAKASSAR Arts Forum (MAF) ‘99 yang digelar di Ujungpandang,5-12 September 1999 telah usai. Event kesenian besar dan terbilang sukses meski masih banyak kekurangan di sana-sini, tentulah tak lepas dari peranan pekerja seni, Halim HD.

Dengan totalitas luarbiasa, Halim mengerjakan apa saja. Dari kurator sampai pembantu umum. Menempel poster, membagi-bagi undangan diskusi usai acara di panggung terbuka Benteng Fort Rotterdam, mencuci piring, sampai membersihkan kamar mandi di sekretariat panitia.

Di luar itu, ia juga sejak lama telah membangun relasi-relasi sosial-ia menyebutnya sebagai fasilitator/networker kebudayaan. Halim menjalin hubungan dengan ratusan orang di puluhan kota, di Indonesia maupun luar negeri. Semua bisa dihubungi lewat telepon, e-mail, faksimile, atau surat.

Hasilnya mulus? Tidakjuga. Tetap ada konflik antara panitia dan lembaga kesenian.

“Sebetulnya, apa yang terjadi di sini sama dengan yang terjadi di Surabaya atau Semarang. Penyebab utamanya: ada sesuatu yang tampaknya seolah-olah dunia kesenian hanya bisa dipecahkan oleh lembaga itu,” kata Halim. Dan Halim merasa sedih, karena sebagai partisipan, ia ternyata harus terlibat dalam konflik itu.

Institusionalisasi atau pelembagaan kegiatan-kegiatan kesenian di negeri ini dalam 20 tahun terakhir memang sangat kuat sekali. Mulai dari Dewan Kesenian Jakarta, lalu muncul dewan serupa di kota-kota lain, sehingga menimbulkan kesan dunia kesenian hanya bisa dikelola oleh lembaga. Berikutnya, selalu ada upaya saling jegal lewat lembaga-lembaga itu, yang kemudian menjadi konflik yang melebar ke wilayah-wilayah lain.

“Ini yang saya sedihkan. Kita harus kembali kepada fitrah kesenian itu sebagai kebersamaan,” kata mantan “guru gadungan” yang mengajar Bahasa Indonesia di Department of Asian Language and Culture di University of Michigan (1989-1992).
***

HALIM HD lahir 25 Juni 1952 dari keluarga pedagang-petani di Serang, Karesidenan Banten (Jawa Barat). Menamatkan SD dan SMP di Serang, dan melanjutkan SMA di Yogyakarta. Ia pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1972-1977, tetapi tidak sampai selesai.

Ketika menjalani masa-masa kuliah itulah, ia ikut mengelola majalah mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, Universum, di samping sebagai penanggung jawab dan koordinator “Forum Dialog” mahasiswa Fakultas Filsafat. Forum ini berusaha untuk mengembangkan diskusidan dialog tentang filsafat, agama, kebudayaan, dan masalah-masalah aktual kemasyarakatan dengan perspektif filsafat.

Halim pun terlibat pada kegiatan sastra pada tahun 1972-1976, menulis puisi namun kemudian berhenti, dan lebih mengkonsentrasikan diri untuk membuat artikel/esai tentang kesenian, kebudayaan, pendidikan, dan kemasyarakatan. Tulisannya dimuat di berbagai terbitan kampus maupun koran lokal di Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Padang, Ujungpandang, Bali, di samping juga menulis untuk koran, majalah, serta jurnal di Jakarta.

Di antara pekerjaan itu, bersama seniman dan pekerja kesenian di Solo, ia mendirikan “Kelompok Kerja Kamandungan” yang menampung berbagai kegiatan seni. Awal 1980-an di Solo, Halim mengkoordinir pementasan dan kegiatan kesenian dari berbagai daerah yang datang ke Solo, misalnya kegiatan yang melahirkan “Sastra Kontekstual” yang dilontarkan Ariel Heryanto dan Arief Budiman.

Setiap tahun sejak tahun 1982, ia mengadakan kegiatan yang bersifat forum dengan skala yang jaringannya luas dan dalam berbagai disiplin, seperti pertemuan perupa dan kalangan pendidikan alternatif, serta kalangan NGO (non-government organization). Bersama kalangan NGO inilah ia ikut mengadakan workshop teater untuk pedesaan dan masyarakat di kampung-kampung di Solo, Jateng, Jatim, dan beberapa daerah lain.
***

APA sebenarnya yang ingin digapai Halim dengan memilih sebagai networker kebudayaan? Menurut dia, sesungguhnya setiap orang adalah makhluk yang mengelola kebudayaannya bersama lingkungannya. Networker bagi Halim-yang pernah bekerja sebagai asisten riset Dr Takashi Siraishi dan Dr Ben Anderson pada Cornell Modern Indonesia Project (CMIP)-artinya bagaikan simpul jaring nelayan yang satu dengan lainnya saling terkait dan selalu tergetar, jika ada sesuatu benda yang jatuh di dalam jaring itu. Jaringan itu juga mengartikan bahwa simpul dari jaring itu sebagai suatu kesederajatan, sesuatu yang setara, yang satu dengan yang lainnya saling mengait dan terkait oleh suatu peristiwa. Konsep jaringan ini sebetulnya menuju masyarakat madani dalam perspektif kebudayaan.

“Kesenian dan kebudayaan jelas dan pasti tidak bisa terlepas dan melepaskan diri dari kondisi dan situasi politik, ekonomi, dan masalah-masalah lainnya, termasuk soal hankam yang memang sangat mendalam merasuki masalah kebudayaan kita melalui politik birokrasi kontrol terhadap masyarakat. Soal inilah yang membuat seluruh potensi kebudayaan kita, khususnya di pedesaan, mengalami kelumpuhan,” ucapnya.

Lebih jauh, kesenian tradisi kita dijadikan bukan hanya komoditi dalam aspek ekonomis saja, tetapi juga secara politis untuk melanggengkan kekuasaan. Di lain pihak ironisnya, sebagai “komoditi” kesenian tradisi itu sendiri tidak terlalu menggembirakan. Bahkan, terjadi proses sebagai “sapi perahan” melalui birokrasi perizinan, dan di situlah amplop bermain, melalui keanggotaan yang dulu dikontrol oleh Golkar.

“Kita harus mengembalikan hak fitrah, hak asali setiap orang untuk bagaimana dirinya bisa bersama orang lain menyatakan diri. Di sinilah networker mempunyai peranan seperti orang lain. Tidak ada sesuatu yang istimewa atau hak khusus bagi dirinya,” tutur Halim.

Keuntungan apa yang diraihnya sebagai networker? Ternyata Halim tidak bicara soal uang, karena tak ada keuntungan material yang diperoleh dari aktivitasnya ini.

“Kalau pilihan semacam itu, saya dulu tiga besar dalam tes manajemen di sebuah perusahaan. Tetapi ternyata saya tidak memilih itu. Saya lebih cocok di sini,” kata Halim yang pernah mengikuti workshop teater di Filipina dan Thailand untuk bidang pengorganisasian (1980-1981).

Event demi event terus digulirkannya. Setelah melakukan evaluasi MAF ‘99, ia siap menggelar peristiwa kebudayaan lain ataupun membuka kemungkinan bagi kelanjutan MAF. Begitulah, seorang Halim HD tak akan lelah menjembatani kontak antarseniman.

Sumber dari http://forums.apakabar.ws/viewtopic.php?f=1&t=27478

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati