Cahyo Junaedy
http://www.ruangbaca.com/
Koleksi naskah kuno Pakualaman dibukukan. Sebuah upaya mendokumentasikan masa lalu melalui aksara.
Ruangan itu kusam. Lampu neon yang menjadi pelita utama di ruang berukuran 3 x 4 meter pun sudah temaram. Penglihatan sedikit tertolong lantaran cahaya mentari yang menerobos masuk melalui kisi-kisi jendela. Di dalam, hampir seluruh permukaan dinding tertutup rak-rak buku sederhana. Tingginya seukuran orang dewasa. Dalam perut rak, berjajar ratusan buku beragam jenis dan ukuran.
Kondisinya sekusam ruangan. Debu dan sunyi memang telah lama menjadi sahabat di sana. Tak aneh hanya segelintir orang yang mau menjejakkan kakinya di ruangan ini. Selain kondisi ruang yang tidak menarik, hampir semau koleksi buku yang tersimpan berbahasa Jawa. Sebagian lainnya malah mematahkan semangat baca karena berbahasa Belanda.
Berada di dalamnya, waktu seakan beku. Satu-satunya makhluk hidup di ruang itu adalah sosok lelaki tua yang duduk tepat di depan pintu. Dengan kacamata setebal dasar botol, berpakaian tradisional Jawa lengkap dengan blangkonnya, ia duduk tenang. Tugasnya satu, mendata tamu dan menjaga koleksi buku. Buku tamu yang tergeletak di hadapannya pun tak jauh berbeda, kusam. Mungkin ini menunjukkan usia buku yang setua pemiliknya.
Tua. Ya, inilah kesan yang meruap, bahkan tercium, saat memasuki ruang perpustakaan Pura Pakualaman. Dan sebenarnya ini dapat dipahami, lantaran seluruh koleksi perpustakaan berisi ribuan lembar naskah kuno. Usianya mencapai ratusan tahun. Tidak hanya tua, tapi orisinal. Sebenarnya, ketuaan koleksi buku dan naskah kuno yang dikandungnya menjadi daya tarik perpustakaan ini.
Melalui bait-bait dalam aksara kuno ini, bangsa ini mampu memandang masa lampau dengan lebih jelas dan sistematis.
Tanpa itu akan sulit menatap masa depan. Tapi sayang hanya sedikit orang yang meringankan kakinya ke ruang ini. Apalagi terpanggil untuk mendokumentasikan sekaligus meneliti naskah kuno yang jumlahnya ratusan. Padahal tanpa mereka, bait-bait dalam naskah kuno ini tak berarti, akan pudar dan kemudian lenyap. Demikianlah kondisi naskah kuno koleksi Pakualaman ini.
Sebagian besar naskah kuno yang ditulis tangan ini sudah rapuh. Benang yang mengikat puluhan lembar kertas sudah kehilangan kekuatan. Walhasil, puluhan lembar naskah mulai rontok, tercerai. Belum lagi melihat kondisi tulisan yang semakin renta. Tinta yang menggores garis membentuk kata sudah semakin kabur. Sebagian besar malah sudah lumer dan menembus hingga ke balik lembar kertas.
Bingkai gambar kaligrafis, atau sulur daun yang biasa menghias lembar naskah pun, sudah kehilangan kecantikannya.
Padahal inilah salah satu kelebihan naskah koleksi Pakualaman yang dikenal kaya gambar. Belum lagi melihat simbolsimbol raja, lukisan wayang, dan gambar panji-panji yang meredup.
Mungkin inilah yang membuat seorang Sri Ratna Saktimulya terpanggil buat menyusun kembali koleksi perpustakaan ini. Hasilnya, sebuah buku bertitel Katalog Naskah-naskah Perpustakaan Pura Pakualaman (2004) lahir. Diterbitkan oleh Obor, buku setebal 493 halaman ini menjadi sebuah dokumentasi.
Gawe besar ini memang patut diberi acungan jempol. Menyusun katalog adalah pekerjaan besar dan berat, penyusun dituntut bekerja cermat dan akurat.
Apalagi dalam buku ini, Ratna mencoba menerjemahkan ratusan naskah kuno ini ke dalam bahasa Indonesia. Banyak kata dan bahasa yang tidak ditemukan jagat sastra Jawa Kuno. Untuk membaca naskah ini, ia harus membandingkan puluhan naskah lain. “Kesulitan terbesar karena saya tidak dapat menerjemahkan secara langsung,” tutur Ratna.
Inilah yang membuat pekerjaan ini memakan waktu cukup lama, lima tahun. Membaca naskah kuno milik keraton yang sudah disadur dalam buku ini seperti membaca residu pemikiran masyarakat yang hidup dalam naskah. Pikiran dan perasaan serasa menembus ruang dan waktu hanyut dalam kolam kata naskah yang dibaca. Lewat para pujangga yang menulis muncul rekaman, mitologi, babad, ajaran, primbon, agama, dan pemikiran serta perasaan dalam berbagai kisah. “Naskah Pakualaman ini mirip dengan sebuah catatan harian yang lengkap.
Membacanya kita akan hanyut,” ujar Ratna.
Di dalam buku ini ditemukan penggalan singkat kehidupan Sri Paduka Paku Alam III (1858- 1864) yang tak lain adalah seorang pujangga besar. Lewat tangannya lahir sejumlah karya sastra, di antaranya Serat Piwulang, Serat Ambya Yusup yang berisi kisah Amir Hamzah, dan Serat Darma Wirayat yang sangat populer. Karya sastra yang terakhir ini berisi gambaran kehidupan dunia, sebagian orang melihat karya pangeran yang memiliki nama kecil Gusti Pangeran Harya Sasradiningrat ini sebagai sebuah jalan hidup orang Jawa. Paku Alam III adalah raja yang dikenal sebagai pelopor praktek surat-menyurat, terutama dengan para sastrawan di Surakarta.
Seperti sebuah catatan harian, hampir seluruh raja Pakualaman mempunyai catatan yang ditulis kemudian disimpan dalam perpustakaan keraton.
Dapat dibayangkan rentang waktu yang terekam dalam kumpulan aksara kuno ini. Mulai Raja Pakualaman I (1813) hingga Raja Pakualaman IX abad 21. Atau nyaris 200 tahun.
Katalog ini juga membuktikan, nenek moyang kita tidak eksklusif dalam berpikir. Mereka tidak khawatir akan segala sesuatu yang asing. Dalam naskah koleksi Pakualaman ini semuanya muncul. Sebab, selain soal kehidupan di tanah Jawa, mereka juga menulis Babad Betawi, Babad Nagari Cina bahkan Babad Napoleon. “Inilah yang membuat sebuah pengkatalogan menjadi penting,” kata penyair Sapardi Djoko Damono.
Dalam hal kepercayaan, para pemilik naskah ini juga sangat terbuka. Dibuktikan dengan sejumlah naskah agama, seperti Bab Salat, Sahadat, Saha Rajah yang isinya antara lain mengenai doa dan syarat berwudu, tentang martabat sahadat, dan berbagai mantra serta rajah. Juga ada naskah yang berurusan dengan deskripsi mengenai delapan watak dewa, cerita kancil, watak Pandawa, bahkan sejumlah kisah lucu.
Kehidupan dunia wayang memang tidak dapat dipisahkan dari budaya Jawa, karena itu pula banyak naskah-naskah yang bertema wayang. Di antaranya Asthabrata, Panca Candra, dan Saha Narpa Candra yang semuanya menguraikan watak tokoh wayang, dewa maupun manusia. Yang menarik, naskah- naskah ini ditulis dalam bahasa Jawa dan Melayu.
Kebebasan untuk bicara dan memperdebatkan sesuatu hal yang bertentangan ternyata sudah dinikmati dan mungkin menjadi kelebihan budaya masyarakat masa lalu. Khususnya kehidupan di seantero wilayah Pakualaman. Buktinya, sejumlah naskah tidak tanggungtanggung bicara soal pertentanganitu. Seperti Lampahipun Sembahyang Islam dan Primbon Ngelmu Kasampurnan.
Di samping itu para pujangga ini dengan yakin mengubah dan bahkan memelintir, kalau perlu, sejumlah besar fiksi asing seperti Baron Sekendher, Bayan Budiman, Lampahan Lairipun Parikesit dan Tajussalatin. Di samping tentunya merakit kisah-kisah berlatar Jawa, seperti Panji Ino Kertapati dan Panji Kelana Jayakusuma. “Dari situ kita dapat melihat bagaimana penguasa menghormati para pujangga dengan karya sastranya,” kata Sapardi.
Naskah yang ditulis tangan ini juga mempunyai keunikan lain. Hampir seluruh lembar naskah ditaburi hiasan indah. Bahkan sejumlah gambar dibuat gemerlap dengan bubukemas. Mulai gambar sulur daun, kaligrafis, hingga simbolsimbol raja. “Dari sini kita sebenarnya dapat belajar mengenai seni rupa,” ujar Sapardi. Jika di dunia Barat mengenal kanvas, Indonesia lebih akrab dengan media kertas dan batu sebagai landasan utama seni rupa.
Ada yang kurang dalam penyusunan buku katalog ini. Menurut Dewaki Kramadibrata, staf pengajar di Universitas Indonesia, katalog ini memiliki sejumlah kekurangan, seperti tidak ada informasi rujukan koleksi naskah. Padahal, menurut Dewaki, rujukan ini penting buat memetakan naskah dalam dunia jagat sastra Jawa. Dan kekurangan lain, tidak konsistennya deskripsi soal keadaan naskah. “Informasi ini terkesan sepele, tapi sebenarnya penting buat pembaca,” kata Dewaki.
Ya, terlepas dari kekurangannya, dengan membaca katalog ini kita serasa dipersilakan masuk ke dalam dunia aksara keraton yang kaya. Lembaran sejarah, unia pemikiran, mitologi, agama, dan berbagai kisah menarik yang dapat di-eja kembali hari-hari ini. Dan tak terkecuali, dikembangkan untuk kebutuhan kekinian.
Tapi sayang dunia yang kaya itu minim peminat. Seperti siang itu, perpustakaan yang terletak di sebelah barat pendopo Istana Kadipaten Pakualaman Yogyakarta ini lengang. Hanya debu dan sunyi yang menyapa.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel García Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar