Minggu, 02 Mei 2010

SIHIR TERAKHIR; Antara Perjuangan, Perubahan, dan Kematian

Imamuddin SA
http://www.sastra-indonesia.com/

Orang kerap menganggap dalam realitas kehidupan ini selalu terjadi pemarjinalan terhadap kaum perempuan. Itu akar pondasinya bertumpu pada suatu kisah sejarah akan keberadaan manusia yang disimbolkan dengan keberadaan Adam dan Hawa. Berdasarkan kisah tersebut, kebanyakan orang berasumsi akan keberadaan wanita yang selalu berada dibawah bayang-bayang laki-laki. Ia sebagai kaum lemah yang berfungsi sebagai pelengkap hidup bagi kaum laki-laki.

Dikaitkan dengan tindak pemarjinalan, ada beberapa persepsi tentang kedudukan wanita yang menempatkan dirinya sebagai sosok yang selalu berada di bawah bayang-bayang kaum lelaki. Persepsi yang berkembang selama ini, kedudukan wanita tersebut dapat dilihat dari beberapa fokus, yaitu (1) dilihat dari faktor biologis, menempatakan perempuan lebih interior, lembut, lemah, dan rendah. (2) dilihat dari pengalaman, sering kali wanita dipandang hanya memiliki pengalaman terbatas, masalah menstruasi, melahirkn, menyusui, dst. (3) dilihat dari wacana, biasanya wanita lebih rendah penguasaan bahasa, sedangkan laki-laki memiliki tuntutan kuat, sehingga mengakibatkan akan timbulnya stereotipe yang negatif pada diri wanita, wanita sekedar kanca wingking.

Seiring kemajuan zaman dan berkembangnya intelektualitas kaum wanita, wacana seperti di atas sedikit demi sedikit mulai dikikisnya. Kaum wanita seolah-olah menunjukkan eksistensi dirinya dalam segala bidang, sehingga ia tidak dipandang sebelah mata oleh kaum lelaki. Dengan segala talenta yang dimiliki, ia memperjuangkan hak-haknya. Ia ingin memperoleh persamaan hak dengan lelaki. Ia ingin mendongkrak legitimasi yang ada yang menempatkan dirinya hanya sekedar kanca wingking bagi kaum laki-laki. Ia ingin mendapat pengakuan yang sama dengan kaum laki-laki. Pada akhirnya muncullah gerakan feminisme yang lahir awal abad 20, yang dipelopori oleh Virginia Woolf lewat tulisan-tulisannya.

Lagi-lagi kata-kata yang dituangkan dalam bentuk tekslah yang memompa semangat perubahan sosial kemasyarakatan manusia. Bahkan peradaban umat manusia. Sengguh betapa dahsyatnya kekuatan kata-kata dalam realitas ini sehingga dalam segala hal ia menjadi pemantik semangat perubahan. Sehingga pada puncaknya, yaitu abad 21, menjadi tonggak sejarah abad kebangkitan kaum wanita dengan segala amunisinya. Sebagaimana yang diramalkan John Naisibit tentang abad itu. Pada masa-masa itulah, peranserta wanita terlihat kentara di berbagai lapisan sosial kemasyarakatan. Mulai dari sektor politik, ekonomi, hukum, pendidikan, pemerintahan, media massa, seni, dan lain-lain.

Dari sektor seni (sastra) misalnya. Ini berimbas pada perkembangan kesusastraan Indonesia. Pada saat-saat itulah mulai bermunculan para pengarang wanita di Indonesia. Di antaranya ada Sariamin, Hamidah, Maria Amin, Nursyamsu, Waluyati, Ida Nasution, S. Rukiah, Sitti Nuraini, Suwarsih Djojopuspito, NH. Dini, Titie Said, Titis Basino, Sugiarti Siswadi, Ernisiswati Hutomo, Poppy Hutagalung, Isma Sawitri Enny Sumargo, Dwi Arti Mardjono, Susy Aminah Aziz, Bipsy Soenhatjo, Toety Noerhadi, Rita Oetoro, dll. Meskipun saat ini kita jarang menemukan dan menikmati karya-karya mereka, yang jelas nama mereka tengah tercatat dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Pada masanya, peranserta mereka ikut mewarnai perjuangan emansipasi wanita melalui jalur sastra saat itu.

Dewasa ini, setelah Ayu Utami (lewat Saman) dan Jenar Mahesa Ayu (lewat Jangan Main-Main Dengan Kelaminmu) tampil membombastis khasana kesusastraan Indonesia, muncullah gerakan emansipasi sastra dari komunitas ASAS (Arena Studi Apresiasi Sastra) UPI Bandung. ASAS meluncurkan antologi puisi perempuan dengan judul Sihir Terakhir sebagai amunisi gerakan emansipasi wanita dalam kesusastraan Indonesia. Antologi ini diterbitkan oleh PUstaka puJAngga tahun 2009. Sihir Terakhir dihuni 23 penyair wanita dengan muatan 72 puisi. Secara mayoritas, mereka adalah seorang mahasiswa yang tengah menempuh gelar S1 dan hanya ada 4 wanita yang bukan mahasiswa lagi. Mereka adalah Dian Hartati, Fina Sato, Seli Desmiarti, dan Tita Maria Kanita.

Ditinjau dari judulnya, kehadiran antologi ini multi tafsir. Dengan hadirnya antologi ini, komunitas ASAS seolah berharap ini adalah suatu usaha yang maksimal dan pamungkas dalam tindak penyadaran akan emansipasi wanita. Setelah ini, para pembaca (khususnya kaum lelaki) akan tercerahkan dan tidak menganggap sebelah mata kaum wanita. Ia akan berkenan memberikan persamaan hak terhadap kaum wanita dalam realitas kehidupan yang ada. Lebih menghargai pendapat, pola pikir, dan pola kerja wanita. Ia tidak hanya sekadar menganggap wanita sebagai pelampiasan seksualitas saja. Tapi lebih dari itu, yaitu sebagai partner hidup yang sederajat dalam hak dan kewajiban. Oleh karena itu, sisi lain dari sasjak Sihir Terakhir karya Seli Desmiarti menegaskan agar kaum wanita selalu berdoa agar tidak lagi menggenggam masa-masa kelam yang sebelumnya tengah menimpa dirinya. “… … Berdoalah jangan // ada kelak // teryakini di punggung tanganmu, // menggenggam murung itu.” (Sihir Terakhir, hal: 80). Walaupun begitu, jika suatu persamaan hak telah terdapatkan, seorang wanita tidak serta merta menghapus kodrat kewanitaannya. Ia harus menguasai secara penuh apa yang telah menjadi kewajibannya. Paling tidak ia harus bisa memasak, mendidik anak, dan berhias diri. Ini adalah hal dasar yang menjadi ciri khas wanita. Dengan melakukan hal itu, maka sisi-sisi kewanitaan akan terlihat dengan jelas.

Tafsiran berikutnya mencanang pada suatu usaha final yang dilakukan oleh komunitas ASAS dalam menyuarakan emansipasi wanita lewat sastra. Konkritnya, setalah peluncuran antologi ini, maka dikhawatirkan dari komunitas ASAS tidak ada lagi usaha dan kiat-kiat yang sama; yaitu tidak ada lagi perjuangan emansipasi wanita dalam jalur kesusastraan. Baik dari komunitas maupun para penyairnya sendiri. Para penyairnya akan mandeg berproses. Terpangan siklus waktu. Terkalahkan oleh realitas hidup rumah tangga dan keadaan finansial kewanitaannya. Tafsiran ini bertumpu pada fenomena para penghuni antologi ini yang notabenenya lebih dari 85 % adalah seorang mahasiswa. Yang sangat riskan adalah masa-masa pasca perkuliahan dan masa-masa hidup berumah tangga. Semangat bersastra dan api emansipasi wanitanya saat itu akan meredup. Bahkan padam terguyur hujan keadaan. Sehingga tidak heran, jika cukup banyak sastrawan wanita yang sedikit nenunjukkan eksistensi bersastra hingga akhir hayatnya. Kita sulit menemukan dan menikmati prodiktifitas karya-karyanya lagi. Dan ini sudah jadi wacana umum yang tidak dapat dielak lagi. Selain itu mungkin ada faktor lain yang menyebabkan para sastrawan hilang termakan zaman beserta karya-karyanya.

Ini hanya sebatas tafsiran. Benar dan tidaknya, hanya waktu yang berhak menjwabnya. Selain itu eksistensi komunitas dan personalitas sastrawan yang berperan aktif di dalamnya. Kata-kata yang telah terujar, tak mungkin kembali pada artikulatornya. Dan sesunguhnya kata-kata adalah cambuk semangat bagi mereka yang mendambakan perubahan. Maka membaralah seperti api dalam pelukan minyak tanah. Ciptakan pejuang sejati emansipasi wanita dalam khasanah sastra.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati