Minggu, 02 Mei 2010

Mata Air dan Kitab Kearifan

Mustofa W Hasyim*
http://www.suaramerdeka.com/

SUATU hari, masih pada zaman Orde Baru, saya bersama seorang teman berburu naskah ke Salatiga. Ketemu dengan para pendekar pemikir bebas seperti Arief Budiman, Ariel Heryanto, dan George Yunus Adicondro yang waktu itu kaca rumahnya baru saja ditembak orang sehingga pecah berantakan. Seharian bertemu dengan tiga tokoh itu, ngobrol dan mencari kemungkinan-kemungkinan masa depan Indonesia yang makin menyesakkan nafas. Waktu itu saya mencoba mengetes bagaimana persepsi atau kesan tiga tokoh Salatiga itu terhadap pribadi Pak Kuntowijoyo. Kami bilang, karya beliau juga telah kami terbitkan. Reaksi ketiga pakar hampir sama. Semua langsung khusyuk, hormat, kehilangan sifat ”badungnya”, begitu mendengar nama beliau disebut.

Waktu-waktu berikutnya, ketika masih menjadi wartawan harian, saya sering melakukan percobaan yang sama. Semua tokoh, baik dari yang termasuk sayap kiri, kanan, NU, Muhamadiyah, kelompok ekstrem tengah pun, begitu mendengar nama beliau rata-rata langsung hormat, menyatakan kekaguman atas kejernihan pikiran, juga kearifan sikap-sikapnya. Termasuk Mas Darmanto Jatman yang ahli slengekan pun langsung menjadi serius dan tertib kalau membicarakan beliau.

Memang, beliau yang kemarin meninggal dalam usia 62 tahun dan hari ini dimakamkan, sungguh merupakan mata air kearifan yang senantiasa mampu menjaga kejernihan pikiran, ucapan dan tindakannya. Menghadapi siapa pun selalu biasa, ramah dan terbuka. Terhadap wartawan atau sastrawan yang masih hijau dan grusa-grusu beliau tidak marah. Bahkan waktu masih sehat, selalu mau mendatangi semua undangan pentas drama, baca puisi, sarasehan, walau yang mengundang anak muda atau kelompok kampung yang tidak punya nama.

Pengalaman berkali-kali wawancara, menyunting banyak buku hasil tulisan beliau, membaca karya-karyanya, menyaksikan pentas drama dan pembacaan puisi dan cerpennya saya selalu menjumpai satu hal yang sama. Kejernihan dan kesegaran. Selalu ada hal yang baru yang sebelumnya tak terbayangkan. Uraian atau tafsir-tafsirnya terhadap kehidupan, juga ajaran dan momentum keagamaan juga selalu segar, dan memudahkan wartawan untuk mencari lead dan judul beritanya.

Yang mengagumkan, sepanjang saya bergaul dengan beliau, tidak pernah sekali pun Pak Kunto menasihati atau menggurui orang. Apalagi menyakiti hati. Seluruh pikiran, sikap, tindakan, dan ucapan, juga humor-humor ”alternatif” yang dilontarkan sudah lebih dari sebuah nasihat, bagi yang mampu menangkap kandungannya.

Jadi bergaul dengan beliau, menurut istilah Mas Darmanto Jatman, selalu enak kepenak, sarwo nengesemake penggalih. Bahkan ketika sakit dan baru sembuh saya menjenguk beliau, numpang shalat magrib di rumahnya suasananya tetap segar. Dalam kondisi yang sulit berkomunikasi pun beliau berusaha menyenangkan tamu, melontarkan humor, yang diterjemahkabn oleh Bu Kuntowijoyo. Ingatannya masih tajam, semua tempat yang pernah diteliti, nyaris tak terlupakan. Ketika saya menyebut sebuah desa di Klaten atau di Kebumen, langsung ingat apa yang pernah terjadi di sana. Demikian juga kalau menyebut Madura, lokasi penelitian untuk penulisan disertasinya yang kemudian diterbitkan menjadi buku. Sebagai peneliti sosial, beliau adalah orang yang serius dan piawai.

Mendidih
Dengan basis kemampuan meneliti masyarakat, dan manusia ini maka beliau memiliki kekayaan pengetahuan dan pengalaman yang kemudian dapat diolah menjadi karya kreatif berupa puisi, naskah drama, novel, cerpen misalnya.

Apalagi semangat berkarya yang mendidih dalam dada sering tak mungkin ditunda-tunda. Baru sembuh dari sakit, masih dalam perawatan dokter dan masih dalam proses pemulihan diri, beliau dengan susah payah waktu itu mampu menulis dua cerpen, dan ini mengawali cerpen dan tulisan lain yang sepertinya kemudian membanjir, lahir dari tangannya.

Dari pengalaman bergaul dengan beliau, muncul banyak kenangan melegenda. Waktu beliau masih tinggal di selatan Bioskop Mataram, misalnya, tidak pernah menolak wawancara, meski waktu itu sedang sibuk menulis.

Kabarnya, kemampuan beliau untuk berkonsentrasi dan melakukan konsentrasi ulang luar biasa. Meski diinterupsi dengan kedatangan tamu, dengan tugas-tugas rumah tangga, mengasuh anak atau lainnya, kalau sudah berniat menulis maka begitu ganguan lewat Pak Kunto mampu melanjutkan tulisan itu dengan mood dan konsentrasi yang sama.

Dengan penguasaan ilmu sejarah sosial dilengkapi dengan kepekaan intuisinya, maka kemampuan beliau memosisikan sesuatu dan masalah secara proposional jarang ada tandingnya. Sesuatu yang bagi orang lain rumit dapat dijelaskan secara sederhana. Novel Mantra Penjinak Ular yang ditulis kemudian, sama jernihnya dengan novel Pasar dan Khutbah di atas Bukit yang ditulis pada puluhan tahun sebelumnya. Demikian juga esai-esai, dan buku-buku nonfiksi yang terbit kemudian maupun pada zaman dulu.

Inilah yang menyebabkan saya selalu ingat sebuah ruang di Fakultas Sastra Jurusan Sejarah UGM. Tempat ketika dengan suara lirih ia selalu menerima saya untuk wawancara atau sekadar ngobrol memperbincangkan kehidupan, karya, sastra dan masyarakat. Demikian juga ruang tamu di rumahnya yang sangat sederhana. Hanya dihias dengan patung pohon kelapa gading kuning di sudut kamar. Di situlah saya merasa teguyur oleh mata air kearifan, atau kadang suasana itu berubah. Saya menjadi murid kecil yang sedang membaca sebuah kitab kearifan yang seantiasa terbuka. Sampai hari ini.

Demikianlah, semoga Pak Kuntowojoyo, manusia yang sangat arif segera bertemu dengan Tuhan yang Mahaarif di surga, dengan perjumpaan yang penuh kearifan yang menyemesta. Amin.

*) Aktivis sastra di Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati