Pembauran dan Pembentukan Budaya Indonesia
Dedi Pramono*
http://www.radarjogja.co.id/
Etnis Tionghoa di Indonesia telah dimaklumi sebagai golongan yang memiliki tingkat ekonomis yang lebih baik. Kita bahkan memahami kelompok ini dalam kesehariannya lebih berorientasi pada segi bisnis.
Walaupun ada beberapa orang etnis Tionghoa berkecimpung dalam bidang non-ekonomis, pada akhirnya bermuara pada persoalan ekonomis pula. Hal ini dapat dipahami, berbeda dengan kita yang dapat hidup karena mengandalkan alam dan kerabat, etnis tionghoa tertuntut harus dapat hidup layak secara mandiri.
Berdasarkan pemikiran tersebut, kita berasumsi interaksi sosial yang terjadi pada etnik tionghoa cenderung pada interaksi bisnis Jika pada kehidupan keseharian asumsi ini mungkin benar, lalu bagaimana dengan interaksi masyarakat Tionghoa dengan masyarakat sekitarnya dalam dunia imajinatif pada sastra?
Penelaahan interaksi sosial pada masyarakat Tionghoa dalam karya sastra perlu dilakukan untuk menambah pengetahuan kita, khususnya tentang gambaran motif interaksi sosial antaretnik di zaman kolonial melalui karya sastra Melayu Tionghoa. Di samping itu, juga penting dalam rangka pengembangan kebudayaan, terutama budaya pembauran dari beragam etnik dalam membentuk budaya Indonesia masa depan.
Dalam telaah ini subjek karya sastra (novel) Melayu Tionghoa berjudul Lo Fen Koei karya Gouw Peng Liang yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1903 dan Bunga Roos dari Cikembang karya Kwee Tek Hoay yang diterbitkan pertama kali oleh Drukkerij Hoa Siang In Hok Batavia pada tahun 1927.. Novel-novel ini ditetapkan sebagai subjek telaah di antara novel-novel Melayu Tionghoa yang lain karena mempertimbangkan representasi para tokoh dari beragam etnik yang ada di Hindia Belanda (kini Indonesia). Maka, kita harapkan dapat merepresentasikan interaksi sosial antar tokoh secara lebih komprehensif.
Motif interaksi novel
Motif interaksi sosial tokoh dalam novel (sebagai pengejawantahan dunia dalam imajinasi) akan sama dengan motif interaksi sosial pada hubungan kemanusiaan keseharian.
Kita mengira, pada umumnya, interaksi sosial, termasuk yang dikisahkan dalam sastra, dilakukan orang lebih diorientasikan pada pemuasan kebutuhan psikologis. Pemikiran ini mengacu pada kenyataan bahwa setiap laku manusia dalam interaksi sosial lebih ditekankan pada kebutuhan batiniah, seperti rasa aman, tenteram, bahagia, dan sebagainya.
Pemikian yang masih merupakan asumsi tersebut, kiranya belumlah lengkap, sebab psikologi bukan merupakan satu-satunya pusat perhatian bagi manusia dalam berinteraksi secara sosial dengan manusia lainnya.
Tampaknya hubungan manusia dalam kehidupan bersifat naturalis (alamiah). Dorongan interaksi secara naturalis ini setidaknya mencakup motif psikologis, motif ekonomis, motif biologiss, motif status sosial, dan motif agamis.
Motif psikologis adalah interaksi sosial antara tokoh cerita dengan tokoh lainnya yang dihubungkan dengan upaya pemenuhan kebutuhan psikologis dari masing-masing tokoh. Pemuasan kebutuhan psikologis ini misalnya rasa cinta, benci, cemburu, rindu, dendam, belas kasihan, balas budi, persahabatan, dan beragam faktor psikologis lainnya.
Motif ekonomis ditekankan pada upaya pemenuhan kebutuhan material dari masing-masing tokoh. Pemenuhan kebutuhan material ini misalnya berupa makanan, minuman, uang, tanah, rumah, kendaraan, hadiah berupa benda, dan beragam wujud harta benda lainnya.
Adapun motif biologis berlandaskan pada upaya-upaya pemenuhan kebutuhan biologis dari masing-masing tokoh. Pemenuhan kebutuhan biologis di sini secara khusus kebutuhan syahwati (seksualitas). Adapun kebutuhan biologis (dalam pemahaman umum) seperti makan-minum dan kebutuhan kesehatan dikelompokkan pada motif ekonomis.
Motif status sosial terjadi karena adanya kebutuhan memiliki status sosial tertentu. Pemilikan status sosial misalnya pemilikan jabatan, pangkat, dan predikat sosial (seperti predikat kedermawanan, kepandaian, kebijaksanaan, kesaktian, dan lainnya).
Motif agamis berdasarkan kebutuhan pemuasan batin yang berupa kesalehan, sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan. Pemuasan dalam ujud kesalehan tersebut dapat berupa interaksi dalam peribadatan, perayaan keagamaan, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Pada karya sastra Melayu Tionghoa, mengacu pada subjek telaah di atas motif interaksi meliputi motif psikologis, ekonomis, dan biologis.
Pola interaksi
Pola interaksi adalah pola hubungan yang ditetapkan berdasarkan etnik tokoh. Pada pola interaksi ditemukan beberapa pola interaksi sosial antartokoh yang dikelompokkan dalam 6 (enam) kategori. Kategori tersebut seperti interaksi tokoh Tionghoa dengan tokoh Tionghoa; tokoh Tionghoa dengan tokoh pribumi; tokoh Tionghoa dengan tokoh keturunan campuran Tionghoa-pribumi; tokoh Tionghoa dengan tokoh belanda; tokoh Tionghoa dengan tokoh Arab keturunan; dan tokoh non-Tionghoa dengan tokoh non-Tionghoa.
Berdasarkan hasil analisis tampak bahwa dalam Lo Fen Koei karya Gouw Peng Liang telah tampil beragam interaksi sosial dari berbagai jenis etnik bangsa, seperti Tionghoa, pribumi, Belanda, dan etnik lainnya (Arab-keturunan). Dari berbagai motif yang hadir dalam interaksi sosial tersebut yang paling dominan adalah motif ekonomis.
Motif ekonomis yang mendominasi novel Lo Fen Koei dalam interaksi sosial antara tokoh berpusat pada Lo Fen Koei sebagai tokoh utama pengisahan. Lo Fen Koei sebagai pachter opium yang menguasai sejumlah tanah perkebunan selalu mengandalkan harta bendanya dalam interaksi dengan beragam tokoh demi memuaskan keinginannya, terutama keinginan pemuasan biologis (seksualitas). Dengan demikian, motif ekonomis yang mendominasi novel Lo Fen Koei dalam interaksi sosial antartokoh, berakar pada motif psikologis-biologis (berakar sejak tokoh Lo Fen Koei menginginkan Tan San Nio dan Poij Oeij Nio sebagai istri-istri mudanya).
Lo Fen Koei merupakan pengejawantahan manusia-manusia kaya yang mengandalkan kekayaannya untuk mengatur manusia-manusia lain dalam rangka memenuhi semua kemauannya. Manusia seperti Lo Fen Koei ini menafsirkan bahwa seluruh kehidupan, termasuk di dalamnya ‘mengatur’ manusia, hanya dapat dilakukan dengan harta benda. Manusia seperti ini tidak memercayai motif interaksi sosial lebih ditentukan oleh motif-motif yang bersifat psikologis dan agamis.
Berbeda dari hasil analisis novel Bunga Roos dari Cikembang karya Kwee Tek Hoay. Pola interaksi tampil dari beberapa jenis etnik bangsa, seperti Tionghoa, pribumi, dan keturunan keturunan campuran Tionghoa-pribumi. Dari berbagai motif yang hadir dalam interaksi sosial tersebut yang paling dominan adalah motif psikologis.
Motif psikologis yang mendominasi novel Bunga Roos dari Cikembang dalam interasi sosial antara tokoh berpusat pada Oh Ay Tjeng, ayah dari Roosminah, sebagai tokoh utama pengisahan. Oh Ay Tjeng sebagai seorang administratur perkebunan yang jujur, romantis dan berbudi selalu menggunakan hati nuraninya dalam interkasi sosial dengan siapa pun.
Dengan demikian, jika motif ekonomis yang mendominasi novel Lo Fen Koei dalam interaksi sosial antartokoh, berakar pada motif psikologis-biologis, maka Bunga Roos dari Cikembang bermotif psikologis yang berakar rasa kasih sayang dan penghargaan kepada semua orang tanpa memperhitungkan derajat dan jenis etnik.
Berbeda dengan tokoh Lo Fen Koei pada novel Lo Fen Koei, Oh Ay Tjeng pada Bunga Roos dari Cikembang tidak pernah mengandalkan harta bendanya dalam interaksi dengan beragam tokoh demi memuaskan keinginannya, terutama keinginan pemuasan biologis (seksualitas). Ia lebih mementingkan kekayaan batiniah dan ketenteraman jiwa dengan sikap dermawan dan segenap sikap baiknya. Jika Lo Fen Koei tidak mempercayai motif interaksi sosial lebih ditentukan bukan oleh motif-motif ekonomis, Oh Ay Tjeng masih mempercayai bahwa interaksi sosial antar manusia tidak sekedar bermotif ekonomis tetapi juga bermotif psikologi bahkan agamis.
Barangkali contoh interaksi sosial tokoh Oh Ay Tjeng dalam Bunga Roos dari Cikembang patut dikembangkan untuk masa kini. Dengan demikian, kebermaknaan dan kebermanfaatan karya sastra Melayu Tionghoa dalam pembangunan budaya pada konteks kebangsaan Indonesia secara menyeluruh, makin terwujud.
*) Drs. Dedi Pramono, M.Hum, dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dan Sosiologi Sastra, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel García Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar