Senin, 15 Juni 2009

Sastrawan Sunda dan Perempuan

Atep Kurnia
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/

Bagaimana perempuan digambarkan atau direpresentasikan oleh sastrawan Sunda? Novel Sunda sebelum Perang Dunia II, umumnya menggambarkan tokoh-tokoh perempuan yang malang.

Novel Sunda pertama yang memulainya. Ya, Baruang ka nu Ngarora (1914) karya D.K. Ardiwinata menampilkan Rapiah. Ia digambarkan sebagai perempuan tidak teguh pendirian. Ia berupaya mengikatkan dirinya pada laki-laki berstatus menak, Aom Kusman. Yang ekstrem, bahkan ia rela diperlakukan sewenang-wenang oleh suaminya yang bergelar raden itu.

Wawacan Rusiah nu Geulis (1921) karya R. Candapraja pun demikian. Tokoh Raden Ayu Lasmana, akhirnya, digambarkan bunuh diri karena tidak kuat berumah tangga dengan saudagar Arab, Sayid Abu Bakar bin Ma`ruf, yang tidak membolehkannya keluar rumah.

Novel karya Yuhana pun menggambarkan perempuan. Pertama, Eulis Acih (1925): Eulis Acih jatuh cinta kepada Arsad. Mereka melarikan diri, tetapi setelah harta bawaan Eulis Acih habis, ia diusir oleh Arsad. Eulis Acih kemudian melahirkan seorang anak, Sukria.

Kedua, Mugiri (1928): Neng Rahmah melarikan diri dengan Gan Adung. Mereka tidak direstui sebab menurut orang tua Neng Rahmah, Gan Adung laki-laki hidung belang dan suka memeras perempuan yang mencintainya. Neng Rahmah hamil. Ketika kandungannya membesar, ia diusir Gan Adung, dengan menuduhnya serong dengan laki-laki lain.

Ketiga, Kalepatan Putra Dosana Ibu-Rama (1928): Hadijah dinikahkan kepada Haji Saleh, dengan cara ditipu oleh orang tuanya. Padahal ia telah berpacaran dengan Mahmud. Setelah Hadijah menikah, Mahmud suka bermain perempuan dan berjudi. Bahkan karena itu, ia menculik Hadijah. Mereka kumpul kebo. Ketika sudah bosan, Mahmud mengusir Hadijah. Hadijah terpaksa kembali ke rumah orang tuanya.
**

BAHKAN, di era itu ada beberapa novel Sunda yang menggambarkan keterpaksaan perempuan menjadi nyai-nyai. Dalam Siti Rayati (1923) karya Moh. Sanusi, Patimah, tukang petik teh di perkebunan Ragasirna, diperkosa oleh si galak Tuan Steenhart. Patimah pun hamil. Namun ketika ia minta dijadikan nyai-nyai, Steenhart malah mengusirnya dan menendangnya.

S.H. Kartapradja juga menyajikan cerita nyai-nyai. Dalam Carita Nyi Suhaesih (1928): Nyi Suhaesih sering bertengkar dengan suaminya yang berhenti bekerja karena ada perampingan. Ia pun terbujuk oleh orang yang hendak menjadikannya nyai-nyai Belanda di Bandung.

Sementara itu, Nyi Aminah dalam Carios Istri Sajati (1929) karya Moehamad Moekhtar, hampir saja jadi nyai-nyai. Setelah disia-siakan oleh suami keduanya, ia hampir terbujuk oleh orang yang akan menjualnya kepada seorang tuan.

Akan tetapi, ada satu novel dari era ini, yang berbeda dengan novel-novel di atas. Itulah Lain Eta (1932), buah tangan Moh. Ambri. Novel ini mulai memperlihatkan perlawanan perempuan atas otoritas kaum laki-laki, meski dikarang laki-laki dan juga pada akhirnya ada bias gender di sana. Neng Eha, tokoh perempuan dalam novel tersebut, semula menuruti kehendak ayahnya untuk menikah dengan laki-laki pilihan ayahnya. Tetapi sesudah menikah, ia tidak menjalani perannya sebagai istri yang baik, sesuai dengan adat. Ia bahkan meninggalkan suaminya.

Selepas Indonesia merdeka, nasib perempuan di tangan sastrawan Sunda pun tampak tidak beranjak. Dalam Sripanggung (1963), Caraka menggambarkan Empat yang kabur dari perkebunan karena hendak diperkosa oleh pegawai berbangsa Belanda. Kemudian ia ikut sandiwara keliling, sebagai sripanggung.

Yus Rusamsi menulis Randa Bengsrat (1965) dan Dedeh (1966). Dalam Randa Bengsrat, Esih memilih bercerai dengan suami pilihannya, Udi, karena terpengaruh pemikiran saudara sepupunya, Ikah. Ia terpengaruh ide kemandirian perempuan. Meski pada akhirnya, ia pun jatuh cinta dan hamil di luar nikah oleh kekasihnya, Alex Kohar. Yang agak lain adalah Pipisahan (1977), karya Rahmatullah Ading Affandie (RAF). Tokoh Emin diceraikan atas permintaan ayah suaminya. Emin tak menolaknya. Setelah menjanda, ia berjuang menghidupi anak-anaknya dengan usaha menjahit pakaian. Pikirannya tertuju pada membesarkan anak-anaknya.

Dalam roman Ngabuang Maneh (1979), Ki Umbara di antaranya menceritakan Gilang (seorang gadis perawat asal Kuningan). Karena kakaknya berbuat tidak senonoh terhadap seorang gadis, Gilang pun merasa malu dan memilih membuang diri ke tanah seberang.

Selain itu, ada Asmaramurka jeung Bedog Si Rajapati (1987) karya Ahmad Bakri. Dalam novel tersebut, Nonoh yang dinikahkan dengan pria pilihan orang tuanya, berselingkuh dengan laki-laki lain. Dan di akhir kisah digambarkan, Nonoh harus menanggung malu karena hamil, masuk bui karena terlibat pembunuhan, dan akhirnya gila.

Akan tetapi, bagaimana perempuan ditampilkan oleh sastrawan Sunda kini? Bila membaca tulisan Teddi AN Muhtadin, “Tubuh, Erotisme, dan `Kompleks Cinta Romantis`: Penggambaran Seksualitas Perempuan dalam Lima Novel Sunda karya Pengarang Pria” (dalam Seks, Teks, Konteks, 2004: 152-179), tampak tidak juga beranjak nasib perempuan tersebut.

Dalam tulisan tersebut, dari lima novel yang dibahas, Teddi menampilkan dua novel kontemporer yang dikarang sastrawan Sunda: Galuring Gending (2001) karya Tatang Sumarsono dan Panganten (2004) karya Deden Abdul Aziz.

Galuring Gending bercerita tentang percintaan antara Sarah dan Panji. Sarah adalah penari dan Panji mahasiswa-aktivis. Suatu kali Sarah “diperkosa” oleh Um Sar, ketika mengadakan pertunjukan di luar negeri. Sejak saat itu ia jadi simpanan beberapa laki-laki. Kemudian sejak kejadian di salah satu diskotek dan ditolong oleh Panji, Sarah pun jadi kekasih Panji.

Teddi mencatat dua ketimpangan hal setelah membaca buku ini. Pertama, ia menilai bahwa fokalisator ekstern melihat Sarah hanya pada tubuhnya. Sedangkan pencerita intern dan fokalisator intern Sarah terhadap Panji adalah kepintaran, keperayuan, dan kejujurannya.

Kedua, Teddi mencatat bahwa sebenarnya dari sisi Sarah, Galuring Gending menampilkan masalah keperawanan beserta konsekuensi-konsekuensinya, terutama ketika rusak sebelum waktunya (hal. 172-173).

Sementara itu, Panganten menampilkan Rinrin yang selalu dibayangi kematian teman curhatnya, Gumilang. Bahkan, Rinrin limbung. Hingga akhirnya ia mengakhiri hidupnya.

Lagi-lagi penderitaan perempuan. Dari pembacaan Teddi, “seksualitas Rinrin (perempuan),” ia nilai, “sangat ditentukan oleh orientasinya kepada Gumilang (laki-laki). Betapa berkuasanya laki-laki. Ia masih bisa mengontrol diri Rinrin bahkan ketika ia tidak hadir (misalnya karena sudah meninggal).” Dengan demikian, dari sisi gender, “Panganten tidak memberikan jalan keluar atas dominasi laki-laki, selain malah mengukuhkannya.” (hal. 174-175).

Apa yang kita dapat dari beberapa bacaan di atas? Tidakkah dari dulu hingga kini, perempuan menderita di tangan sastrawan Sunda?***

*) Penulis lepas, tinggal di Bandung.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati