Kamis, 19 Maret 2009

Generasi Baru Wanita Sastrawan Bali Modern

I Nyoman Darma Putra*
http://www.balipost.com/

DUNIA sastra Bali modern dewasa ini menyaksikan munculnya pengarang generasi baru. Pengarang generasi baru ini adalah penulis-penulis wanita. Mereka adalah Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi (Denpasar, lahir 1965), I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini (Tabanan, lahir 1977), dan yang paling muda adalah Ni Kadek Widiasih (Karangasem, lahir 1984).

Trio penulis wanita ini mulai berkarya sejak awal dekade ini. Karya mereka dimuat di media massa berbahasa Bali seperti Buratwangi, Canang Sari dan Bali Orti yang merupakan suplemen Bali Post edisi Minggu. Kemunculan mereka sebagai generasi baru ditandai dengan terbitnya karya-karya mereka dalam bentuk buku pada tahun 2008.

Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi menerbitkan buku kumpulan cerpen “Luh Jalir” (Perempuan Nakal), I Gusti Ayu Putu Mahindu Dewi Purbarini kumpulan puisi “Taji” (Taji), dan Ni Kadek Widiasih kumpulan puisi “Gurit Pangawit” (Syair Pemula).

Sebetulnya, selain ketiga penulis wanita ini masih ada nama lain seperti Luh Suwita Utami, Ni Wayan Winarti dan LP Manika Hermayuni, tetapi sejauh ini mereka belum menerbitkan buku. Namun, yang lebih penting adakah yang istimewa dari karya pengarang wanita generasi baru ini?

Awal Era Baru
Munculnya penulis wanita dalam panggung sastra Bali modern pantas dicatat karena hal ini pertama kali terjadi. Sejak awal kelahirannya, panggung sastra Bali modern senantiasa didominasi pengarang pria. Kehadiran penulis-penulis wanita ini bisa disebut sebagai awal dari era baru dalam sastra Bali modern.

Sastra Bali modern pertama kali muncul zaman penjajahan, tepatnya 1910-an lewat cerpen-cerpen karya Made Pasek (asal Buleleng) dan Mas Nitisastro (seorang guru di Bali Utara). Tahun 1931 untuk pertama kalinya terbit novel berbahasa Bali berjudul “Nemu Karma” karya I Wayan Gobiah asal Panjer, Denpasar. Lalu, akhir 1930-an, majalah Djatajoe menerbitkan secara bersambung novel “Melancaran ka Sasak” karya Gde Srawana, nama pena I Wayan Bhadra dari Singaraja. Setelah kemerdekaan, tepatnya tahun 1959 muncul puisi karya Suntari Pr.

Dalam dekade berikutnya sampai 1970-an, karya sastra Bali modern bermunculan lewat lomba dan penerbitan yang diprakarsai oleh Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus lewat Balai Bahasa (dulu berkedudukan di Singaraja). Ada banyak penulis menonjol dari era ini antara lain I Made Sanggra, I Nyoman Manda, dan Jelantik Santha. Semuanya adalah pria.

Sepanjang sejarahnya, baru mulai dekade 2000-an inilah panggung sastra Bali modern mencatat munculnya penulis wanita. Karya mereka menambah jumlah buku sastra Bali modern yang terbit tahun 2008 ini. Tahun 2008 terbit sembilan judul buku, meningkat dari lima judul tahun 2007. Karya yang terbit mewakili berbagai genre, yaitu puisi, cerpen, novel dan drama. Karya tahun 2008 menunjukkan keragaman tema dan pencarian estetika.

Selain tiga buku karangan penulis wanita yang disebutkan di atas, ada enam buku karya penulis senior lainnya, termasuk I Nyoman Manda, Made Suarsa, dan I Nyoman Tusthi Eddy. Di antara pengarang itu, Nyoman Manda yang paling produktif dengan menghasilkan empat buku. Dalam dua dekade terakhir, produktivitas Nyoman Manda tidak pernah bisa dilampaui penulis lainnya. Sudah tiga kali Nyoman Manda mendapat hadiah sastra Rancage atas jasa dan kualitas karyanya.

Perspektif Wanita

Kehadiran pengarang wanita dengan karya-karyanya tidak saja menambah jumlah buku yang terbit tahun 2008, tetapi juga memperagam tema-tema yang digarap. Walau tidak merata di semua karya, artikulasi masalah gender dari perspektif wanita mulai terasa. Ekspresi masalah sosial dalam sajak penulis wanita tidak kalah tajamnya dari karya-karya yang sudah ada.

Penggarapan tema gender misalnya bisa dibaca dalam sejumlah cerpen Mas Ruscitadewi dalam kumpulan “Luh Jalir”. Cerpen yang sekaligus menjadi judul buku ini menampilkan tokoh utama wanita yang melakukan pembelaan atau penolakan terhadap citra wanita nakal dengan mengatakan bahwa yang nakal dan yang senang selingkuh sebetulnya tokoh prianya.

Kepada tokoh pria, tokoh wanita dalam cerpen ini dengan lantang mendebat, “Tiang sing nyeh, pidan Bli misunayang tiang mamitra, khwala Bli sujatinnh bek ngelah mitra (Saya tidak takut, dulu Kakanda memfitnah saya selingkuh, tetapi Kakanda sejatinya banyak punya wanita idaman lain)”. Tema selingkuh relevan dengan situasi sekarang dan dalam kasus selingkuh kuasa patriarkhi biasanya memojokkan wanita.

Dalam cerpen “Purusa” (status sebagai pria) pengarang mempersoalkan bahwa status purusa tidak mesti selalu identik dengan pria karena wanita pun dapat menyandangnya. Mempersoalkan ketimpangan gender dengan perspektif wanita adalah salah satu ciri penting dalam cerpen-cerpen karya Mas Ruscitadewi.

Tema ketimpangan gender tidak begitu eksplisit dalam kumpulan puisi “Taji” karya Mahindu Purbarini dan kumpulan puisi “Gurit Pangawit” karya Kadek Widiasih. Meski demikian, karya-karya mereka bisa dianggap sebagai artikulasi aspirasi atau perasaan wanita. Sajak Mahindu Purbarini “Nengil Sing Nengil Bengil” (Diam tak diam tertindas) bisa ditafsirkan sebagai artikulasi atas takdir wanita sebagai insan tertekan. Sajak ini secara simbolik mengingatkan bahwa wanita tak punya pilihan lain, bertindak atau tidak, mereka sepertinya akan selalu tertekan di bawah kuasa patriarki.

Sajak Kadek Widiasih “Beli Made” mengekspresikan kesetiaan wanita kepada seorang pria yang dicintainya (beli made tiang masatya). Kesetiaan wanita terhadap pria membuat mereka semestinya mendapat cinta yang selayaknya. Walaupun sajak ini dan sajak-sajak Kadek Widiasih dan Mahindu Purbarini lainnya tidak secara spesifik mengangkat masalah gender, karya mereka merupakan artikulasi situasi sosial dan budaya di Bali dari perspektif wanita.

Dalam mengungkapkan masalah sosial budaya Bali, ekspresi pengarang wanita tidak kalah tajamnya dengan pengarang pria. Dalam sajak “Baline Dadi Titi Ugal Ugil” (Bali bak Jembatan Kropos), Mahindu Purbarini dengan keras mengungkapkan bahwa sawah-sawah di Bali digempur petir bermata dolar (carike sander tatit mamata dolar). Dilihat dari segi temanya, sajak ini merupakan salah satu sajak yang baik dalam kumpulan ini karena merefleksikan kondisi Bali dewasa ini yang tereksploitasi.

Belum Merata

Satu catatan penting yang perlu disampaikan dalam karya-karya sastra penulis wanita Bali adalah belum meratanya kekuatan ekspresi estetis. Dalam kumpulan puisi ada sajak yang kuat, ada yang tidak. Beberapa cerita mengambil tema yang baik seperti masalah kasta atau keturunan di luar pernikahan tetapi penulisannya masih terlalu sederhana, kurang kompleks, kurang dalam. Lukisan konflik dan ending (akhir) cerita di sana-sini masih belum berhasil membangun cerita yang utuh.

Meski demikian, kehadiran generasi baru pengarang wanita dalam panggung sastra Bali modern tetap pantas dicatat sebagai awal era baru. Kehadiran mereka dan karyanya tidak saja meramaikan panggung sastra tetapi juga ikut membentangkan fondasi estetis yang akan menentukan karakteristik sastra Bali modern di masa datang. Usia mereka masih relatif muda yang berarti bentang waktu untuk mematangkan kreativitas cukup panjang.

*) Dosen Faksas Unud.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati