Selasa, 17 Februari 2009

Dipandang Sebelah Mata

Dwi Fitria
http://jurnalnasional.com/

Hingga kini pendidikan sastra belum mendapat perhatian semestinya.

Ada beberapa bacaan wajib yang harus dibaca oleh para siswa sekolah menengah di Amerika. Selain Shakespeare yang tentu saja tak akan dilewatkan, karya-karya klasik semisal A Tale of Two Cities buah pena Charles Dickens, The Scarlett Letter karya Nathaniel Hawthorne hanya sedikit dari bacaan yang wajib dibaca para pelajar sekolah menengah berusia 12-18 tahun di sana.

Tahun 2007 American Library Association (Asosiasi Perpustakaan Amerika) bahkan punya ide untuk menyandingkan buku-buku sastra klasik itu dengan karya-karya sastra yang lebih kontemporer semisal Life of Pi karya Yann Martel, The Kite Runner yang ditulis oleh Khaled Hosseini, atau Night oleh Ellie Wiesel.

Ini mereka lakukan untuk terus memupuk minat baca para siswa, dengan pemikiran bahwa para siswa akan lebih mudah mendalami materi bacaan yang lebih berhubungan dengan kondisi zaman mereka.

Di Indonesia, kondisi pengajaran sastra yang kondusif seperti itu masih jauh panggang dari api. Jangankan memasukkan buku-buku pengarang mutakhir sebagai bagian dari kurikulum, karya-karya klasik semisal Bumi Manusia, Merahnya Merah, atau Harimau Harimau saja, belum menjadi bagian dari bacaan wajib para siswa sekolah menengah. Hingga saat ini, sastra belum juga mendapatkan porsi yang semestinya dalam sistem pendidikan kita.

“Kondisi ini memang sudah jadi masalah yang belum juga ditemukan solusinya. Sastra tidak diperhatikan karena masih saja banyak yang menganggap bahwa sastra itu kurang penting. Yang dipentingkan hanyalah hal-hal yang bersifat fisik saja. Padahal pendidikan bahasa dan sastra yang tepat akan memperkaya batin para siswanya,” ujar Dewaki Kramadibrata, mantan ketua Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Indonesia.

Tekanan Kurikulum

Kurikulum di Indonesia, telah beberapa kali mengalami perubahan mulai dari tahun 1950, 1958, 1964, 1968, 1975/1976, 1984, 1994, 2004 dan kemudian 2006. Pada tahun 1984 pelajaran Bahasa Indonesia, berubah menjadi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Tetapi penekanan pelajaran ini masih berat “hanya” pada aspek kebahasaannya saja. Sastra seolah-olah menjadi tambahan, karena hanya diajarkan 2-3 jam perminggu.

Sementara kurikulum terbaru, kurikulum 2006, memberikan keleluasaan bagi para guru untuk mengembangkan sendiri materi ajarnya. Dalam kurikulum baru itu ada begitu banyak mata pelajaran yang dibebankan kepada siswa. Namun, porsi pendidikan humaniora seperti bahasa dan sastra harus bersaing ketat dengan mata pelajaran lain yang berhubungan dengan eksakta.

Endo Senggono, Ketua PDS HB Jassin mengatakan ada inisiatif untuk memasukkan materi-materi sastra yang lebih “segar” ke dalam kurikulum terbaru. Beberapa peneliti pendidikan kerap datang ke PDS untuk melakukan pengayaan terhadap materi sastra yang diajarkan.

“Sayangnya kemudian, semangat yang seharusnya bisa membawa perubahan ini dibenturkan pada sistem pendidikan yang berbasis pada Ujian Nasional yang sifatnya masih tersentralisasi,” ujar Endo. “Inisiatif untuk mengajarkan materi sastra dengan lebih menekankan pada apresiasi kemudian harus terbentur pada format ujian pilihan ganda yang hanya menguji pengetahuan teknis sebatas siapa yang mengarang apa, atau karya sastra ini diciptakan pada tahun berapa, termasuk pada angkatan sastra yang mana.”

Hal lain yang masih menjadi batu sandungan adalah kompetensi guru bahasa dan sastra Indonesia. Menurut Nur Zen Hae, seorang sastrawan yang cukup punya perhatian pada perkembangan pendidikan sastra, kebanyakan guru masih terpaku pada teori bahasa alih-alih apresiasi sastra sendiri.

“Contohnya jika memelajari esai, bukannya memperkenalkan esai sebagai bentuk tulisan, tapi malah menghapalkan bentuk-bentuk esai, semisal deskriptif, atau naratif. Atau puisi, karena kurang memahami bagaimana mengupas sebuah puisi, yang dibuat kemudian adalah musikalisasi puisi. Bahkan lebih parah lagi, pelajaran tentang itu bahkan dilewatkan begitu saja.”

Menghidupkan Apreasiasi

Dalam proses pendidikan guru di fakultas-fakultas keguruan, proporsi apresiasi sastra yang sesungguhnya merupakan salah satu bagian terpenting dalam pengajaran sastra, tidak sebesar hal-hal lain yang berhubungan dengan aspek linguistiknya. “Pelajaran-pelajaran semisal morfologi, sintaksis, metode penelitian punya porsi yang besar. Mata kuliah yang berhubungan dengan apresiasi sastra mungkin hanya sepertiganya saja,” ujar penyair yang saat ini menjabat Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta itu.

Sehingga untuk mengembangkan minat sastranya, seorang mahasiswa institut keguruan harus mencari di luar. “Jangan berharap terlalu banyak dari mata kuliah yang diberikan, pendidikan sastra yang kaya justru akan didapatkan jika aktif mengunjungi diskusi dan acara sastra yang kerap diadakan di kantung-kantung budaya semisal Taman Ismail Marzuki atau Utan Kayu.”

Sementara menurut Dewaki, agak kurang tepat jika kesalahan sepenuhnya ditimpakan kepada pendidik. “Guru pada dasarnya hanya mengikuti kurikulum yang berlaku.” Kurikulum saat ini masih lebih memberikan memberikan penekanan pada penguasaan teknis bahasa saja. “Proporsi untuk membedah sastra secara lebih serius memang diberikan, tapi kesannya bukanlah sebuah kewajiban. Boleh dilakukan boleh tidak.”

Apresiasi sastra bukannya tidak diusahakan, buku-buku pelajaran dengan menggunakan kurikulum 2006 telah memasukkan proporsi semisal analisis teks sastra. “Tapi tetap teks-teks yang dimasukkan amatlah panjang. Saya tak yakin siswa berminat untuk bahkan membacanya,” ujar Dewaki.

Selain itu pelajaran bahasa yang masuk dalam kategori humaniora masih harus bersaing dengan pelajaran eksakta. “Guru harus bisa memilah-milah waktu yang sedikit, dengan pelajaran-pelajaran lain di luar bahasa, yang proporsinya tidak bisa dibilang ringan,” ujar Dewaki. ”Jalan sastra sepertinya masih panjang untuk bisa menempati posisi yang seharusnya.”

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati