Jumat, 06 Februari 2009

Cerita dari Zaman yang Merana

Judul buku : Senarai Batanghari
Penulis : Bunga Rampai Temu Sastrawan Indonesia
Cetakan : 1, Juli 2008
Penerbit : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi
Tebal : 135 Halaman
Peresensi : Susilowati
http://www.lampungpost.com/

KETIKA sastra disebut sebagai anak kandung realitas, berarti setiap karya yang lahir tidak bisa lepas dari kondisi sosial. Hal ini tergambar pada cerita-cerita yang terkumpul dalam Senarai Batanghari. Kegelisahan pengarang dengan kegalauan zaman terungkap pada sebagian cerita.

Karentile, cerpen Joni Ariadinata yang menjadi judul keempat dalam kumpulan cerpen ini, menyuguhkan kegelisahan kaum intelektual pada realitas sosial Indonesia. Tokoh-tokohnya para intelektual yang tidak hanya piawai berdiskusi, tetapi sekaligus mereka menjadi kaum yang "diuntungkan" dengan carut-marutnya kondisi sosial yang ada. Karena dari masalah itu, ide-ide mereka untuk menulis dan berceracau terus mengalir hingga mendatangkan proyek-proyek yang menopang gaya hidup mewah mereka. Kegelisahan itu terkesan sebagai kamuflase yang semakin menandaskan kemunafikan sempurna pada zaman ini.

Joni Ariadinata meramu dengan piawai ironisme kehidupan di negeri ini, bagaimana kaum intelektual begitu terpisah dengan realitas sosoal. Simbol-simbol warteg-kafe, menjadi penanda jauhnya jurang pemisah kaum menengah dan pinggiran di negeri ini.

Kaum intelektual yang identik dengan kafe dan kaum pinggiran yang hidup pada titik nadir persoalan identik dengan warteg atau bahkan tidak makan. Rakyat kecil bukan hanya kesusahan mencari kerja, melainkan untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan karena naiknya harga BBM. Putus asa dan perilaku kriminal menjadi pilihan dari orang-orang pinggiran.

Keriuhan pemasalahan sosial makin sempurna dengan penghancuran kafe yang dilakukan segerombolan orang atas nama agama. Dalam cerpen ini, pengarang meracik dengan apik kompleksitas masalah, selain gaya cerita yang beragam, membuat cerpen ini menonjol dari yang lain.

Cerpen lain yang juga berangkat dari ironisme realitas sosial adalah Tamu, karya Hamsad Rangkuti. Cerpen ini menceritakan kesibukan penduduk di kawasan lereng Gunung Lawu menyambut kedatangan Bupati Karang Anyar Hj. Riana Iriani untuk memulai panen buah naga. Bagaimana rakyat kecil begitu sibuk mempersiapkan kedatangannya yang hanya sejenak.

Segala ruah dipersiapkan, dari makanan hingga perlengkapan tetabuhan tradisioal untuk membangun kesan asri dan meyakinkan daerah yang akan diorbitkan sebagai daerah wisata itu. Ternyata, keriuhan para penduduk ini sangat tidak sebanding dengan kenyataan. Karena Bupati tidak datang dengan "hati". Sang Bupati nan cantik itu khawatir tertusuk duri saat diminta memulai memanen buah naga yang pohonnya penuh duri.

Sang ajudan pun berjanji akan menyediakan pohon yang sudah dibersihkan dari duri saat kulit putihnya hendak memetik. Kalau idealnya pejabat adalah pelayan rakyat, dalam cerpen Tamu, pengarang dengan tandas menggambarkan kondisi yang sebenarnya, bagaiman pun rakyat adalah para pelayan dari keagungan sang pejabat.

Hal ini dikuatkan bagaimana pengarang menggambarkan sang Bupati tak lebih dari artis yang berada dalam skenario protokoler karena kepentingan proyek. Dia harus bersusah payah menghapal apa yang akan diucapkan ketika kamera membidiknya.

Rakyat kecil sudah cukup senang melihat kehadirannya. Cerpen ini lebih menyerupai traveling ke kaki Gunung Lawu dibanding sebuah cerita. Tapi dengan halus mengangkat kepura-puraan masyarakat ketika menyambut seorang pejabat. Mengada-adakan yang tidak ada, seolah ini adalah negeri yang aman-makmur sejahtera untuk menyenangkan sang pejabat.

Pada cerpen Payung yang ditulis Melina K. Tansri, lebih lugu memaparkan realitas sosial, bagaimana sang tokoh, Uning, terharu sekaligus sedih dengan ketulusan anaknya yang masih kecil harus menyewakan payung, demi menyambut kelahiran adiknya. Anak kecil yang seharusnya polos bermain harus ikut merasakan kesulitan ekonomi. Permasalahan ekonomi menjadi ruh pada cerpen ini. Tapi wong cilik, terbiasa menyikapinya dengan arif, sebagaimana digambarkan sang pengarang.

Selain tema sosial, beberapa cerpen lain mengangkat persoalan cinta dan peselingkuhan, di antaranya cerpen Atik Sulistiowati; Secangkir Kopi Penuh Dusta. Bercerita tentang seorang perempuan yang bertemu dengan lelaki masa lalunya. Mereka dipertemukan dalam kehambaran keluarga masing-masing. Yang membawa mereka dalam perselingkuhan. Sang tokoh harus merana saat laki-laki yang menyanjungnya dan mampu mempersembahkan kebahagian dengan begitu saja meninggalkannya.

Tinggallah dia mengenang masa lalu sambil duduk ditemani secangkir kopi yang dulu dinikmati berdua. Nestapa akhirnya milik perempuan, meskipun sang tokoh adalah seorang aktivis tegar, tetapi harus luluh dalam kedukaan ketika cinta meninggalkannya.

Tema serupa tapi tak sama di jumpai dalam cerpen Episteme karya Linda Harahap. Menguarai hubungan segitiga dari seorang lelaki yang melakukan poligami. Lukisan Angsa karya Fakhrunas M.A. Jabbar juga mengangkat tema cinta. Sedang tema cinta yang mengambil setting pedalaman Jambi muncul dalam kisah Melangun karya Purhendi.

Mengisahkan seorang antropolog dari Australia yang melakukan penelitian pada suku anak dalam di Jambi. Hutan Jambi mempertemukannya dengan anak kepala suku yang menghantarkannya pada hubungan terlarang. Upacara adat pernikahan dilangsungkan antara kedua insan berbeda bangsa juga peradaban saat diketahui Meliang, anak sang kepala suku itu hamil.

Namun, kenyataan pahit terjadi saat demontrasi besar-berasan, para mahasiswa dan aktivis LSM protes pada kehadiran para peneliti Australia dan kerusakan hutan. Keluarga Meliang harus melangun, mencari tempat baru untuk mencari kehidupan. Meliang terpisah dengan Steve yang sedang mengandung. Ini satu-satunya cerpen yang mengisahkan kehidupan anak dalam. Menjadi warna tersendiri pada Senarai Batanghari yang memang membawa kearifan lokal Jambi.

Secara umum Senarai Batanghari mengusug tema-tema realis, beberapa tema realis magis tampak pada cerpen Anjing Penjaga Puri karya Kurnia Efendy, Randu karya Kusprihyanto Namma, Monolog Angin karya Ratna Dewi, Malaikat Tanah Asal karya Triyanto Tiwikromo, kumpulan cerpen ini ditutup dengan Serau karya Yupnical Saketi.

Cerpen-cerpen dalam Senarai Batanghari secara umum tidak hirau dengan estetika. Hingga pencapaian estetika bahasa tidak dapat dibilang "wah", selain ada kesan terburu-buru dalam penerbitan. Hal ini terlihat pada cerpen Hamsad Rangkuti, Tamu, yang banyak terjadi kesalahan penulisan tiap kata. Meksi secara umum cerita-cerita dalam cerpen ini mengalir, tapi tidak ada pencapaian "beda" untuk ukuran bunga rampai temu sastrawan Indonesia.

Tapi bagaimanapun ini adalah usaha maksimal yang layak mendapat apresiasi dari para pembaca.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati