Minggu, 24 Juni 2018

MAKHLUK KREATIF GARDA DEPAN: SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Maman S Mahayana
facebook.com/dewamahayan

Entah kapan saya mengenal Sutardji Calzoum Bachri (SCB). Mungkin di sebuah acara di Masjid UI Depok atau di Pulau Penyengat di antara para penyair Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sebuah lupa. Tetapi, berulang kali saya jumpa pada sebuah acara sastra: di Rempang, di sebuah pulau kecil gugusan kepulauan Riau; di sebuah hotel di Batam bersama dentum musik kafe, di pojok masjid atau entah di mana. Mungkin juga kami sekadar kongkow-kongkow di TIM atau di sebuah kedai kopi di Johor sambil ketawa-ketiwi. Dan, senantiasa, dalam acara kumpul-kumpul itu, ia kerap menjadi pusat perhatian. Boleh jadi lantaran hujahnya melompat seperti pemantik; atau kritik baliknya yang menukik; atau juga ungkapannya yang spontan dan cerdas, maka, di antara kerumunan itu, SCB seperti sebuah magnet. Dan kerumunan pun bertambah. Dan tawa pun pecah.

Dalam banyak kesempatan mengobrol atau apa pun bersama Presiden Penyair Indonesia itu, kalimat-kalimat yang dilontarkannya kerap menghadirkan sayap. Meski pembicaraan tentang satu topik tertentu, selalu kesannya seperti melompat-lompat, menabrak apa pun, atau melontarkan ide-ide segar. 

Dalam situasi yang seperti itu, tindakan paling aman adalah menjadi pendengar yang baik. Sebab, sekali kita menolak, membantah atau menyangkal, seketika itu pula, kalimat-kalimat yang kita lontarkan, bakal dilipat, diremas, dan dicampakkan menjadi peluru baru sebagai senjata makan tuan. SCB memang tidak membantah, tetapi caranya melipat dan meremas adalah salah satu kepiawaiannya menyulap segalanya menjadi bumerang.

Begitulah, bahasa bagi SCB adalah alat permainan, sebagaimana terpantul dalam puisi-puisinya, cerpen-cerpennya, dan esai-esainya. Bahasa Indonesia yang konon miskin daya ungkap, tak berlaku bagi SCB. Jadi benar kata Sapardi Djoko Damono, “Penyair yang baik adalah penulis esai yang baik!” 

Esai-esai SCB adalah cermin bagi kita, bagaimana keberanian mencipta ungkapan, idiom atau penyelewengan makna, penting artinya bagi siapa pun yang bergumul dalam dunia bahasa. Ingat saja, ketika orang ribut dan ikut latah tentang NKRI harga mati, SCB memutarnya sebagai harga hidup. “NKRI harga hidup!” Apa maknanya? Dengan kesadaran, bahwa NKRI harga hidup, bangsa ini, mesti punya kesadaran untuk terus menghidupkan dan menghidupi kelangsungan hidup NKRI. Artinya lagi, bangsa Indonesia mesti tetap memelihara daya cipta, kreativitas, dan nalar yang cerdas. Jangan jadi pembebek, epigonis, atau sekadar penggembira!

SCB adalah makhluk penyair yang menempatkan kreativitas sebagai harga hidup! Bukanlah yang membedakan manusia dengan binatang dan tetumbuhan adalah kreativitas: daya menciptakan! Bukankah salah satu sifat Tuhan, “mencipta” hanya dimiliki oleh manusia yang kreatif. Bukankah dengan kreativitas itu pula kebudayaan dan peradaban manusia tumbuh dan berkembang? Begitulah, maka dalam perjalanan sejarah umat manusia, tokoh-tokoh kreatif yang mencipta, yang tercatat dalam sejarah. Ingat saja Phytagoras, Plato, Aristoteles, Archimedes, Nietsche, Karl Marx, dan entah siapa lagi, adalah makhluk manusia yang mencipta (sesuatu)!

Dalam sejarah bangsa Indonesia, mereka yang kreatif dan mencipta pula yang bertahan namanya sampai entah kapan. SCB tentu tidak sendirian. Di belakang kepenyairannya, ada Hamzah Fansuri, Raja Ali Haji, Amir Hamzah, Chairil Anwar dan entah siapa lagi. Pada zamannya dan lingkaran penyair seangkatannya, ada pula Sapardi Djoko Damono, Abdul Hadi WM, Danarto, Leon Agusta, Fudoli Zaini, dan seterusnya. Lalu, berderet pula penyair generasi berikutnya, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda, Joko Pinurbo, dan seterusnya dan seterusnya.

Ingatlah puisi pendek Sitor Situmorang, “Malam Lebaran” yang berisi selarik kalimat: Bulan di atas kuburan? Bukankah puisi itu jadi menghebohkan lantaran kreativitasnya yang tak terduga. Maka, kita dapat pula memahami dua puisi SCB yang lebih pendek lagi.

LUKA
haha!
dan satu puisi lagi:

KALIAN Pun!

Kita tentu saja dapat berkomentar: Lho, jika begitu, saya juga bisa menulis puisi yang seperti itu. Tentu! Siapa pun dapat menulis puisi seperti demikian. Tetapi, duduk soalnya, bukan di sana, melainkan pada siapa yang pertama kali menelorkan gagasan demikian? SCB sadar betul atas keajaiban kreativitas, maka lahirlah puisi yang lebih pendek dari sebuah kata!

Periksa juga puisi-puisi SCB yang terhimpun dalam O, Amuk, dan Kapak. Bukankah model tipografi yang diperlihatkan di sana lahir dari kreativitas yang tak lazim, mencelat dari daya-cipta yang cerdas dan gila dalam makna positif. Begitulah, hidup menjadi lebih hidup, dan kreativitas tumbuh dan berkembang sebagai spiral yang melingkar-lingkar, lalu nongol, mencelat, dan hinggap pada gagasan yang bertugas menyulapnya jadi karya kreatif!
Begitulah Sutardji Calzoum Bachri!

Siapa pula yang pertama kali menelorkan gagasan Sumpah Pemuda sebagai Puisi Besar? Dikatakan SCB, bahwa para perumus teks Sumpah Pemuda bolehlah disebut, “… para penyair kolektif yang secara jenial berhasil menemukan kata-kata in absentia itu?” (Periksa, Sutardji Calzoum Bachri, Isyarat, Magelang: Indonesia Tera, 2007, hlm. 80—86). Yang dimaksud kata-kata in absentia itu, tidak lain adalah teks Sumpah Pemuda sebagaimana dikutip berikut ini:

SUMPAH PEMUDA
Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.

Bukankah ketiga butiran yang tertuang dalam teks Sumpah Pemuda, ketika itu belum menjadi kesadaran masyarakat kita? Bukankah ketika itu juga Indonesia belum ada, maka kata Indonesia di dalam teks itu adalah Indonesia yang dibayangkan! Bukankah Indonesia itu kini kita sebut sebagai NKRI—Negara Kesatuan Republik Indonesia?

Begitulah SCB, Sang makhluk manusia kreatif! Kreativitasnya itu pula yang entah lewat klaim dirinya sendiri atau predikat yang dilekatkan publik sastra Indonesia menempatkannya sebagai Presiden Penyair Indonesia!

Selamat panjang usia Penyair Kreatif! Tetaplah melangkah di garda depan dengan segala kekuatan daya cipta dan kreativitasnya. Sehat senantiasa dan terus berkarya memancarkan semangat, betapa mulianya kreativitas. Jadilah individu manusia yang tegas memuliakan kreativitas. Di situlah sesungguhnya harga penyair sebagai yang sebenar-benarnya penyair!

Bojonggede, 24 Juni 2018.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati