Zaki Zubaidi
koran-sindo.com 25 10 2015
Akhir September 2015, akun Facebook kami ditandai seorang rekan peneliti Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Mashuri. Dia membagikan sebuah brosur agenda kegiatan sarasehan sastra dan budaya. Ada 15 acara diskusi yang dilaksanakan di Surabaya dan beberapa kota di sekitarnya sejak 25 September hingga 26 November.
Di tengah jargon ”kerja, kerja, kerja” yang kini sering diperdengarkan, kegiatan semacam ini seperti sungguh tidak biasa (terlalu sombong untuk disebut luar biasa).
Saat setiap keringat, jika bisa, menghasilkan rupiah, agenda ini malah menyuguhkan hal yang kebanyakan orang awam menganggap sia-sia. Berpijak dari itu, kami akhirnya mencoba mengikuti beberapa agenda kegiatannya. Satu di antaranya di Gedung PWNU Jatim Jalan Masjid Al Akbar, Jumat (23/10). Sarasehan itu mengambil tema Ngaji Ronggowarsito . Melalui akun Facebook -nya, Mashuri gencar menyebar undangan dengan mengirim jadwal, juga sebuah catatan menggelitik tentang segala hal terkait tema itu. Dia pun memberi catatan yang diberi judul Eling lan Waspada .
Eling kepada selingkuhan dan waspada terhadap pasangan. Itulah tafsir ngawur terhadap ungkapan Mashur yang disandarkan pada sosok Ronggowarsito eling lan waspada . Tafsir asal jeplak itu kini sedang nge- tren ditulis di berbagai status Facebook , di belakang bak truk, bahkan di dinding-dinding toilet dan gubuk. Sejatinya, tidak hanya ungkapan eling dan waspada saja yang dinisbatkan pada sosok sastrawan Jawa legendaris tersebut, yang tak kalah populernya adalah ihwal zaman edan, ratu adil, dan berjutajuta kearifan, misteri, dan hal ihwal lainnya melekat pada sastrawan yang pernah dianggap sebagai pujangga penutup Jawa tersebut.
Hingga kini, sosok yang bernama asli Bagus Burhan ini memang ambigu. Bahkan, ada sisisisi tertentu banyak orang yang belum tahu. Salah satunya bahwa pada masa mudanya, ia dikenal sebagai santri super beling. Pada saat nyantri di Gebangtinatar, alias Tegalsari Ponorogo, pada Kiai Ageng Muhammad Kasan Besari, Ronggowarsito menguji dirinya dengan mengembara dan pergi dari pesantren tanpa berpamitan sang kiai, sebelum akhirnya kembali lagi ke Tegalsari dan menjadi santri yang mumpuni.
Ia nyantri di Tegalsari karena ayah dan kakeknya, yaitu Ronggowarsito I, II, dan Yasadipura juga nyantri di sana. Di Tegalsari, masih dapat dilihat jejak-jejaknya. Sebuah rumah panggung, alias pondokan, di depan Masjid Agung Tegalsari adalah saksi bisu ngalab ilmu dan ngelmu dari sang pujangga. Begitu pula keberadaan sebuah batu besar di pinggir kali Tegalsari yang merupakan tempat sang pujangga olah rasa, dengan cara mengasingkan diri untuk khalwat dan menyepi. Selain Tegalsari, Ronggowarsito juga ngalab ilmu dan ngelmu ke berbagai padepokan dan pesantren lainnya.
Tak heran, karya-karya terasa abadi dan memiliki kedalaman melampaui zamannya. Selain itu, pemahaman keagamaan dan penghayatannya juga luar biasa. Sungguh menarik tulisan ini. Kami pun membayangkan kegiatan akan mampu menyedot massa yang sangat banyak. Itu hanya estimasi. Faktanya, yang hadir di acara tersebut tidak lebih dari 50 orang.
Pada agenda juga demikian. Sebuah catatan yang cukup menggelitik ditampilkan dan dibagikan melalui Facebook . Kali ini sarasehan dilaksanakan di Dewan Kesenian Jawa Timur, Sabtu (24/10). Diskusi ini menyuguhkan tema ”Membangun Kondusivitas Kesusastraan Jawa Timur” Kali ini, akun Mashuri menyuguhkan tulisan tentang Surabaya sebagai geografis yang menarik. Sering kali yang profan bersanding dengan yang sakral. Tragedi bersalaman dengan komedi. Mimpi berkawan dengan realitas.
Tak heran, warna tragikomik sering menjadi sumbu karya-karya yang muncul dari kota dengan gelar yang begitu melimpah, mulai Kota Buaya, Kota Pahlawan, sampai Kota Lendir. Begitu banyak karya yang mengunggah spirit perlawanan, dengan strategi ironi dan humor pamit. Di sisi lain, muncul pula karya-karya yang liris-realis, sarkasromantis, surealis, dan gelap. Terlepas dari soal karya, tentu yang dibutuhkan adalah iklim dan atmosfer kreatif. Pada tahun 1990an, Komunitas Seni Rupa Bermain (KSRB) merupakan perawat spirit kreatif yang mumpuni di Surabaya.
Generasi kiwari sangat mungkin tidak mengenal komunitas ini. Pasca reformasi, beberapa komunitas bersastra dan berkesenian tumbuh pesat di Surabaya. Tentu ruh dan spiritnya berbeda dengan generasi sebelumnya karena zaman telah berganti, tantangan dan gelibat zamannya juga malih rupa. Komunitas itu bermunculan dari beberapa perguruan tinggi, lembaga, organisasi dan perkumpulan kesusastraan dan klangenan .
Beberapa acara menjadi trademark dari beberapa hajatan sastra. Kondisi serupa berlaku untuk beberapa kota di Jawa Timur, mulai dari Mojokerto, Malang, Banyuwangi, Ngawi, Lamongan, Bojonegoro, Sumenep, Bangkalan, dan lain-lainnya. Meski demikian, tantangan dan gairahnya tentu berbeda. Cara merawat kegairahan dan menggerakkan sebuah komunitas dan acara di Surabaya dan kotakota lain di Jawa Timur, memiliki kekhasan masing-masing.
Dalam rangka mengetahui dan berbagi seputar hal ihwal membangun kondusivitas bersastra di Surabaya itulah yang bakal dilakukan dalam gelar Sarasehan Sastra dan Budaya pagi ini, pukul 09.30 hingga selesai di Dewan Kesenian Jawa Timur, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85, Surabaya, dihadirkan empat narasumber dari generasi yang berbeda. Di antaranya, Saiful Hajar, pendiri KSRB.
Dia akan berbagi pengalaman dan bertutur ihwal KSRB pada tahun 1990an, sehingga generasi kini dapat mengetahui dan memacu spiritnya. Selanjutnya adalah Ribut Wijoto (pengelola Halte Sastra), Alek Subairi (pendiri Komunitas Rabu Sore), dan Indra Tjahyadi (pendiri Komunitas Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar dan pengelola Gerilya Sastra). Masing-masing akan berbagi pengalaman, kiat dan sebagainya untuk membangun kondusivitas komunitas dan bagaimana menggairahkan kesusastraan.
Hal itu tidak tertutup bagi para hadirin yang ingin memberi sumbangsih pengalaman, saran, dan strategi. Acara juga dimeriahkan dengan nyanyian puisi oleh Filesky. Dengan mengangkat tema soal komunitas ini bolehlah dibayangkan peserta diskusi akan lebih banyak. Sebab sangat mungkin, masing-masing pembicara adalah magnet di komunitasnya masing-masing.
Kami pun mendatangi acara yang diadakan di Kompleks Taman Budaya Jawa Timur tersebut. Ternyata tidak jauh beda dengan acara-acara diskusi budaya dan sastra lain, pesertanya tidak lebih dari 50 orang. Sungguh, sarasehan yang sederhana.
Butuh Seorang ”Pendekar”
Jumlah audiensi yang cukup sedikit itu ternyata bukan berarti acara tersebut gagal. ”Target kami memang tidak banyak. Kami hanya mengharapkan pesertanya tidak lebih dari lima puluh orang,” Jawab Mashuri seusai acara di Dewan Kesenian Jawa Timur, Sabtu siang. Mashuri malah mengungkap, pihaknya jadi kebingungan saat acara sarasehan diselenggarakan di Bojonegoro. Pasalnya, saat itu peserta sarasehan hampir seratus orang.
”Karena memang anggaran yang kami punya itu hanya cukup untuk lima puluh orang,” jelasnya sambil tertawa. Beruntung ketika itu pihak terkait di Bojonegoro bersedia membantu menanggung kekurangan konsumsi.
http://koran-sindo.com/page/news/2015-10-25/4/37
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Azis Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.S. Laksana
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Malik
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adi Prasetyo
Afnan Malay
Afrizal Malna
Afthonul Afif
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Suyudi
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amalia Sulfana
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Aminullah HA Noor
Andari Karina Anom
Andi Nur Aminah
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Anindita S. Thayf
Anitya Wahdini
Anton Bae
Anton Kurnia
Anung Wendyartaka
Anwar Nuris
Anwari WMK
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arief Budiman
Ariel Heryanto
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Arifi Saiman
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
Ary Wibowo
AS Sumbawi
Asarpin
Asbari N. Krisna
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asti Musman
Atep Kurnia
Atih Ardiansyah
Aulia A Muhammad
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
B. Nawangga Putra
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bakdi Sumanto
Balada
Bale Aksara
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku
Beni Setia
Benni Indo
Benny Arnas
Benny Benke
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Buku Kritik Sastra
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Butet Kartaredjasa
Cahyo Junaedy
Cak Kandar
Caroline Damanik
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chavchay Saifullah
Cornelius Helmy Herlambang
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Sunendar
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Dante Alighieri
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Pramono
Delvi Yandra
Deni Andriana
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewey Setiawan
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hartati
Diana A.V. Sasa
Dianing Widya Yudhistira
Dina Jerphanion
Djadjat Sudradjat
Djasepudin
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Dwijo Maksum
E. M. Cioran
E. Syahputra
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Triono
Elisa Dwi Wardani
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endro Yuwanto
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Esai
Evi Idawati
F Dewi Ria Utari
F. Dewi Ria Utari
Fadlillah Malin Sutan Kayo
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fakhrunnas MA Jabbar
Fanani Rahman
Faruk HT
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fazabinal Alim
Fazar Muhardi
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Frans Ekodhanto
Fransiskus X. Taolin
Franz Kafka
Fuad Nawawi
Gabriel García Márquez
Gde Artawa
Geger Riyanto
Gendhotwukir
Gerakan Surah Buku (GSB)
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gufran A. Ibrahim
Gunoto Saparie
Gusty Fahik
H. Rosihan Anwar
H.B. Jassin
Hadi Napster
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Haris del Hakim
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hasyuda Abadi
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Herdiyan
Heri KLM
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman Hasyim
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Heru Emka
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S Chudori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Tito Sianipar
Ian Ahong Guruh
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
IDG Windhu Sancaya
Iffah Nur Arifah
Ignas Kleden
Ignasius S. Roy Tei Seran
Ignatius Haryanto
Ignatius Liliek
Ika Karlina Idris
Ilham Khoiri
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah S. Pratidina
Indiar Manggara
Indra Tranggono
Indrian Koto
Insaf Albert Tarigan
Ipik Tanoyo
Irine Rakhmawati
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Norman
Istiqomatul Hayati
Iswara N Raditya
Iverdixon Tinungki
Iwan Gunadi
Iwan Nurdaya Djafar
Jadid Al Farisy
Jakob Sumardjo
Jamal D. Rahman
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jaya Suprana
Jean-Paul Sartre
JJ. Kusni
Joanito De Saojoao
Jodhi Yudono
John Js
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Ki Panji Kusmin
Kingkin Puput Kinanti
Kirana Kejora
Ko Hyeong Ryeol
Koh Young Hun
Komarudin
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Lenah Susianty
Leon Trotsky
Linda Christanty
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayani
Luhung Sapto Nugroho
Lukman Santoso Az
Luky Setyarini
Lusiana Indriasari
Lutfi Mardiansyah
M Syakir
M. Faizi
M. Fauzi Sukri
M. Mustafied
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
Made Wianta
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Majalah Budaya Jejak
Makmur Dimila
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Mariana Amiruddin
Martin Aleida
Marwanto
Mas Ruscitadewi
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Media Dunia Sastra
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
Melani Budianta
Mezra E Pellondou
MG. Sungatno
Micky Hidayat
Mikael Johani
Mikhael Dua
Misbahus Surur
Moch Arif Makruf
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohamed Nasser Mohamed
Mohammad Takdir Ilahi
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyidin
Mujtahid
Munawir Aziz
Musa Asy’arie
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N. Mursidi
Nafi’ah Al-Ma’rab
Naqib Najah
Narudin Pituin
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Neni Ridarineni
Nezar Patria
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Rastiti
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noval Jubbek
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Utami Sari’at Kurniati
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Obrolan
Odhy`s
Okta Adetya
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Otto Sukatno CR
Pablo Neruda
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Pertemuan Mahasiswa
Puji Santosa
Pustaka Bergerak
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Rahmah Maulidia
Rahmi Hattani
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rambuana
Ramzah Dambul
Raudal Tanjung Banua
Redhitya Wempi Ansori
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Revolusi
Ria Febrina
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Richard Strauss
Rida K Liamsi
Riduan Situmorang
Ridwan Munawwar Galuh
Riki Dhamparan Putra
Rina Mahfuzah Nst
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roland Barthes
Romi Zarman
Romo Jansen Boediantono
Rosidi
Ruslani
S Prana Dharmasta
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Madany Syani
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sem Purba
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Shiny.ane el’poesya
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siti Mugi Rahayu
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soeprijadi Tomodihardjo
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Sri Rominah
Sri Wintala Achmad
St. Sularto
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sudaryono
Sudirman
Sugeng Satya Dharma
Suhadi
Sujiwo Tedjo
Sukar
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susilowati
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Buyil
Syaifuddin Gani
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Urwatul Wustqo
Usman Arrumy
Usman Awang
UU Hamidy
Vinc. Kristianto Batuadji
Vladimir I. Braginsky
W.S. Rendra
Wahib Muthalib
Wahyu Utomo
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weni Suryandari
Wiko Antoni
Wina Karnie
Winarta Adisubrata
Wiwik Widayaningtias
Yanto le Honzo
Yanuar Widodo
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yudhis M. Burhanudin
Yukio Mishima
Yulhasni
Yuli
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Yusmar Yusuf
Yusri Fajar
Yuswinardi
Yuval Noah Harari
Zaki Zubaidi
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zen Rachmat Sugito
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar