Sabtu, 28 Juni 2014

Buku dan Pengisahan Proklamasi

Bandung Mawardi *
www.solopos.com, 16 Agu 2012

Sejarah bertaburan kisah. Sejarah memerlukan pengisahan. Indonesia bergerak di arus sejarah. Para pengisah memberi rujukan untuk pembukaan kembali halaman-halaman masa silam.

Kompetensi dan penggunaan bahasa dari para pengisah menentukan keberterimaan atau curiga. Kita justru bisa ada di persimpangan jalan saat para pengisah menyuguhkan perbedaan dan pertentangan.
Mohammad Hatta dalam artikel Legende dan Realitet Sekitar Proklamasi 17 Agustus di Mimbar Indonesia, No 32/33, 17 Agustus 1951, mengakui proklamasi adalah ”kedjadian besar jang menentukan djalan sedjarah Indonesia”.

Klaim ini menerangkan kebenaran dan kerancuan sejarah. Mohammad Hatta menganggap bahwa pengetahuan publik atas sejarah proklamasi sering terjebak oleh ”dongeng” dan ”legenda”. Mohammad Hatta mengajak publik bisa mempertimbangkan kebenaran dalam pengisahan proklamasi di buku Adam Malik berjudul Riwajat dan Perjuangan Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 (1950).

Mohammad Hatta dan Adam Malik memang pelaku dalam sejarah Proklamasi tapi memiliki perbedaan peran. Perbedaan ini memicu kerancuan pengisahan.

Sanggahan Mohammad Hatta atas pengisahan Adam Malik adalah kemunculan tokoh Sajuti Melik sebagai ”seorang jang memberikan kata jang penghabisan tentang isi proklamasi”. Kita bisa membuka kembali buku Adam Malik untuk membuat perbandingan efek pengisahan proklamasi.

Adam Malik di halaman ”Sepatah Kata” menjelaskan bahwa penulisan buku dimaksudkan untuk membersihkan segala kedustaan dan kebohongan dari berbagai sumber sejarah dan kesaksian.

Niat dieksplisitkan dengan pengharapan agar ”generasi jang akan datang djangan sampai tertipu atau dapat dibohongi tjerita-tjerita fantasi belaka.” Ingatan dan bukti disuguhkan tapi masih menyisakan ”kesalahan”. Mohammad Hatta meralat demi pembasmian ”dongeng” dan ”legenda” di sekitar sejarah proklamasi.

Adam Malik saat itu representasi kaum muda heroik bersama Wikana, Chaerul Saleh dan Sukarni. Mereka memang bergairah untuk mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan Indonesia.

Siasat kaum muda dan kehendak Soekarno-Hatta berbeda. Situasi genting pun diresepsi oleh mereka dengan keputusan dan tindakan cepat. Barangkali persoalan waktu dan ketergesaan memengaruhi ingatan Adam Malik dan Mohammad Hatta saat mengisahkan Proklamasi Kemerdekaan RI setelah sekian tahun dari peristiwa.

Mereka bisa dalam situasi hampir sama di ruang dan waktu historis tapi perbedaan peran juga ”memisahkan” perspektif diri. Pengisahan pun mengandung perbedaan narasi situasional dan emosional.

Mohammad Hatta meralat buku Adam Malik dengan mengeluarkan buku bertajuk Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 (1970). Buku ini memiliki aksentuasi pengisahan mengacu ke mata-historis Mohammad Hatta sebagai sosok intelektual dan politisi santun.

Ketenangan diri dalam menghadapi berbagai situasi politik menentukan pengisahan. Mohammad Hatta mengisahkan dengan alur runtut dan tenang. Pengisahan jauh dari emosional atau pembiasan narasi. Hatta mengaku bahwa penulisan buku tipis itu memerlukan riset dokumen di Honolulu selama enam bulan.

Mohammad Hatta pun masih membuat kesalahan terkait sikap pemerintah militer Jepang dan peran Admiral Patterson. Informasi Hatta salah dalam hal waktu dan pengaruh. Ralat diajukan oleh P Swantoro dengan tambahan penjelasan dari S Tasrif.

Ingatan manusia memang terbatas. Mohammad Hatta mengakui kesalahan itu di edisi cetakan kedua. Mohammad Hatta adalah pelaku tapi tak bisa mengisahkan secara utuh berbagai hal tentang proklamasi. Kehadiran buku Mohammad Hatta sebagai sanggahan atas buku Adam Malik adalah mekanisme mewariskan ingatan sejarah di jalan literer.

Pengisahan proklamasi melalui buku juga dilakukan oleh Ahmad Soebardjo dengan judul Lahirnya Republik Indonesia (1978). Tokoh ini terlibat dalam sejarah proklamasi meski berbeda peran dari Mohammad Hatta dan Adam Malik.

Buku ini memuat kata pengantar dari Mohammad Hatta dan Adam Malik. Pujian diberikan oleh Adam Malik: Buku ini cukup mempunyai alasan dan fundamen yang kuat sebagai buku sejarah karena penulisnya sendiri ikut serta sebagai pelakunya, maupun sebagai peninjau dan juga sebagai penyelidik.

Kesaksian Ahmad Soebardjo berbeda dari narasi Adam Malik dan Mohammad Hatta. Kita bisa simak dalam adegan percakapan antara Soekarno dan Ahmad Soebardjo saat proses penulisan teks proklamasi.

Rentan

Soekarno bertanya tentang kalimat-kalimat di Pembukaan UUD 1945. Ahmad Soebardjo mengaku ingat tapi tak utuh. Soekarno mengambil secarik kertas dan menulis kalimat dari pengucapan Ahmad Soebardjo: Kami, rakyat Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan kami.

Rumusan kalimat terakhir diajukan dan ditulis sendiri oleh Soekarno: Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Keterangan ini berseberangan dengan keterangan di buku Adam Malik dan Mohammad Hatta. Adam Malik mengajukan nama dan peran Sajuti Melik. Mohammad Hatta (1952) pernah mengingatkan bahwa kalimat pertama dalam proklamasi ”menjatakan kemauan bangsa, jang dari itu ke atas menentukan nasibnja sendiri”.

Kalimat kedua ”bukanlah perkataan jang teringat sekonjong-konjong, melainkan adalah pertimbangan jang telah matang dipikirkan.” Deskripsi adegan Ahmad Soebardjo jadi ”meragukan” jika dibandingkan dengan pengakuan Hatta. Mereka memang hadir bersama dan terlibat dalam proses penulisan teks proklamasi.

Kejanggalan tampak di buku Ahmad Soebadjo dalam penulisan kalimat-kalimat teks proklamasi: Kami rakyat Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan kami. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Kita bisa membandingkan dengan kalimat-kalimat berikut ini: Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Perbedaan ini fatal dalam urusan bahasa dan makna. Gejala perubahan dan perbedaan kalimat juga menjadi kecurigaan Sudiro. Sekian naskah dengan keredaksian bahasa berbeda mungkin telah beredar ke negara-negara asing melalui pemberitaan wartawan saat meliput peristiwa-peristiwa di sekitar proklamasi.

Sudiro dalam buku Pengalaman Saya Sekitar 17 Agustus 1945 (1972) mengingatkan tentang keotentikan kalimat-kalimat dalam teks proklamasi. Curiga Sudiro adalah tanda seru untuk sekian pengisahan oleh para pelaku sejarah.

Penerbitan buku-buku pengisahan proklamasi adalah rujukan tertulis dengan berbagai perbedaan perspektif. Kita bisa membaca dan memberi refleksi tentang ”keburaman” dan ”kerancuan” sejarah.

Pengajuan empat buku dari Adam Malik, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Sudiro merupakan representasi pengisahan sejarah yang rentan klaim dan kesalahan.

*)Bandung Mawardi, Pengelola Jagat Abjad Solo

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati