Kamis, 24 Mei 2012

Umar Kayam: Pokok dan Tokoh

Bandung Mawardi
Kedaulatan Rakyat, 24 Mei 2oo9

Umar Kayam (1932 - 2002) adalah pokok dan tokoh dalam sastra, seni, kebudayaan, dan ilmu sosial. Nama ini menjadi bab penting dalam biografi kebudayaan Indonesia. Tokoh ini memang moncer untuk pelbagai hal dan memberi “sihir wacana” untuk publik. Orang berhak membaca dan menilai Umar Kayam karena cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, novelet Sri Sumarah dan Bawuk, novel Para Priyayi, dan novel Jalan Menikung. Orang berhak mengenali secara intim sosok Umar Kayam dalam kumpulan kolom Mangan Ora Mangan Kumpul, Sugih Tanpa Banda, Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih, dan Satrio Piningit ing Kampung Pingit.

Apa warisan dari Umar Kayam? Pertanyaan ini sengaja diajukan untuk menilik kembali kontribusi Umar Kayam dalam wacana sastra, seni, kebudayaan, dan ilmu sosial. Umar Kayam mencatatkan diri sebagai tokoh kunci dalam pergulatan wacana-wacana besar dengan orientasi memberi kontribusi untuk biografi menjadi Indonesia. Warisan-warisan itu gampang terlacak dan mengadung kontekstualisasi dalam arus zaman.

Umar Kayam dalam jagad sastra Indonesia modern merupakan pokok dan tokoh yang fenomenal. Sekian teks sastra menjadi juru bicara keampuhan Umar Kayam untuk mengisahakn hidup dengan penguatan narasi suasana dan pergulatan ide dalam tegangan fakta dan fiksi. Cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan sampai hari ini masih jadi tonggak cerpen Indonesia karena model penceritaan yang mengena pada suasana dan karakterisasi tokoh yang kuat. B. Rahmanto dalam Umar Kayam: Karya dan Dunianya (2004) menyebut cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan merupakan cerpen awal Indonesia yang menggelinding sebagai cerpen suasana. Cerpen itu memberi tanda seru dalam kesusastraan Indonesia modern bahwa narasi suasana merupakan kunci kehidupan sebuah cerita.

Novel Para Priyayi merupakan novel kontroversial. Para pengamat dan pembaca melemparkan penilaian yang riuh: novel outobiografis, novel sejarah, Para Priyayi itu risalah sosiologis, novel itu percampuran atau sintesis fakta (ilmu-ilmu sosial) dan fiksi, atau novel itu traktat pandangan kepriyayian modern. Umar Kayam mengakui bahwa penulisan novel Para Priyayi mengacu pada alasan bahwa ilmu-ilmu sosial tidak mampu lagi menjelaskan banyak hal. Kuntowijoyo (1998) menilai novel Para Priyayi merupakan novel sejarah dengan narasi perubahan dari waktu ke waktu tentang sebuah keluarga, peristiwa, dan mobilitas sosial. Novel ini mereprentasikan jejak-jejak kepriyayian dalam kebudayaan Jawa.

Warisan lain yang memberi kontribusi penting adalah tulisan-tulisan kolom Umar Kayam di Kedaulatan Rakyat yang lalu terbit sebagai buku dalam empat jilid. Tulisan-tulisan itu sebagai catatan kritis untuk memerkarakan transformasi sosial dan kebudayaan dalam tegangan tradisionalitas dan modernitas. Umar Kayam lihai untuk menuturkan wejangan dan kritik sosial-kebudayan melalui tokoh-tokoh yang lekas akrab pada pembaca.

Goenawan Mohamad (1990) menilai tulisan-tulisan Umar Kayam itu enak dinikmati karena secara spontan dan konsisten memberi kerifan untuk memandang hidup. Materi tema dalam kolom Umar Kayam itu sebagai metafora untuk koeksitensi pelbagai hal yang berbeda-beda tapi masing-maing dapat dikonsumsi dan menjadi bagian dari pernyataan diri zaman ini.

Sapardi Djoko Damono (1994) dengan lugas menilai kolom Umar Kayam itu sebagai glenyengan. Glenyengan adalah cara dalam mengungkapkan nasihat, sindiran, protes, atau usul. Umar Kayam sebagai tukang cerita mahfum dalam model glenyengan itu tanpa harus membuat pihak-pihak tertentu sakit atau disudutkan tanpa ampun. Umar kayam sadar bahwa khasanah Jawa telah menyediakan taktik dalam melempar kritik dan mengajukan usul untuk lkebaikan bersama.

Umar Kayam pun mewariskan buku Seni, Tradisi, dan Masyarakat dan Semangat Indonesia: Suatu Perjalanan Budaya. Umar Kayam getol mengurusi seni tradisi. Hal itu jadi dalil ketika Umar Kayam memberi peringatan: seni sebagai tradisi adalah masalah rakyat. Buku Seni, Tradisi, dan Masyarakat membuktikan ketelatenan Umar Kayam memunculkan optimisme dan pembuatan taktik kultural untuk kehidupan seni tradisional dan seni modern. Umar Kayam pun dengan lincah mendedahkan persoalan-persoalan dan pengajuan solusi dalam teater tradisional, teater modern, film, wayang, novel pop, dan hubungan pariwisata dan kebudayaan.

Buku Semangat Indonesia: Suatu Perjalanan Budaya merupakan tanda dan metafor dari perhatian Umar Kayam terhadap kehidupan kebudayaan etnis di Indonesia. Perjalanan itu mengandung pengertian pengamatan terhadap proses tranformasi kultural yang menimpa sekian kebudayaan etnis dalam kutukan dan berkah atau pesimisme dan optimisme untuk eksis dan tumbuh. Umar Kayam juga mengingatkan bahwa perjalanan itu mengartikan proses penerjemhan kebudayaan nasional sebagai puncak-puncak dari kebudayaan etnis. Pengertian ini dipahami secara kritis sebab memiliki kemungkinan menjadi hegemonik dengan pertaruhan kebudayaan etnis mungkin lekas musnah atau mengalami reduksi secara substantif.

Umar Kayam itu pokok dan tokoh. Warisan-warisan Umar Kayam memang melimpah untuk jadi bahan refleksi membaca tanda-tanda zaman. Buku-buku Umar Kayam tidak sekadar warisan benda mati tapi referensi untuk mencari jejak dan menentukan proses transformasi sosial dan kultural di Indonesia. Warisan-warisan itu membutuhkan interpretasi dan realisasi. Begitu.

Dijumput dari: http://kabutinstitut.blogspot.com/2009/05/umar-kayam-pokok-dan-tokoh.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati