Minggu, 23 Oktober 2011

Ubud Festival 2011: Nanduring Karang Awak

Saut Poltak Tambunan
http://www.suarakarya-online.com/

Di telapak jagad Ubud kita ditempatkan setara. Bersila sama rendah menengadah sama tinggi. Tak penting kau berarah dari benua kelingking atau jempol, jari tengah telunjuk atau jari manis. Sungguh di sini dunia tak berdinding berpintu. Pun mawar bermekaran tak berduri, lebah menyarung sengat, singa menyusut taring.

Di telapak jagad Ubud kita mengasah aji Nanduring Karang Awak bertanam pada diri sendiri, menandur kebajikan meladang ketulusan. Di bawah langit yang sama kita semai asa bahwa kelak akan tiba masa menuai damai dengan bernas terbaik. Tak perduli kau berlain ragam warna bentuk raga dan tutur bahasa. Di telapak jagad Ubud kita menari dalam kidung yang sama. Bersulang kita meng’issoi’ – mengguncang hingga larut endapan kepelbagaian. Gilirganti kita lantun menjadi syair dan irama. Tetapi tak ada pesta tak bersudah. Sayupkan saja salam perpisahan itu, mari berlupa kita segera akan berjarak. Lalu biarkan dian ini terus bernyala.
Ubud, Menandur Kebajikan Meladang Ketulusan
Saut Poltak Tambunan, Okt 2011

Terror bom pertama di Bali tahun 2002 meluluhlantak citra Pulau Dewata sebagai destination brand wisata dunia. Bali mendadak lengang dari wisatawan asing. Tingkat hunian hotel menurun hingga tingkat paling rendah meski room rate sudah didiskon besar-besaran. Hotel dan usaha wisata lainnya terpaksa melakukan PHK atau merumahkan karyawan secara bergilir.

Kapal-kapal pesiar yang biasanya sarat memulangpergikan wisatawan antara Benoa-Nusa Penida, terangguk-angguk di dermaga. Ada yang mencoba mengoptimalkannya dengan menjual paket wisata sunset menyusur pantai Bali. Sunset, dinner dan pertunjukan kesenian khas Bali. Begitu pun tak tampak wisatawan kulit putih, hanya serombongan turis Asia berwajah kontinental.

Berbagai upaya digegas untuk recovery. Di antaranya, nama Ubud tiba-tiba mencuat dalam khasanah sastra. Ubud, kota kecil di perbukitan sebelah utara Denpasar itu, sejak tahun 2004 menjadi ajang festival sastra bergengsi setiap tahun hingga mendapat predikat sebagai ‘Among the Top Six Literary Festival in the World’s dari Harper Bazaar, UK.

Untuk tahun 2011 perhelatan akbar sastra internasional bertajuk Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) digelar tanggal 5-10 Oktober 2011. Dalam buku panduan acara UWRF ke-8 ini tercantum 132 pengarang dari hampir 30 negara, belum termasuk susulan yang tidak sempat tercantum dalam buku. Mencerahkan, karena sekurang-kurangnya 36 di antaranya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, selain New Zealand, Argentina, India, Inggeris, Thailand, USA, Australia, Cambodja, Pakistan, Cuba, Japan, France, Egypt, Germany, Palestina, Hongkong, Denmark, Columbia, Ireland, Uganda, Singapura, Malta, Hongkong, Russia, Turkey, Nederlands, Malaysia, Sri Lanka dan Pakistan. Putu Wijaya, Andrea Hirata, Djenar Maesa Ayu, bahkan praktisi hukum Todung Mulia Lubis tampak hadir dalam beberapa sessi.

Para penulis berbaur dengan ribuan partisipan yang datang atas inisiatif sendiri, semarak dalam berbagai sessi yang diselenggarakan selama 6 hari pada 40 lokasi di kawasan Ubud. Hotel, cafe, museum, restoran, puri, villa, bale banjar, sekolah dan Universitas Udayana berubah menjadi ruang sastra bagi para penulis, budayawan, penikmat sastra dunia serta jurnalis. Hangat dalam debat-diskusi, performance and exhibition, film screening, literary feast, workshop, book launches, poetry slam, story telling dan lain-lain.

Panitia mengusung thema “Nanduring Karang Awak: Cultivate the Land Within”, diangkat dari puisi Geguritan Salampahan Laku karya sastrawan Bali abad ke-20, Ida Pedanda Made Sideman. Thema ini sangat relevan dengan krisis global kesetaraan dan kerukunan yang berkeadilan. Bertanam pada diri sendiri, tetap optimis menandur kebajikan dan menyemai ketulusan dalam menggali potensi diri sendiri. Dalam konteks yang lebih luas menggagas gegas pada kearifan lokal ketika hukum dan moralitas kekinian tak lagi menjamin rasa adil dan damai.

Sejak 2008 UWRF telah menerbitkan empat antologi bilingual karya para penulis terpilih Indonesia, Reasons for Harmony (2008), Compassion and Solidarity (2009), Harmony in Diversity (2010). Untuk tahun 2011 UWRF menerbitkan antologi dengan judul sesuai thema: Nanduring Awak Karang, Cultivate The Land Within. Buku ini memuat petikan novel, essay, puisi, drama dan cerpen karya 17 pengarang Indonesia: Alan Malingi, Arafat Nur, Avianti Armand, Ida Ahdiah, Jaladara, Komang Ariani, Pinto Anugerah, Ragdi F Daye, Rida Fitria, Sandi Firly, Sanie B Kuncoro, Satmoko Budi Santoso, Saut Poltak Tambunan, Wahyu Arya, Budy Utamy, Fitri Yani dan Irianto Ibrahim.

Antologi ini dibiayai bersama oleh UWRF dan HiVOS, sebuah NGO nirlaba asal Belanda yang memperjuangkan nilai kemanusiaan terutama di negara-negara berkembang. HiVOS memandang seni dan budaya punya peran kunci dalam pembangunan demokrasi dan masyarakat pluralistis, mendukung UWRF sejak 2007 dan membuka kesempatan kepada para pengarang Indonesia untuk masuk tataran sastra internasional.

Janet De Neefe (Festival Founder And Direction) serta Kadek Purnami (Community Development Manager UWRF 2011) adalah dua nama yang sudah akrab dengan peserta sejak awal seleksi. Bersama Drs. Ketut Suardana, M. Phil (Chairman Mudra Swari Saraswati Foundation) serta ratusan peninjau dari ber bagai negara, media nasional dan internasional, para volunteer lokal dan asing serta dukungan masyarakat adat Ubud, festival dikemas dalam kesetaraan yang hangat.

Tidak seluruh penulis yang diundang menyandang predikat kelas dunia, sebagian justru berasal dari kelas ‘emerging’, apalagi kebanyakan pengarang dari Indonesia belum memiliki karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Tetapi justru itulah differensiasi festival ini. Terciptanya kesetaraan proporsional membuat semua peserta festival segera akrab bersapa serta berdebat-diskusi di cafe dan sudut-sudut ruang diskusi. “Beruntung bisa menghadiri festival ini,” ungkap Horst Geerken, 79 tahun, Germany, tertua dari seluruh pengarang yang hadir. Pernah tinggal 4 tahun di Indonesia pada masa Bung Karno dan ikut membangun lapangan terbang. Horst meluncurkan salah satu bukunya dalam festival ini.

Aroma sastra menyebar di seluruh kawasan Ubud. Kecuali Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran pada Kementeria Kebudayan dan Pariwisata (yang kini menjadi Wakil Menteri Pariwisa dan Ekonomi Kreatif) yang hadir membuka festival secara resmi, tidak terlihat kehadiran peran pemerintah.***

SPT, Okt 2011

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati