Jumat, 04 Februari 2011

Penyeret Babi; Hening yang Bertindak

Alexander GB
http://riaupos.co.id/

Penyair : seandainya kamu penyair, apa yang kamu tulis?
Temannya : ketidakindahan, sesuatu yang ada pada diriku sukar ditemukan
(Penyair dan Temannya, halaman 41).

Hening yang bertindak. Demikian kira-kira kesan ketika saya diminta melukiskan puisi-puisi Inggit Putria Marga yang terhimpun dalam buku antologi puisi Penyeret Babi. Puisi-puisinya mengajak kita merenungkan esensi diri dan semesta. Sebuah pencarian tentang diri, hidup, pergantian musim, dan spiritualitas. Dia adalah penyair wanita paling menyita perhatian dalam konteks perkembangan sastra (puisi) di Lampung. Antologi ini adalah manifestasi ide dan keluasan wawasan Inggit.

Bagaimana Inggit di mana para pelaku sastra yang lain. Dia menjadi Inggit ketika menulis tentang tumbuhan, air, hujan, batu, telur, ayam, laut, lumut, daun, ricik air, “dengan sajak-sajak pendek yang kuat. Demikian ujar Oyos Suroso HN ketika diminta membahas puisi-puisi Inggit pada Bilik Jumpa Sastra (Bijusa) Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung, 24 November 200. Dia menjadi Inggit. Berarti ada periode ia tidak atau belum menjadi Inggit dalam pandangan Oyos Suroso HN yang sehari-hari juga menulis puisi, esei, mengamati teater dan wartawan The Jakarta Post.

Menarik membincangkan apakah ia benar-benar Inggit atau bukan Inggit pada kumpulan puisi pertamanya ini. Bagi saya semua adalah Inggit. Saya melihat ia melakukan serangkaian ujicoba (eksplorasi), baik gaya bersajak maupun tema ”antara bentuk dan isi. Saya menyelami keluasan dan kedalaman Inggit dalam memaknai hidup. Setelah membaca, menyisir halaman demi halaman, melihat antara satu puisi dengan puisi lainnya. Saya beranggapan bahwa mungkin benar pendapat Oyos Suroiso HN, tetapi juga mungkin tidak sepenuhnya benar. Saya lebih suka mengatakan barangkali, mungkin, Inggit tidak peduli apakah dia akan melahirkan puisi-puisi panjang atau pendek. Saya percaya ia hanya peduli bagaimana menulis puisi dengan baik, baik logika, tata bahasa, sudut pandang, maupun cara ia melontarkan kata demi kata. Kadang panjang dan kadang pendek. Seperti yang bisa Anda dapatkan di buku ini.

Judul dan cover buku ini cukup provokatif, merupakan puisi-puisi pilihan Inggit dari tahun 2001-2009, berisi 72 judul puisi. Inggit membagi dua bagian utama, atau dua bab, atau dua kategori, atau ia hanya ingin membaginya dua bagian saja. Bagian pertama ia beri judul Mantra Petani yang berisi 30 puisi. Kemudian bagian ke dua berjudul Pemuja Api yang berisi 42 puisi. Pada bagian pertama didominasi oleh puisi-puisi pendek. Pada bagian ke dua didominasi puisi-puisi panjang, beberapa judul sebentuk puisi prosa.

Ini adalah buku pertama setelah Inggit mampu membuktikan diri sebagai penyair yang berkualitas. Sebagian besar karya-karya yang ada di buku ini sudah dipublikasikan di berbagai media nasional seperti koran Tempo, Kompas, Republika, Media Indonesia, Lampung Post dan masih banyak lagi lainnya. Berbagai iven bertaraf nasional dan internasionl beberapa kali mencatatkan namanya sebagai salah satu peserta, puisinya juga langganan dipilih sebagi slah satu puisi terbaik versi Anugerah Sastra Pena Kencana (2008, 2009). Baru-baru ini ia menjadi salah satu peserta Ubud Writer Festival 2009, setelah sebelumnya menjadi salah satu peserta International Literary Bianalle 2005 dan 2009.

Setiap penikmat sastra di Indonesia saya rasa sangat baik jika menjadikan buku ini sebagai salah satu koleksi pribadi. Puisi-puisi pilihan Inggit enak sebagai bacaan, bahan renungan atau menjadi tema diskusi untuk melihat perkembangan sastra yang berkembang di ranah Lampung. Selain beberapa nama lain semacam Isbedy Setiawan ZS, Ari Pahala Hutabarat, Jimmy Maruli Alfian, Oyos Suroso HN dan masih banyak lagi nama-nama penyair dari Lampung lainnya yang tak sempat saya sebutkan satu persatu.

Pada antologi ini Anda juga akan menemukan tipografi puisinya yang cantik, tidak seperti kebanyakan perempuan penyair Indonesia. Ia memberi warna lain bagi peta perpuisian Indonesia. Pada bagian dua (Pemuja Api) puisi-puisi Inggit cenderung panjang. Mungkin karena Inggit sedang mencari bentuk pengucapan yang berbeda dari puisi-puisi sebelumnya. Atau puisi-puisi pendeknya sudah tidak memadai lagi untuk mengungkapkan ide-idenya yang mengandung unsur-unsur spiritualitas (secara lebih longgar) itu.

Sementara pada bagian pertama (Mantra Petani) selain bahwa puisi-puisi pada bagian ini lebih pendek-pendek dibanding bagian kedua, tetapi lebih didorong oleh tema yang berbeda. Mungkin sama-sama sublim tetapi ia ungkapkan dengan cara yang berbeda. Menurutku banyak puisi yang sederhana pada bagian pertama. Sederhana dalam artian diksi-diksi dan pola ungkapnya. Mungkin tidak bermaksud membuat haiku, tapi beberapa puisi pada bagian pertama seperti haiku: sederhana dan langsung telak ke sasaran.

Setidaknya larik-larik tipografi, pola ungkap, pemakaian majas, metafora, dan lain-lain terus berjalan seiring dengan dedikasinya yang tak putus-putus dalam sepuluh tahun terakhir, dedikasi yang telah menghantarkan Inggit sebagai salah satu penyair wanita yang dimiliki Lampung dan Indonesia. Sebuah proses mencipta yang oleh filsuf Alfred Whitehead sebut sebagai proses untuk menjadi. Dalam proses œmeng-Ada, manusia pada dasarnya selalu dalam proses untuk menjadi. Bagaimana Inggit menganyam kata menjadi manik-manik frasa dan frasa-frasa itu membangun sebuah puisi yang utuh-padu dan otentik. Inggit termasuk sedikit dari penyair Indonesia yang masih memperhatikan semantik dan gramatika.

Apakah Anda lebih menyukai puisi-puisi pendek Inggit, merasakan ekstase tekstual ketika puisi hadir seperti sebuah tonjokan, lalu tiba-tiba merintih sedih. Atau seperti orang yang datang dengan banyak cerita tentang pengalaman pribadinya. Puisi yang baik barangkali adalah puisi yang mampu melahirkan ambiguitas, yang memungkinkan tafsir berlapis-lapis sebagaimana pendapat Nirwan Derwanto. Dengan rumpang antar-frasa, kita mendapatkan permainan antara sunyi dan bunyi, rupa dan kekosongan, kata-hati dan kata-kepala. Puisi menjadi sering menakjubkan ”bahkan sering tak disadari penyairnya sendiri” karena ada rumpang sunyi, ada imaji yang tak terduga, ada estetika dionisian yang ditawarkan. Puisi-puisi yang berhasil membuat rasa takjub hadir dalam imajinasi kita. Sebagai manifestasi proses internalisasi penyair terhadap diri, realitas, dan sesuatu yang lain, yang mungkin akan kita sebut sebagai Tuhan.

Buku ini menarik mungkin karena banyak rumpang sunyi di dalamnya, atau imajinasi, atau tema, atau majas-majasnya, atau pada benda-benda sekitar kita yang mendapat pemaknaan baru, yang lebih sublim oleh Inggit Putria Marga. Ketajaman dan kelenturan dalam melontarkan ide-idenya seputar eksistensi dan spiritualitas Inggit melalui jalan puisi bisa kita simak dalam puisi-puisinya kali ini. Buku Penyeret Babi masuk lima besar anugerah Khatulistiwa Literature Award 2010. Terakhir selamat membaca puisi-puisi Inggit. Silahkan mencari atau menemukan ketidakindahan yang sukar ditemukan.***

Alexander GB,
lahir di Ulubelu, Tanggamus, Lampung, 25 September 1980. Tinggal di Bandar Lampung. Menulis prosa, esei, resensi buku dan ulasan pertunjukan teater beberapa di antaranya di muat di Lampung Post, Jurnal Nasional, Seputar Indonesia dan lain-lain. Aktif di Komunitas Berkat Yakin Lampung.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati