Minggu, 27 Februari 2011

Gaun yang Kusimpan

S.W. Teofani
http://www.lampungpost.com/

INI gaun terindah yang kumiliki. Kutisik dengan peniti hati, kusulam dengan benang jiwa. Setiap rendanya adalah tembang hatiku saat membayangkan malam yang agung bersamamu. Setiap rajutannya adalah senandung doa tentang masa yang akan kita jaga.

Kekasih, kau adalah lelaki pertama yang kupercaya menghantarkanku ke pesta. Padamu kupercayakan sebentuk hati yang kelak harus kau jaga.

Kubiarkan setiap mata mengejamu sebagai paro nyawaku. Sukma yang kelak memanjakan pada setiap keluh.

Engkau datang tepat saat gaun itu sempurna membalut tubuhku. Aku berkaca, keindahan bagai diturunkan dari ketinggian nirwana. Bukan karena gaun itu putih sempurna, tapi kilau hatiku yang melampaui awan tanpa mega. Bukan karena selendang keemasan yang melengkapi warnanya, tapi cahaya bahagia yang hanya bisa dirasai Kamaratih kala berjumpa Kamajaya.

Aku mengangguk takzim di hadapanmu. Ungkapan terima kasih atas kesabaranmu menungguku merapikan diri. Menata hati atas kegugupan saat hendak melangkah di sisimu. Di depan ribuan tatap mata di pesta itu. Tapi, tatap lembutmu menenangkanku. Dengan santun kau jaga aku meniti tapak demi tapak ke altar agung. Aku merasa nyaman, umpama tangkai tersemat di dahan. Aku bermantel damai, melebihi kedamaian yang dijanjikan puncak ketenangan.

Di antara jiwa-jiwa yang ria, aku merasa paling bahagia. Di antara gegap gempita pesta, aku hening, memaknai seluruhmu yang nyata di sampingku. Hingga pesta usai, hati kita tak masai.

Malam itu kita melangkah di atas nada jiwa. Suara menjadi kersik yang mengurangi makna. Kata menjadi penanda yang tak kita pilih untuk menyampaikan seluruh denting rasa. Diam menjadi lebih agung dari segala racikan doa. Tarikan napas menjadi ketuk dawai yang lebih lembut dari gamelan Jawa. Malam kita tutup tanpa pesan. Karena perpisahan menjadi hantu paling menakutkan bagi jiwa yang menabur pengharapan.

Esok adalah janji hati untuk semakin mengukuhkan panji. Kau hadapkan aku pada wanita agung yang membuatmu mengada di dunia. Kau kenalkan aku pada laki-laki yang kau sebut bapak. Kau sambangkan aku pada kerabatmu sebagai wanita pilihan yang akan kau satukan dengan empu kehidupanmu. Tak ada kata yang mewakili ungkapan bahagia, tak ada bahasa yang melampaui suka. Aku menunggu, di mana hari menjadi batas bagi jalan-jalan yang kita lempangkan. Aku tak meragukanmu!

Kemudian kita saling memanai waktu. Menghitung yang lalu dan tiba. Menjuntai yang mungkin dan yang musykil. Aku mendapatimu bagai petarung yang terluka. Aku ingin membalut setiap sayatan di tubuhmu, tapi carikku tak pernah sampai. Aku ingin mengeringkan setiap tetes darahmu, tapi tanganku telah lunglai. Kau diam laksana patung Brahmana tanpa dosa. Kau acuhkan aku yang menggapai hingga masai. Terbentur pada seluruh angkuh yang kau cipta.

Aku mengingatkanmu tentang jalan kita. Kau diam. Aku melangkah sendirian, mengungkai seluruh kenang yang memungkinkan kau kembali ke jalan itu. Tapi aku semakin limbung. Kutarik bongkahan masa lalu yang memberatkan seluruhku. Engkau diam di entah. Hingga aku hempaskan segala beban.

“Kekasih, akankan kita lanjutkan perjalanan. Atau kuhapus setiap tapak yang pernah kita jejak?”

Kau diam bagai gitar tanpa temali. Hatiku merasai beban batinmu.

“Jika kau tak sanggup lanjutkan, mari istirahat. Pohon rindang akan memulihkan tenagamu. Jika kau terluka, aku yang akan mengobati. Jika kau takut dengan masa depan, lihatlah, aku punya selaksa pengharapan untuk menegarkanmu. Aku siap memapahmu sampai di menara-menara suci. Apa yang kau ragukan pada seluruhku?”

Kau tetap diam menyamai kesunyian siksa.

“Kekasih, aku tak kan meminta yang tak kau beri. Aku tak kan mengharap yang tak kau punya. Aku ikhlas pada yang ada.”

“Ada yang tak kau ketahui.” Aku terkesima, suara itu seperti telah berabad kunantikan.

“Aku tak sebaik yang kau kira, aku tak sesuci yang kau sangka.”

“Adakah aku ingin dikhitbah malaikat. Apakah aku mendamba menikah dengan nabi? Aku juga manusia biasa. Aku tak menengok masa yang telah binasa. Esok adalah masa yang akan menyucikan kita. Menyepuh setiap dosa, sebelum kembali pada ridho-Nya. Apa lagi yang kau ragukan?”

Kembali kau diam, melebihi tapa gunung-gunung. Kulihat bimbang pada seluruhmu. Untuk pertama kali aku meragukanmu.

“Ada yang lain?”

Engkau tertunduk, melampaui kedalaman ceruk.

Kata-kataku habis. Hatiku lebih hening dari gugusan batu. Kita biarkan ombak mengamuk, halilintar bergemuruh, angin menggoyahkan semesta. Kabut turun, alam mulai menampakkan kengerian. Dalam getar kerapuhan, lirih aku mengeja….

“Kekasih……jika karena luka, aku masih sedia. Jika karena dosa, aku bisa terima. Tapi karena yang lain…aku tak punya kata.”

Kau menunduk tanpa daya.

“Jangan pergi,” ketakutanmu sebanding bayi merah kehilangan ibunya.

“Apa yang kau beratkan dariku?”

“Kau satu-satunya wanita yang pernah kuhadapkan pada empu kehidupanku.”

“Karena itu aku percaya, karena itu aku tak ragu. Tapi… pengkhianatan melebihi belati tajam yang mengoyak jantungku.”

“Bertahanlah.”

“Untuk apa?”

Tundukmu menembus pusat bumi. Terpekur pada geming sempurna.

“Aku bisa pahami kekhilafan, tapi aku tak bisa menyakiti hati lain, hati perempuanmu.”

Hening… tetes-tetes bening mewakili denting.

***

Sahara menuntunku merindukan oasis. Aku sisir hamparan pasir bersama kengerian angin gurun. Entah di mana tepi, di mana ujung. Kaki terus melangkah. Tapak-tapaknya dibimbing oleh arah yang belum pernah kujamah. Aku memandang sekeliling. Dari seluruh penjuru, tak kudapati penanda kehidupan. Hanya tebaran pasir diterpa percik-percik terik.

Aku menghela, kadang Tuhan menghendaki manusia benar-benar dalam kesendirian mengarungi padang hidup yang tepinya entah di mana. Tapi di sanalah kita benar-benar bersama-Nya. Keyakinan itu mengukuhkan kalbu untuk melanjutkan apa yang seharusnya. Aku bersimpuh, ingin menanggalkan apa-apa yang harus kutinggalkan.

Tundukku sebanding takzim para sufi.

“Roby…..aku bukan Siti Hajar. Yang begitu tulus melepas suami tercintanya dengan hati lain. Tapi beri aku kebesaran hati seperti yang Kau anugerahkan kepadanya.

Aku bukan Ibrahim, yang ikhlas menyerahkan kepada-Mu anak semata wayangnya. Tapi, beri aku keikhlasan serupa ketika Kau ambil apa-apa yang tak harus kujaga.

Aku bukan Nabi Isa, yang menyerahkan pipi kanannya ketika ditampar pipi kirinya. Tapi berikan aku percikan pemaafnya, untuk menerima setiap duka yang tak kuduga.

Kudongakkan kepala, menatap jauh cakrawala. Kudapati bersih sempurna, petanda hujan tak kan tiba. Kuteringat sehelai gaun pesta. Putih serupa. Kan kulipat dengan jemari jiwa. Kusimpan pada lemari hati yang mungkin tak kan kukenakan lagi.

Bandar Lampung, Ujung 2009
- Happy birthday my best friend Eli D., 25 Desember 2009
- Kado untuk telaga hatiku, 28 Desember 2009

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati