Kamis, 24 Februari 2011

Dante Alighieri (1265-1321)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=349


Dante Alighieri lahir di Florence 1265, meninggal dunia di kota Ravenna, Italia 1321. Menulis sajak secara autodidak dan sempat kuliah di universitas Bologna. Oleh ingatannya atas perkenalan dengan seorang gadis bernama Beatrice, terlindaslah mengarang sajak-sajak menuju ketenarannya yang bertitel Divina Comedia (1307 – 1321). Pernah dipanggil ke Bologna menerima tanda penghargaan tertinggi sebagai penyair, namun ditampiknya. Divina Comedia terdiri tiga bagian, Neraka, Antara Neraka dan Surga, Surga; masing-masing 33 nyanyian. Menurut Ibnu Arabi, Dante terinspirasi Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW dalam pokok fikiran sajak-sajaknya.
***

Di jalan sunyi, debu-debu menandakan bumi semakin tua, Dante berlari-lari kecil menyambut senyum Beatrice, saling memanggil berkejaran serta sembunyi. Ada tawa renyah di balik mata jelita, seakan tiada peperangan juga intrik di masa mendatang, pahit getir hati pun belum tersingkap realita.

Nyanyian kanak penuh impian terindah laksana bintang-gemintang malam hari di balik kaca bening rumah. Nafas-nafas mengeja kabut, embun di kening daun-daun, masa dilalui penuh keriangan, ketentraman dilindungi kasih sayang.

Jika matahari mulai tampak bersinar, merindu kuncupan mekar, tak harus dimaknai kerutan dahi, lewat kerlingan mata sudah sampai. Sebab ketulusan menghantar menyeberangi gemawan, menyusuri lembah pebukitan belum tampak gerak peradaban.

Waktu mendetak pelahan selembut sungai memantulkan inspirasi semua orang. Ada kemurnian sampai ke lautan, ketika naluri menerima kehati-hatian. Saat usianya menanjak dewasa, senyum Beatrice kian berbunga, tubuh montok menebarkan bauan sedap. Jika malam paling padat, siang seteduh bulan kesiangan.

Dante ibaratkan puisi hidup, tiap lekuk badannya bersimpan perbendaharaan, bait-bait gaib sulit digubah kecuali berpanggilan senja; kesejatian hayatlah terpancang di sana. Dante tergila-gila bayangan sendiri, terperas nalar kesenimannya tak juga sampai, sebab wanita agung menghitung nasibnya melewati jari-jemari.

Tahun 1289, Dante bergerak ke medan militer sebagai pemimpin pasukan dan mendapati nama baik, tapi takdir keintiman bersama Beatrice tak semulus karirnya. Nasib malang jatuh kentir kalau tak malang melintang kembara, menyusuri jalan-jalan dulu yang usang, menelisiki menjejakkan mimpi tertutupi debu-debu perubahan, kesirnaan tampak kala pujaan hatinya direbut seorang bangkir; Portinari.

Menggelandang jiwa terluka mencari keteduhan, menghibur diri belajar tekun berendaman di sendang kefalsafahan hayati serta ilmu ketuhanan. Kenangan menjelma racun, madu murni pun ampas tebu, tergantung mengolahnya, kepahitan menyodok ke batas kegelisahan juga ambang kegoblokan, di sini insan unggul diuji, lolos atau hancur.

Was-was ketakutan ialah tembang terindah, sedang harapan elok hanya kelembutan mega, dirinya tak pantang menyerah menyelidiki masa dilampaui sambil membolak-balikkan catatan di samping mencecap madu keilmuan. Memeras kalbu fikiran memadukan kata-kata pun warna yang melintas di awang-uwung pencarian, mengendap kadang berjingkat melesat, ingatan-ingatannya jejaring siap menangkap ruh gentayangan.

Kabar kemenjadian puisi belum terungkap, syair durung dikeruk sedari dasar bumi kehidupan, bersuntuk siang-malam hingga badan panas dingin tak dihirau, terpaku segugusan piramida keyakinan seperti patung sphinx penjaga harta pengetahuan. Terus mengupas hati lapis demi lapis membuncah gairah tak terhingga, lembar demi lembar merontokkan keyakinan semula, atau tengah disusupi iman tunggal kehadiran niscaya sekabaran neraka.

Tetes-tetes keringatnya menetaskan burung-burung ajaib menerbangkan lebih jauh dari penalaran firasat, ada tertanda setiap langkah manusia diyakini, laksana menggiring angin bersayap perkasa. Begitu jauh menarik kaidah tersembunyi bagai mata dibuyarkan cahaya, kian terang pucat laksana mayat, dirinya digetarkan lebih hidup dari apa yang dirasai sebelumnya.

Disusupi hawa menggelinjak ombak membentur batuan karang, cerdik cekatan memotong satu-satuan masa. Umpama air laut menjelma garam, tubuh meringkuk gembel di tepian kamar belajar jauh dari mata-mata. Gemuruh badai hayat terus menerbangkan jiwa, diayun-ayun pusaran taupan melempeng keras, puisi sebagai keyakinannya.
***

Di bawah ini kuambil nukilan NERAKA III, 1-9 karya Dante Alighieri dari buku Puisi Dunia, jilid I, susunan M. Taslim Ali, terbitan Balai Pustaka, 1952.

Karena aku kaupun masuk kota sengsara
Karena aku kauderita sangsai tak berhingga
karena aku kaulihat bangsa dilaknat siksa.

Lantaran adil-Nya akupun dicipta-Nya
Kasih pertama bekerja membangun aku
Ditilik mahabijaksana dan iradat-Nya.

Selain yang abadi, tiada ciptaan ketemu
Sebelum aku, pula abadi perlanjutan aku:
Lepaslah, siapa masuk, segala harapanmu!

Lalu kutatap kata-kata yang suram itu,
Tertulis di papan pada atas rangka gerbang.
Kataku: Sungguh kejam tulisan dinding itu.

Tapi aku diisyaratinya lembut dan terang:
Di sini pantang memutar pikir ke belakang,
Membiar ketakutan di cermin hati membayang.
***

Kurasakan kata-kata dalam sajaknya diruapi alam kubur, ataukah sudah meruh kebakaan berabadi. Dante memandangi dunia tak lagi di tempat menggigil, sangat tegar melebihi perhitungan iman yang tertancap di setiap kata-hati.

Ada perjanjian tak dapat diundat perubahan, diresapi kehusyukan batu goa, tiada sanggup melewati kecuali kesabaran air menelisiki serat-seratnya. Ada pecahan sejarah takdir menghempas cahaya, Dante menangkapnya bagai menyambar petir menjelma trisula, menggeledek nalar-nalar pembaca.

Jikalau diriku tak hadir di akhir jaman, mungkin tak sanggup membacanya lebih jelas dari ucapan; peradaban kini tanjung karang tinggi menjulang. Aku saksikan karyanya serupa kota tua paling angkuh dan belum ada mampu merobohkan, sebab telah mengikat nasib mereka dengan perjamuan kekekalan.

Nujummu Dante tertoreh di sini, di belantara puisi sewujud singa mengaum meruntuhkan mental-mental tanggung. Lewat tetesan keringat meluncur dari keningku, kuterjemahkan padatan waktumu atas restu Maha Waktu. Dan kusetubuhi maksud yang pilu, keluar masuk kesuraman terjal tanpa belas kasih kecuali bayangan cermin iradat-Nya. Maka kuciumlah keningmu dalam keabadian.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati