Senin, 14 Juni 2010

Ludwig Tieck (1773-1853)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=476

WAKTU
Ludwig Tieck

Dia ngembara dalam lingkaran abadi dan sama,
Sang waktu, menurut caranya yang lama,
Atas perjalanannya, tuli dan buta;
Anak manusia yang tak malu-malu
Mengharap dari saat yang datang senantiasa
Bahagia yang tak terduga dan aneh-baru,
Matahari pergi dan kembali lagi,
Bulan datang dan malam pun turun,
Jam-jam bermuara di minggu-minggu,
Minggu-minggu membawa musim-musim.
Dari luar tak ada yang membarui diri,
Dalam dirimu kaupikul waktu yang berganti-ganti,
Hanya dalam dirimu peristiwa dan bahagia.

[Dari buku Malam Biru Di Berlin, terjemahan Berthold Damshäuser dan Ramadhan K.H. 1989]. Kini izinkan kumulai menafsirkan baris-perbaris puisi di atas:

Yang selalu menempa hari-hari seakan pengembaraan abadi menguliti kelopakan takdir nyawa. Mengelupas lapisan cahaya, lembar demi lembar tiada akhir selalu terpesona. Rasa sakit pun kecewa tak dirasa, di sana mengenyam nikmat tidak terkira. Mengumpar dalam putaran sama, tetapi mengecil atau membesar. Terus melingkari berat pun ringan, membuka ruang belum dirasa pula terlewat, menebali keyakinan dibawanya.

Watak-waktu purba ditelusuri seperti lorong gelap tanpa cahaya, segalanya tertutupi bayang rahasia. Goa tersebut betapa licin dengan bebatuan cadas, jikalau tak hati-hati, luka-luka berdarah. Namun dilakoninya sambil merasakan pantulan air berjatuhan ke tubuh, menjadi jarak penilaian langkah masih jauh sedari dambaan.

Perjalanan panjang menulikan ingatan membutakan angan, nafasnya berderap kencang laksana turangga dengan taupan ditiup bara kemenjadian. Seakan tiada letak pemberhentian, seluruh beban dimatangkan tekad satukan kemungkinan tercapai kepastian, memaklumati yang semestinya terpegang.

Melepas malu berkeringat kesungguhan menderas mempelajari ruang-waktu menyungkup bagai dalam kepompong. Kala percepat gerakan, hawa kepemudaan berkumandang membeletat apa yang menyesakkan nafas kesegaran. Umpama bangun dari kesadaran paling purba memecah tanda-tanda jaman.

Dengan harapan balutan misteri menipis hingga yang dinanti merekah sedari selaput kabut kerinduan. Senyum datang sumringah dipandang, dikecup kesejukan embun meresapi pori-pori kelahiran. Sampai dendang sayang tak henti memakmurkan yang mengedari tatapan. Kesaksian betapa purna selaguan syahdu meronakan hijab rahmat kasih sayang.

Kebahagiaan ganjil sebab penantian lama terasa tubuh kaku bukan ketakutan, terkesima tengah diidam hadir tiba-tiba. Wewarna bunyian akrab selepas buta angan sesudah ketulian masa silam. Semua terangkat musik bayu menggerakkan perasaan musikus muda di alam langgeng menguras tangis getarkan awal pertemuan.

Sang surya meluncur ke ufuk sandikala menggapai malam bertabur gemintang. Seperti rambut hitam elok tergerai merenda-renda bertembangan air melengkung secincin pelangi melingkari purnama. Terus pesonakan mata tiada nafas kedipan. Ketakjuban ayu putaran waktu purnakan hari-hari permai memakbulkan jasad ruh. Melesat udara bebas lewati ubun-ubun diberkahi pancaran hidup.

Tatkala bulan menghampiri, malam di dadanya gemerlapan, turun menterjemah kidungan wengi membahana ke relung dalam. Diartikan malam-siang penuh kekhusyukan melebihi perhatian. Teliti membaca tiap larik melanggengkan nilai-nilai sedang dilayarkan, berfirasat memastikan duga dari ribuan tanya terjawab pelahan.

Jam-jam menyusuri sungai dengan nada-nada naik-turun mengikuti irama ditentukan nasib. Batu-batu reranting patah terjatuh mengingat pemberhentian, meski sejenak denyutan cekung. Mengangkat dedaun silam kecolkatan dihantar ke pinggiran pohon-pohon masih tegap di depan.

Minggu masuki minggu bawakan kabar pergantian musim mematangkan bathin. Perubahan taburi peputik kembang menyapa alam dengan keseluruhan indra berdenyutan semesta makna, atas perbendaharaan merambahi sekujur persendian jiwa. Sedang hati selaksa tanah, jantung ialah udara memompa.

Barangsiapa melihat jasadnya tampak biasa ataukan keliru jika pendekatan didasari mata. Apalagi waktu bertambah usia, keriputlah penalaran dan kian kabur mencipta pusaran ling-lung. Kecuali berlantas kalbu bertafakkur menyapu kehilafan atas kecerobohan, bertekuk lutut di sudut mengumpul satukan pecahan takdir mendera.

Dalam dirinya teramat berat memikul tanggungan umur, jika tak mampu menyelai persoalan bernafasan harum. Diteruskan fajar datang berulang-ulang berpandangan selalu takjub semburat lukisan kehidupan. Dipelajarinya suntuk kedalaman berabadi, kelak suara jauh menantang dari lingkup kekinian.

Di kedalaman dirinya duka bahagia mengalir indah selaksa sajak digurat tepat waktunya, menggugah keseluruhan umat dimasa-masa dirindu kemunculannya. Ini takkan terganti meski sakitnya sepadan, sebab ia dinaungi cahaya paling timur pembuka jagad raya.
***

Johann Ludwig Tieck (31 Mei 1773 - 28 April 1853) penyair, novelis, kritikus sastra, editor, penerjemah Jerman. Juga bernama samaran Peter Lebrecht (Leberecht) dan Gottlieb Farber. Belajar sejarah, filologi, sastra kuno dan modern di Halle (1792), Göttingen (1792-1794) serta Erlangen (1793). Cerita pendek pertamanya & novel: Peter Lebrecht, eine Geschichte ohne Abenteuerlichkeiten (1795, 2 jilid), William Lovell (1795-1796, 3 jilid) dan Abdallah (1796), membuat transisi ke romanse, dilakukan pengolahan drama satir, cerita legenda kuno dan cerita rakyat diterbitkan berjudul Volksmärchen von Peter Lebrecht (Fairy Tales, Peter Lebrecht) (1797, 3 jilid). Karya ini mengandung parodi teatrikal Perrault Puss in Boots, yang menyatakan satir dunia Pencerahan Berlin. Tieck menunjuk arah novel romantis Novalis dan Joseph von Eichendorff. Ini manifestasi awal antusiasme romantis seni Jerman klasik. Tieck menikah 1798 di Hamburg, putri pendeta Julius Gustav Alberti tinggal di Jena 1799-1800, bersahabat Agustus Wilhelm Schlegel, Friedrich Schlegel, Novalis, Clemens von Brentano, Johann Gottlieb Fichte dan Friedrich Wilhelm Joseph Schelling. Kelompok ini melahirkan Romantisisme awal. Tieck memberi contoh teori sastra yang dikembangkan Schlegel pun sebaliknya. Menerbitkan terjemahan Don Quixote oleh Cervantes (1799-1801). Bertemu Goethe dan Schiller. 1801 pindah ke Dresden bersama Friedrich Schlegel. Himpunan novel (1852-1854, 12 jilid) menunjukkan bakat narasinya besar. Di antara cerita penting: Die Gemälde, Reisenden Der Die Alte vom Berge, Die Gesellschaft auf dem Lande, Die Verlobung, Musikalische Leiden Des Lebens und Freuden Überfluß dll. Cerita sejarah penting, griechische Der Kaiser, Der Tod des Dichters, terutama Aufruhr yang belum selesai di ruang Cevennen. Kisah ini tak hanya pesona juga karakter penuh warna pula makna puitis mendalam khas gagasan. Terakhir, Accorombona Victoria (1840), terinspirasi kehidupan bangsawan Italia Vittoria Accoramboni, lahir di bawah pengaruh Romantisisme Prancis, meski kaya palet digunakan tak banyak diterima pembaca. 1826 menyempurnakan terjemahan Shakespeare oleh Augustus Wilhelm von Schlegel serta diterbitkan tulisan dari Heinrich von Kleist, diikuti karya-karya lengkap (Gesammelte Werke). Die Insel Felsenburg Johann Gottfried Schnabel, kumpulan tulisan Lenz, Shakespeares Vorschule (enam drama Shakespeare ke waktu sebelumnya), dll. Pada 1841 Raja Frederick William IV dari Prusia, penyair diundang ke Berlin namun sangat kesepian atas kematian hampir semua keluarga dekatnya, usia tua banyak dihormati tapi rasa khawatirnya kompleks hingga mengundur diri sampai kematiannya. {dipetik dari http://it.wikipedia.org/wiki/Ludwig_Tieck}

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati