Jumat, 05 Desember 2008

Menulis adalah hidup saya

Budiman S. Hartoyo, Asbari N. Krisna
http://majalah.tempointeraktif.com/

Beb vuyk alias e.de willingen vuyk, sastrawan yang wni dan pernah menjadi wartawan di indonesia, meninggal dunia di belanda. ia cukup terkenal di ka- langan budayawan & intelektual indonesia th 50-an.

Beb Vuyk, sastrawan yang pernah jadi wartawan di Indonesia, meninggal dunia di Belanda. Ia warga negara Indonesia, tapi khawatir tak bebas menulis di tanah airnya.

IA niscaya tak dikenal oleh generasi sekarang. Beb Vuyk, sastrawan berdarah Indo yang warga negara Indonesia ini meninggal dunia tiga minggu lalu di RS Blaricum, dekat Hilversum, Belanda, dalam usia 86 tahun. Pengarang yang gigih membela perjuangan Indonesia ini sebenarnya ingin menghabiskan sisa hidupnya di tanah airnya, Indonesia.

Namun, ia tutup usia di "negeri orang" karena, seperti dikatakannya pada 1981 ketika ia berkunjung kemari, "kalau tinggal di Indonesia, saya khawatir tak bisa menulis sebebasbebasnya." Tinggal di Indonesia sejak 1929, ia pada 1958 kembali ke Belanda. Ada apa gerangan? "Karena iklim politik di zaman orde lama yang tidak bebas," kata budayawan Dick Hartoko kepada R. Fadjri dari TEMPO.

Beb yang berpendirian teguh itu cukup terkenal di kalangan budayawan dan intelektual Indonesia di tahun 1950-an. Ia dekat dengan Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Sjahrir. Ia juga akrab dengan Soedjatmoko, H.B. Jassin, Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana, Hardi, Asrul Sani, Rosihan Anwar, Mochtar Lubis, Herawati Diah.

Selama perang kemerdekaan ia aktif membela perjuangan dengan menulis di majalah berbahasa Belanda pro-RI, Inzicht, mengimbangi terompet kolonial, Uitzicht. Ia lalu bekerja di majalah kebudayaan Orientatie, dan berkenalan dengan Sjahrir. Belakangan ia ikut menerbitkan majalah kebudayaan Konfrontasi bersama Soedjatmoko dan Takdir.

Di Belanda ia menulis beberapa cerita pendek di majalah kebudayaan yang berpengaruh, Vrij Bladen, tempat berkumpul sastrawan Belanda Angkatan 20. Di sini, terutama pada tahun 1950-an, ia akrab pula dengan para sastrawan. "Dulu kami sering berdiskusi di Puncak, di rumah saya, bersama Chairil dan Asrul, sampai larut malam," kata Takdir kepada Sri Wahyuni dari TEMPO.

Beb Vuyk, alias E. de Willigen Vuyk, lahir di Delfshaven, Rotterdam, pada 1905. Dari pasangan Vuyk (insinyur perkapalan keturunan Indo) dengan Rotsheid (wanita Belanda keturunan Hugenot kelahiran Prancis), lahirlah Beb yang berkulit "sedikit hangus". Kakeknya, Klassvuyk, pemilik perkebunan kopi di Bondowoso, Jawa Timur, pernah memelihara Nyi Kinah, nyai asal Madura.

Dari selir itu lahirlah tiga anak (semuanya dikirim ke Belanda) di antaranya Vuyk, ayah Beb. Sejak kecil, Beb selalu diejek sebagai "negro", tapi cerdas di sekolah, terutama dalam mata pelajaran mengarang. Beb kemudian terdorong melihat sendiri tanah leluhurnya. Maka, pada 1929, gadis 25 tahun itu berlayar ke Hindia Belanda.

Di kapal J.P. Coen yang ditumpanginya, ia bertemu dengan Fernand de Willigen, pemuda indo Belanda-Ambon, pegawai perkebunan teh di Pegilaran, Pekalongan. Tiba di "tanah air yang nun jauh", ia bekerja di panti asuhan yatim piatu di Sukabumi. Tiga tahun kemudian ia menikah dengan Fernand. Namun, Hindia Belanda yang dilihatnya ternyata jauh lebih buruk.

Di sekolah Belanda ia mendengar bahwa negeri jajahan itu subur makmur. Namun, di matanya, negeri beribu pulau itu begitu miskin dan menderita. Beb lalu mengungkap kemiskinan itu, dan mengkritik pemerintah Belanda dalam novelnya yang pertama, Duizend Einlanden (Ribuan Pulau) yang dimuat di majalah Vrij Bladen pada 1930.

Ketika krisis ekonomi alias malaise melanda dunia, perkebunan tempat Fernand bekerja terpaksa mengurangi jumlah pegawai, yang kebanyakan mudik ke Belanda. Suami-istri Fernand-Beb memutar haluan berlayar ke Pulau Buru. Di sana Fernand mewarisi konsesi penebangan kayu dan 90 hektare tanah yang ia tanami kopi, cengkih dan terutama kayu putih.

Mereka menetap di Namlea selama delapan tahun sejak 1932. Pada 1938, terbit novelnya, Het Laatsche Huis van de Wereld yang pada 1975 diterjemahkan rekannya Gadis Rasjid, diterbitkan oleh Pustaka Jaya berjudul Sebuah Rumah nun di Sana. Karya yang ditulis selama tiga tahun di atas meja kasar di pondok kecil beratap rumbia di Desa Batuboi ini merupakan sebagian dari biografinya.

Di tempat terpencil itu pula ia mulai menulis Hel Hout van Bara (Kayu dari Pelabuhan Bara). Penulisan novel yang mengkritik kekejaman pemerintah Hindia Belanda ini dilanjutkan selama dalam tahanan Jepang di Bandung, 1942-1945. Ketika novel itu terbit pada 1948, penerbitnya diperingatkan oleh pemerintah Belanda.

"Saya menulis tentang keadaan bangsa kita yang terjajah dan tertindas, tentang perjuangan dan kemerdekaan. Saya memahami gejolak perasaan nasional yang juga saya rasakan sendiri. Banyak buku saya yang berbicara mengenai hal itu. Menulis adalah hidup saya, sampai kapan saja," katanya. Namun, menurut H.B. Jassin, "Sebagai sastrawan ia biasa-biasa saja."

Pada tahun 1950-an, ia menulis di harian Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis. Ketika itu ia meliput penumpasan pemberontakan "Republik Maluku Selatan" di Ambon. Ia juga menulis beberapa cerita pendek di Minggu Indonesia Raya. "Sebagai wartawan, pengamatannya sangat tajam," ujar Rosihan Anwar, bekas pemimpin redaksi Pedoman, kepada Leila S. Chudori dari TEMPO.

Pada 1971 ia menengok bekas-bekas het laatsche huis-nya di Pulau Buru, yang kala itu menjadi instalasi rehabilitasi tahanan politik PKI golongan B. Ia menulis reportase bersambung di Indonesia Raya. Akhir 1981 ia kembali mengunjungi Buru dan mengirim reportase ke harian Belanda, Volkskrant.

Hari-hari terakhirnya ia habiskan di tepi Sungai Vecht, di Desa Loenen, 17 km dari Amsterdam. Di sana ia menulis Reis Naar het Vaderland in de Verte (Perjalanan ke Tanah Air nan Jauh) yang terbit pada 1983. Dahulu, banyak orang Indonesia yang tinggal di Belanda bertandang ke sana. Kini, rumah mungil berumur dua abad itu sepi ....

*) Budiman S. Hartoyo (Jakarta) dan Asbari N. Krisna (Belanda)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati