Jumat, 28 November 2008

Ideologi Sastra Remaja: ”Gue Banget!”

S Prana Dharmasta
http://www.sinarharapan.co.id/

Apa yang tengah diperbincangkan banyak kalangan dunia sastra belakangan ini? Tak lain, menonjolnya penjualan karya-karya sastra remaja. Atau yang lebih sering disebut dengan chicklit atau teenlit. Kenapa? Karena, karya sastra yang ditulis oleh (dan untuk) remaja tersebut, melampaui penjualan karya sastra yang lain. Penjualan karya sastra remaja tersebut jauh di atas sastrawan yang terkenal sekalipun. Sungguh, hal yang sangat membanggakan, tentunya.

Analoginya, banyak penulis remaja bisa dikatakan sebagai sastrawan. Penyebutan ini sudah tentu akan menganggu eksistensi para sastrawan atau pemikir sastra yang telah mapan sebelumnya. Lantaran, ternyata mudah mengantongi predikat sastrawan. Sekalipun itu, hanya untuk ukuran karya sastra remaja. Perjalanan yang serbasingkat, namun membuahkan hasil yang menakjubkan. Ini, faktanya.

Jalan panjang menuju Roma! Seorang Sapardi Djoko Damono, yang sastrawan itu memang mengisahkan, karier bersastranya cukup panjang, untuk menjadi seorang yang akhirnya terkenal dalam 25 tahun belakangan ini. Sapardi kecil memang akrab dengan beragam buku bacaan sejak masa kecilnya. Tak heran, jika saat SMU naskahnya sudah dimuat di majalah Horison, yang kala itu diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Ketika mampu menulis di usianya yang belia, tak banyak orang langsung mengenalnya. Ia butuh waktu lebih panjang lagi. Ia masuk Jurusan Sastra UGM, lantas di situ ia baru menemukan komunitas bersastranya bersama Rendra, Darmanto Yatman, ataupun Bakdi Sumanto. Dunia teater dan sastra, itu yang akhirnya membesarkan namanya.

Sebuah perjalanan yang panjang. Mungkin itu tak berlaku bagi para penulis remaja pada saat ini. Terlalu melelahkan, untuk menjadi seorang yang akhirnya dikenal: menjadi sastrawan. Jika saat ini penulis remaja, lantas mengantongi predikat sastrawan begitu cepat, apa sebenarnya yang bisa didampakkan ? Ini bukan persoalan yang sederhana untuk bisa dikupas. Bisa dibayangkan, bertahun-tahun sastrawan muda harus ”berjuang” yang akhirnya mengantongi predikat sastrawan. Namun, penulis remaja saat ini, begitu cepat bisa bergelimang popularitas.

”Gue Banget!”
Karya teenlit, atau chicklit memang menandai babak baru dunia sastra Tanah Air. Karya-karya ini lebih merujuk pada sebuah dunia, yang memang identik dengan kehidupan remaja. Di Amerika, sastra teenlit ataupun chicklit ini, dikenal pula dengan istilah chick fic. Yang artinya, merujuk pada sebuah karya yang memang diperuntukkan oleh kaum gadis. Sedangkan satu yang menonjol dari karya-karya chicklit ini adalah bentuk karya sastra yang menghibur, mampu menawarkan relaksasi, mengandungi unsur kelucuan dan segar.

Banyak kalangan masih belum sepakat, siapa sebenarnya yang mengawali, mempopulerkan karya teenlit ataupun chicklit. Konon, ada yang menyebut bahwa Jostein Gaarner-lah yang mengibarkannya. Yakni, lewat karyanya yang berjudul Sophie’s World. Namun, sebagian meyakini bahwa JK Rowling-lah yang lebih dominan berkarya lewat Harry Potter-nya. Sementara, versi Amerika mengungkapkan bahwa karya Bridget Jones’s Diary karya Helen Fielding, yang justru mengawalinya. Memang belum terdapat kesepakatan yang mendasar soal siapa yang mendahului. Tapi kita lihat, bahwa dari karya-karya tersebut memang terdapat perbedaan.

Dunia sastra remaja kita memang telah melahirkan beberapa penulis belia. Tercatat sejumlah nama yang memang menonjol secara karya dan mampu meraup penjualan yang sangat tidak masuk akal untuk penjualan buku sastra remaja. Dan mengingatkan kita pada sukses yang pernah diraih oleh Hilman Hadiwijaya dengan Lupus, ataupun Gola Gong era 1980-an. Karya sastra remaja yang menonjol pada saat ini, misalnya Area X karya Elisa Handayani, Novita Nastiti dengan karya Subjek:Re, Rachmania Arunita dengan Eifel I’M In Love, dan yang lain.

Lantas, di tengah begitu suksesnya karya-karya teenlit – chicklit kita dihadapkan pada beberapa justifikasi, yang secara samar bisa mengungkapkan ideologi-ideologi dari karya sastra remaja tersebut.

Pertama, remaja (pembaca belia) adalah segmen buku yang cukup potensial. Mereka adalah sekelompok pasar, yang selama ini tidak digarap secara serius oleh dunia penerbitan. Selama ini, untuk karya sastra, lebih menitikberatkan pada sosok penulis yang ternama, telah mapan atau bahkan selebriti sekalipun akan dibayar untuk membuat buku jika mereka mampu.

Kedua, tema yang diangkat dalam chicklit adalah wilayah yang selama ini termarjinalkan dalam karya sastra. Dunia dengan tema sederhana, sehari-hari, menjadi unik bila justru dituturkan oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Mayoritas karya remaja tersebut mengungkapkan kehidupan dunia mereka, hubungan laki-laki–perempuan yang ditafsir dengan tingkatan umur mereka. Dunia sekolah, cinta, remaja dalam kehidupan keluarga, hubungan pertemanan yang berhubungan dunia remaja mereka kupas. Bahkan yang menarik adalah impian mereka tentang satu dunia yang ideal, yang bisa dibangun menurut mereka.

Ketiga, peran dunia penerbitan sangat penting bagi popularitas karya remaja tersebut. Terungkap, bahwa pada saat ini begitu banyak penerbitan buku yang siap menerbitkan naskah apa pun. Dengan modal mampu mencetak 1.000 eksemplar buku, maka Anda sudah bisa disebut sebagai penerbit. Tidak sulit memang. Peran penerbit inilah yang sangat dominan dalam mendongkrak jumlah penjualan buku karya remaja. Promosi yang gencar, sistem marketing yang mapan menjadi salah satu faktor, kenapa popularitas penulis remaja ini begitu cepat terdongkrak.

Segmen pembaca remaja, memang butuh media. Media yang memang mampu mengakomodasikan kebutuhan dan mengangkat sebuah dunia yang tengah mereka alami. Jangan heran, jika karya-karya remaja tersebut begitu spontan dan ekspresif. Terkadang, kita juga menemukan serangkaian kejujuran, yang memang tak pernah bisa ditulis oleh seorang sastrawan yang ternama sekalipun.
Keberagaman

Peta dunia sastra memang acapkali ditengarai oleh karya-karya yang serius, dan meneror. Barangkali, banyak sastrawan mapan dan ternama akan merasa kaget dengan prestasi yang telah penulis remaja. Angka penjualan yang menakjubkan, popularitas di usia belia, sudah mereka dapat. Sementara, acapkali terungkap pengalaman bahwa untuk ukuran sastrawan ternama dan produktif sekalipun teramat sulit untuk bisa masuk ke penerbitan. Karya mereka, sering ditolak, oleh banyak penerbit. Yang paling ironis, popularitas (dan ekonomi)nya juga turun naik.

Sederet karya remaja, memang telah menggoda untuk dikonsumsi. Sejumlah karya remaja, yang bertutur tentang dunia mereka justru tengah menjadi idola dunia penerbitan. Alasannya adalah, hanya kalangan penulis remaja, yang saat ini mampu memberikan keuntungan yang serba cepat bagi dunia penerbitan. Ini alasannya.

Hadirnya karya sastra remaja, sudah tentu menawarkan warna lain dalam dunia sastra. Dunia remaja, memang layak untuk dipresentasikan, dipublikasikan. Namun, biarlah mereka sendiri yang mengucapkannya. ***

*) Penulis adalah penggiat sastra tinggal di Prambanan Jateng

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Azis Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.S. Laksana Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Malik Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adi Prasetyo Afnan Malay Afrizal Malna Afthonul Afif Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Suyudi Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Almania Rohmah Alunk Estohank Amalia Sulfana Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Aminullah HA Noor Andari Karina Anom Andi Nur Aminah Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Anindita S. Thayf Anitya Wahdini Anton Bae Anton Kurnia Anung Wendyartaka Anwar Nuris Anwari WMK Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arief Budiman Ariel Heryanto Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Arifi Saiman Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran Ary Wibowo AS Sumbawi Asarpin Asbari N. Krisna Asep Salahudin Asep Sambodja Asti Musman Atep Kurnia Atih Ardiansyah Aulia A Muhammad Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar B. Nawangga Putra Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bakdi Sumanto Balada Bale Aksara Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Beni Setia Benni Indo Benny Arnas Benny Benke Bentara Budaya Yogyakarta Berita Duka Berita Utama Bernando J Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Buku Kritik Sastra Bung Tomo Burhanuddin Bella Butet Kartaredjasa Cahyo Junaedy Cak Kandar Caroline Damanik Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chavchay Saifullah Cornelius Helmy Herlambang D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Sunendar Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Dante Alighieri David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Pramono Delvi Yandra Deni Andriana Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewey Setiawan Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hartati Diana A.V. Sasa Dianing Widya Yudhistira Dina Jerphanion Djadjat Sudradjat Djasepudin Djoko Pitono Djoko Saryono Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Donny Syofyan Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwicipta Dwijo Maksum E. M. Cioran E. Syahputra Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendrawan Sofyan Eko Triono Elisa Dwi Wardani Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endro Yuwanto Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Esai Evi Idawati F Dewi Ria Utari F. Dewi Ria Utari Fadlillah Malin Sutan Kayo Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fakhrunnas MA Jabbar Fanani Rahman Faruk HT Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fazabinal Alim Fazar Muhardi Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Frans Ekodhanto Fransiskus X. Taolin Franz Kafka Fuad Nawawi Gabriel García Márquez Gde Artawa Geger Riyanto Gendhotwukir Gerakan Surah Buku (GSB) Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gufran A. Ibrahim Gunoto Saparie Gusty Fahik H. Rosihan Anwar H.B. Jassin Hadi Napster Halim HD Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Haris del Hakim Hary B Kori’un Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hasyuda Abadi Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Herdiyan Heri KLM Heri Latief Heri Ruslan Herman Hasyim Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Heru Emka Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Humam S Chudori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Tito Sianipar Ian Ahong Guruh IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi IDG Windhu Sancaya Iffah Nur Arifah Ignas Kleden Ignasius S. Roy Tei Seran Ignatius Haryanto Ignatius Liliek Ika Karlina Idris Ilham Khoiri Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah S. Pratidina Indiar Manggara Indra Tranggono Indrian Koto Insaf Albert Tarigan Ipik Tanoyo Irine Rakhmawati Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Norman Istiqomatul Hayati Iswara N Raditya Iverdixon Tinungki Iwan Gunadi Iwan Nurdaya Djafar Jadid Al Farisy Jakob Sumardjo Jamal D. Rahman Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jaya Suprana Jean-Paul Sartre JJ. Kusni Joanito De Saojoao Jodhi Yudono John Js Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Ki Panji Kusmin Kingkin Puput Kinanti Kirana Kejora Ko Hyeong Ryeol Koh Young Hun Komarudin Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Lenah Susianty Leon Trotsky Linda Christanty Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayani Luhung Sapto Nugroho Lukman Santoso Az Luky Setyarini Lusiana Indriasari Lutfi Mardiansyah M Syakir M. Faizi M. Fauzi Sukri M. Mustafied M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki Made Wianta Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Majalah Budaya Jejak Makmur Dimila Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Mariana Amiruddin Martin Aleida Marwanto Mas Ruscitadewi Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Media Dunia Sastra Media: Crayon on Paper Mega Vristian Melani Budianta Mezra E Pellondou MG. Sungatno Micky Hidayat Mikael Johani Mikhael Dua Misbahus Surur Moch Arif Makruf Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohamed Nasser Mohamed Mohammad Takdir Ilahi Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyidin Mujtahid Munawir Aziz Musa Asy’arie Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N. Mursidi Nafi’ah Al-Ma’rab Naqib Najah Narudin Pituin Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Neni Ridarineni Nezar Patria Ni Made Purnamasari Ni Putu Rastiti Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noval Jubbek Novelet Nunung Nurdiah Nur Utami Sari’at Kurniati Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Obrolan Odhy`s Okta Adetya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Otto Sukatno CR Pablo Neruda Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Pertemuan Mahasiswa Puji Santosa Pustaka Bergerak PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Setia Putu Wijaya R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Rahmah Maulidia Rahmi Hattani Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rambuana Ramzah Dambul Raudal Tanjung Banua Redhitya Wempi Ansori Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Revolusi Ria Febrina Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Richard Strauss Rida K Liamsi Riduan Situmorang Ridwan Munawwar Galuh Riki Dhamparan Putra Rina Mahfuzah Nst Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roland Barthes Romi Zarman Romo Jansen Boediantono Rosidi Ruslani S Prana Dharmasta S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabine Müller Sabrank Suparno Safitri Ningrum Saiful Amin Ghofur Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Madany Syani Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sem Purba Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Shiny.ane el’poesya Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siti Mugi Rahayu Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Sri Rominah Sri Wintala Achmad St. Sularto STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sudaryono Sudirman Sugeng Satya Dharma Suhadi Sujiwo Tedjo Sukar Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susilowati Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Buyil Syaifuddin Gani Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theresia Purbandini Tia Setiadi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Urwatul Wustqo Usman Arrumy Usman Awang UU Hamidy Vinc. Kristianto Batuadji Vladimir I. Braginsky W.S. Rendra Wahib Muthalib Wahyu Utomo Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weni Suryandari Wiko Antoni Wina Karnie Winarta Adisubrata Wiwik Widayaningtias Yanto le Honzo Yanuar Widodo Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yudhis M. Burhanudin Yukio Mishima Yulhasni Yuli Yulia Permata Sari Yurnaldi Yusmar Yusuf Yusri Fajar Yuswinardi Yuval Noah Harari Zaki Zubaidi Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zen Rachmat Sugito Zuriati